lxxxiii 13.
Pada pernyataan “Anda selalu menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai target yang ditetapkan”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0
responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0, tidak ada atau 0 responden menyatakan
kurang setuju, 30 orang atau 75 responden menyatakan setuju, dan 10 orang atau 25 responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan
tersebut diketahui bahwa 30 orang atau 75 menyatakan setuju dari pernyataan ini sebagai prestasi kerja karyawan.
14. Pada pernyataan “Anda selalu disiplin dalam bekerja”, dapat digambarkan
bahwa tidak ada atau 0 responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada atau 0, tidak ada atau
0 responden menyatakan kurang setuju, 24 orang atau 60 responden menyatakan setuju, dan 16 orang atau 40 responden menyatakan sangat
setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 24 orang atau 60 menyatakan setuju dari pernyataan ini sebagai prestasi kerja karyawan.
4.3 Hasil Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi
Pearson
Hubungan pembagian kerja dan pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawanpada Bagian Sumber Daya Manusia SDM PT Perkebunan
Nusantara IV Medan Unit Usaha Adolina dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dari pengolahan data yang dilakukan diperoleh sebagai
berikut:
lxxxiv
Tabel 4.7 Korelasi
Correlations
Pembagian Kerja Pendelegasian
Prestasi Kerja Pembagian Kerja
Pearson Correlation 1
.814 .882
Sig. 2-tailed .000
.000 N
40 40
40 Pendelegasian
Pearson Correlation .814
1 .828
Sig. 2-tailed .000
.000 N
40 40
40
Prestasi Kerja Pearson Correlation
.882 .828
1 Sig. 2-tailed
.000 .000
N 40
40 40
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Hipotesis dari pengujian statistik adalah:
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja denganprestasi kerja karyawan. H
1
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja denganprestasi kerja karyawan.
lxxxv H
2
: b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawan.
H
3
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawan.
Tingkat signifikan 5 dengan derajat kebebasan df = 40-2 = 38, maka diperoleh t
tabel
= 2,024. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
1
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
2
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
3
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
4.3.1 Analisis Hubungan Pembagian Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan
Pada Tabel 4.7 diperoleh koefisien atau r = 0,882 dengan nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05. Nilai positif pada koefisien
korelasi menjelaskan apabila pembagian kerja semakin jelas atau terarah maka prestasi kerja karyawan akan semakin meningkat dan sebaliknya apabila
pembagian kerja tidak jelas atau tidak terarah maka prestasi kerja karyawan menurun. Nilai koefisien korelasi r = 0,882 menjelaskan tingkat hubungan antara
pembagian kerja dengan prestasi kerja karyawan sangat kuat. Berdasarkan nilai r tersebut maka t
hitung
dapat dicari sebagai berikut:
t =
r �
n−2 1−r
2
lxxxvi t = 0,882
�
40−2 1−0,882
2
t = 11,537 Pengujian hipotesis:
H : b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja denganprestasi kerja karyawan.
H
1
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja denganprestasi kerja karyawan.
Dengan demikian karena t
hitung
t
tabel
11,537 2,024 maka hipoesis H
ditolak dan hipotesisH
1
diterima. Artinya, terdapat hubungan positif dan signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja karyawanpada bagian
Sumber Daya Manusia SDM PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unit Usaha Adolina. Hal tersebut sesuai dan sejalan dengan hipotesis dan penelitian Dewi
2005 bahwa pembagian kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan bagian produksi PT. DUPANTEX Pekalongan.
Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian
pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres.Disinilah letak
pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi Hasibuan, 2007:33.
lxxxvii
4.3.2 Analisis Hubungan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja Karyawan
Pada Tabel 4.7 diperoleh koefisien atau r = 0,828 dengan nilai probalilitas signifikansinya sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05. Nilai positif pada koefisien
korelasi menjelaskan apabila pendelegasian wewenang semakin jelasmaka prestasi kerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya apabila pendelegasian
wewenang tidak jelas maka prestasi kerja karyawan akan menurun. Nilai koefisien korelasi r = 0,828 menjelaskan tingkat hubungan antara pendelegasian wewenang
dengan prestasi kerja karyawan sangat kuat. Berdasarkan nilai r tersebut maka t
hitung
dapat dicari sebagai berikut:
t =
r �
n−2 1−r
2
t =0,828
�
40−2 1−0,828
2
t = 9,102 Pengujian hipotesis:
H
2
: b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawan.
H
3
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawan.
Dengan demikian karena t
hitung
t
tabel
9,102 2,024 maka hipoesis H
2
ditolak dan hipotesis H
3
diterima. Artinya, terdapat hubungan positif dan signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja karyawanpada bagian
lxxxviii Sumber Daya Manusia SDM PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unit
Usaha Adolina. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis dan penelitian Arief 2007 bahwa secara parsial sistem pendelegasian wewenang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan Samudra Indonesia Group Belawan.
Pendelegasian wewenang mempunyai hubungan yang erat terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan.Hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja yang selalu dikaitkan dalam hal peningkatan prestasi kerja karyawan. Adanya pendelegasian wewenang juga akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Dalam hal ini karyawan dapat melakukan tugas- tugas yang pokok dan strategis dalam kelangsungan dari perusahaan.Kesalahan
dalam pegambilan keputusan diusahakan seminimal mungkin.Adanya pendelegasian wewenang juga melatih karyawan untuk jabatan yang lebih tinggi
apabila didudukinya kelak. Hal-hal diatas jadi akan memepengaruhi prestasi kerja para karyawan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bawahan yang diberikan
delegasi harus bertanggung jawab pada atasannya dan juga harus diperhatikan adalah kepercayaan yang diberikan melalui kekuasaan yang dimiliki oleh
karyawan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga terjalin hubungan yang baik dengan pihak atasan. Apabila pendelegasian wewenang telah efektif
dilaksanakan maka secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan mempermudah bagi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
lxxxix
4.4 Koefisien Determinasi