117
Rozak, Abdul Sayuti, Wahdi, Remaja dan Bahaya Narkoba, Jakarta, Prenada Media Group,2006
Saleh, Roeslan, Dari Lembaran Kepustakaan Hukum Pidana, Jakarta, Sinar Grafika, 1988
Sasangka, Hari, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung, Mandar maju, 2003
Sianturi, S, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penetapannya, Jakarta, Alumni Ahaem Pthaem, 1986
Suhasril, Taufik Makaroa, zakky, Tindak Pidana Narkotika, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2003
Supramono , Wirjono, Asas Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung, PT. Eresco, 1986
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta , PT. Raja Persada, 2003
Siswanto S, politik hukum dalam Undang-undang Narkotika UU no 35 tahun 2009
Tirtaamidjaja, Pokok-pokok Hukum Pidana, Jakarta , Fasco, Grafika, 1994 Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta, Sinar Grafika, 2001
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Universitas Sumatera Utara
118
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
C. Sumber Internet
A. kadarmanta, kejahatan narkotika;extraordinary crime dan extraordinary punishment, http:kejahatan –narkotika-extraordinary-crime.html, diakses tanggal
19 november 2015. Pukul12.01 wib. http:stopnarkobaa.blogspot.co.id201402sejarah-narkotika.html,diaksespada
tanggal 15 Desember 2015,pukul :12,45 Wib http:dedihumas.bnn.go.idreadsectionartikel20111031189sejarah-singkat-
narkoba ,diakses pada tanggal 15 Desember 2015,pukul : 13.00 Wib.
D. lain-lain Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta Balai Pusaka, 1991
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2014 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
Putusan Pengadilan Negeri Medan No Reg.2091Pid.Sus.2013PN.Mdn.
Universitas Sumatera Utara
81
BAB III PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP
TINDAK PIDANA MENURUT UU NO. 35 TAHUN 2009 PADA PUTUSAN REG. 2091PID. SUS. 2013PN.MDN
A. Kasus Reg. No.2091Pid.Sus2013PN.Mdn
85
1. Kronologis Kasus
Dalam penulisan skripsi ini, pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan sanksi terhadap tindak pidana dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2009 pada
perkara Reg. No. 2091Pid.Sus. 2013PN. Mdn, dimana dalam kasus ini terdapat adanya perbuatan Tanpa hak dan Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan dan
Menguasai Atau Menyediakan Narkotika Golongan I berdasarkan pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 ayat 1 UU RI N0.35 Tahun 2009.
Adapun identitas Terdakwa secara Lengkap, yaitu terdakwa bernama Yudi Hasmir Siregar,S.H, tempat dan tanggal lahir Pematang siantar 18 juni 1966,
Umur usia 47 Tahun, jenis kelamin Laki-laki, Berkebangsaan Negara Republik Indonesia, dan bertempat tinggal jalan Dahlia VI No. 279 Kel. Simpang selayang,
Kec. Medan Tuntungan, agama Islam, pekerjaan Terdakwa adalah Wiraswasta dan pendidikan Terakhir S1 Sarjana Hukum
Terdakwa Yudi Hasmir Siregar, SH pada hari rabu tanggal 28 Mei 2013 sekitar pukul 21.00 Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam
Tahun 2013 bertempat di Ruko kuning di jalan Kolonel Sugiono No.6E RT.001 RW. 005, kel. Aur, Kec. Medan Maimun, atau setidak-tidaknya ditempat lain
85
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Reg No.Reg. 2091Pid.Sus. 2013. PN. Mdn
Universitas Sumatera Utara
82
yang masih termasuk daerah Pengadilan Negeri Medan telah melakukan pemufakatan jahat bersama dengan Salmon, untuk melakukan tindak pidana
Narkotika Yaitu Narkotika yaitu memiliki, meyimpan, menguasai, atau menyediakan, Narkotika Golongan I bukan Tanaman shabu-shabu yaitu dengan
berat brutto 6.582,3 gram. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
Rabu, tanggal 29 Mei 2013 sekitara jam 18.00 WIB. Bertempat dijalan pemuda Medan, saksi Matius Kurniawan, Dendi Santoso, Dan Tim dari BNN
RI.Telah melakukan penangkapan kepada sdr. Salmon als Budi terdakwa dalam berkas terendiri karena kedapatan membawa Narkotika Golongan I jenis Shabu
dengan berat brutto 21 gram yang disimpan dibawah jok motor Honda supra fit. Setelah diinterogasi oleh saksi matius Kurniawan, Dendi susanto, dan Tim dari
BNN R.I ternyata sdr Salmon als Budi mendapat Narkotika Golongan I jenis Shabu tersebut dari terdakwa Yudi Hasmir siregar,S.H.
Saksi Matius Kurniawan, Deni santoso dan Tim BNN R.I. berangkat menuju ruko Kuning dijalan colonel sugiono No 6 E RT.001 RW,005
kel,Aur,Kec. Medan Maiumun, langsung menuju kamar dilantai 2, yang langsung mendobrak kamar tersebut dan saat itu terdakwa Yudi Hasmir Siregar,SH dan sdr
Matius als Tunis terdakwa dengn berkas terpisah sedang menghisap Narkotika golongan I jenis shabu, selain itu ditemukan barang bukti :
a. Narkotika Golongan I jenis shabu dengan berat brutto 6.582,3 gram, yang dibeli
terdakwa Yudi Hasmir siregar,S.H. dari AHUA OPO, dengan harga sekitar Rp.650 jutakg.
Universitas Sumatera Utara
83
b. Tabletpil berwarna abu-abu dengan logo “kepala kelinci Playboy”sebanyak
47 butir, yang dibeli dari AME OPO, dengan Harga Rp.75 juta1000 butir. c.
Serbuk warna putih dan merah denga berat brutto 178,4 gram yang dimasukkan di dalam kardus diletakkan dibawah kursi yng ada did lam kamar tersebut.
Kemudian saksi Matius kurniawan, Dendi santoso dan Tim dari BNN R.I .melakukan penggledahan badan terhadap sdr.Matius als.Tunis, saat itu ditemukan
1 satu buah kunci Hotel Grand Elite kamar 436. Saksi Matius Kurniawan dan Tim dari BNN R.I kemudia berangkat
menuju Hotel Grand Elie di jalan Gatot Subroto Medan langsung menuju kamar 436, setelah dibuka tim BNN langsung menangkap Sdr. Hendra Darma als Een
terdakwa dalam berkas tersendiri yang saat itu baru selesai menghisap Narkotika Golongan I jenis shabu dan ditemukan juga barang bukti Narkotika Golongan I
jenis shabu dengan berat 0,5 gram , bong dan korek api, dan saat itu Sdr, Hendra darma als Een sedang ditemani oleh seorang perempuan bernama Tengku Ariani.
Tim BNN R.I melakukan Interogasi kepada saudara, Hendra Darma als Een, yang mengaku kenal dengan Sdr,Martinus als Turnis yang tinggal di Hotel
Grand Elite Kamar 438, dan saat itu ditemukan 2 dua orang perempuan masing- masing bernama Friska Ayuindra dan Putri Ananda. Setelah itu Tim BNN R.I.
langsung melakukan penggledahan di kamar 438 dan ditemukan safety box, kemudian tim BNN R.I memrintahkan kepada sdr Martinus untuk membuka
safety box tersebut, setelah dibuka ditemuakn barang bukti Narkotika Jenis ecstasy sebanyak 14 butir dan jenis shabu dengan berat brutto 1,47 gram.
Universitas Sumatera Utara
84
Berdasarkan Berita Acara Penimbangan Penghitungan dan Penyisihan Barang bukti tanggal 31 Mei 2013 yang disita dari terdakwa Yudi Hasmir
Siregar,S.H, yaitu : a.
Bentuk Kristal dengan berat brutto 6.582,3 gram telah disisihkan untuk dimusnahkan seberat brutto 6.512,3 gram dan untuk diuji secara labolatory
seberat 70 gram. b.
Tablet warna abu-abu logo kepala kelinci “playboy” sebanayk 47 butir telah disisihkan untuk dimusnahkan sebanyak 37 butir dan untuk diuji secara
labolatories sebanyak 10 butir. c.
Serbuk warna merah dan putih dengan berat brutto 178,4 gram telah disisihkan untuk dimusnahkan seberat 168,4 gram dan untuk diuji secara labolatories
seberat 10 gram. Berdasarkan Berita Acara Labolatories No.138 FVI2013UPT LAB UJI
tanggal 11 juni 2013 menerangkan : a.
Bentuk Kristal dengan berat brutto 6.582,3 gram telah disisihkan untuk dimusnahkan seberat brutto 6.512,3 gram dan diuji secara labolatoties seberat
70 gram adalah benar mengandung melamlelamina dan terdaftar dalam golongan I Nomor urut 61 Lampiran Undang-undang R.I.No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika. b.
Tablet warna abu-abu logo kepala kelinci “playboy” sebanyak 47 butir telah disisihkan untuk dimusnahkan sebanyak 37 butir dan untuk diuji secara
labolatories sebanyak 10 butir , adalah benar mengandung 3,4
Universitas Sumatera Utara
85
methylenedioxymethcathinone dan tidak terdaftar dalam lampiran Undang- undang R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
c. Serbuk warna merah dengan berat brutto 21,8 gram ;32,7 gram; dan 89,2 gram
adalah benar mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I Nomor urut 61 Lampiran Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
2. Dakwaan Jaksa penuntut Umum
86
Surat dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan dakwaan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan. Hakim tidak dapat
menjatuhkan pidana di luar batas-batas Dakwaan. Hal hal yang diuraikan dalam dakwaan dapat dilihat dari pasal 143 KUHAP
87
1. Primair : Melanggar pasal 114 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 Undang-Undang
No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dimana menurut pasal ini perbuatan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pelaku dipidana dengan dengan pidana mati, penjara seumur
hidup, atau dipidana penjara paling singkat 6 tahun dan palin lama 20 tahun, pidana dendapaling sedikit Rp.1000.000.000,00 dan paling banyak
10.000.000.000,00 Jaksa penuntut Umum mengajukan dakwaan dengan surat dakwaan No.PDM-
2091 Ep.2 Mdn042013, sebagai berikut :
86
Putusan Pengadilan Negeri Medan, No.Reg. 2091Pid.Sus. 2013. PN. Mdn
87
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983, hal. 1667
Universitas Sumatera Utara
86
2. Subsider : Melanggar Pasal 112 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 Undang-Undang
No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Dimana dalam pasal ini perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I
bukan tanaman sebagaimana diatur dalam ayat 1, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan
paling lama 20 tahun dan denda sebanyak Rp.800.000.000.000,00 dan paling banyak Rp.8.000.000.000,00.
3.Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
88
Penuntutan adalah tindakan umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
Undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan.
89
Definisi diatas mirip dengan definisi Wirjono Prodjodikoro : menuntut seorang terdakwa di muka hakim Pidana adalah menyerahkan perkara seorang
terdakwa dengan berkas perkaranya kepada Hakim, dengan permohonan, supaya Hakim memeriksa dan kemudian memutus perkara pidana itu terhadap
terdakwa.
90
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Medan dengan memperhatikan hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas Nama Terdakwa yang telah
diuraikan diatas. Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan
88
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op.Cit.
89
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, pasal 1 butir 7.
90
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Jakarta : Sumur Bandung, 1876, hal 12
Universitas Sumatera Utara
87
secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa, petunjuk, surat dan barang bukti sebagai berikut :
91
1. Menyatakan terdakwa Yudi Hasmir Siregar,SH. Terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “ Tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan , menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I satu bukan Tanaman beratnya melebihi 5 gram” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 1 UU RI
No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam surat Dakwaan subsider ; 2.
Menjatuhkan terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H. dengan pidana penjara selama 10 tahun dikurangin masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap di
tahan dan denda Rp.1000.000.000, satu miliar Rupiah subs 4 bulan penjara ; 3.
Menyatakan barang bukti berupa : 1.
Narkotika Golongan I bukan Tanaman shabu-shabu 34 bungkus yaitu dengan berat brutto 6.582,3 gram
2. 1 satu Surat izin Mengemudi “A”, Surat izin Mengemudi “C” atas nama
Yudi Hasmir Siregar,S.H., 1 Unit handphone merk HTC, 4 Unit Handphone merk Nokia, 2 Unit handphone merk Blackberry, 1 unit handphone i-Phone,
2 pucuk Pistol angin, 1 kotak jet CO2 tabung gas, 2 kotak peluru, dirampas untuk dimusnahkan. Sedangkan barang yang dikembalikan kepada terdakwa
2 jam tangan, 1kalung beserta Liuntin jangkar,1 gelang, 2 cincin, 4 anak kunci, 1 unit handphone merk Titan V65, 2 timbangan digital, 3 token BCA,
2 laptop merk VAIO SONY, 3 buah hardisk, 2 buah flasdisk, 1buah model
91
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op. Cit.
Universitas Sumatera Utara
88
4G SIRSA WIRELESS, 1 kartu CNI atas nama Yudi Hasmir Siregar,S.H dan elistianingsih, 1 Kartu Tanda anggota sena Airsoftgun Shootong Club
S.A.S.catas Nama Yudi Hasmir.Siregar,S.H, 1 buku catatan bertuliskan rados finest quality organizer International standart, 1 buku catatan warna
hitam bertuliskan agenda klasik,1 buku catatan warna hitam . 4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar perkara sebesar Rp.5000 Lima
Ribu Rupiah;
5. Fakta-Fakta Hukum
92
a. Keterangan Saksi
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri,
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri, dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di muka
siding pengadilan. Dengan perkataan lain hanya keterangan saksi yang diberikan dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan yang berlaku sebagai alat bukti
yang sah pasal 185 1 KUHAP.
93
Keterangan saksi-saksi tersebut saling berhubungan satu sama lain atau mempunyai keterangan yang sama. Berdasarkan keterangan beberapa saksi yang
diperoleh bahwa benar terdakwa melakukan transaksi jual beli atau sebagai perantara dan menyerahkan Narkotika Golongan I.
92
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op. Cit.
93
H.M.A Kuffal, Penerapan KUHAP Dalam Praktik Hukum, Malang: UMM Press, 2004, hlm. 15
Universitas Sumatera Utara
89
1 Matius Kurniawan,di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan Bahwa :
a. Saksi Matius Kurniawan pernah diperiksa penyidik BNN dan semua
keterangan saksi yang di buat BAP adalah benar; b.
bahwa saksi hadir dipersidangan ini sebagai saksi untuk memberikan keterangan sehubungan dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan
oleh terdakwa. c.
Bahwa saat melakukan penangkapan tersebut saksi bersama dengan team saksi.
d. Bahwa saksi menangkap SalmonAls Budi di jalan setia budi.
e. Bahwa saksi melakukan penangkapan Dendi Susanto dan Bersama dengan
team lain yang dipimpin oleh kompol Satria oktoreza,S.IK. f.
Saksi menangkap Salmon Als Budi dijalan pemuda Medan dan pada saat kami menangkap Salmon kami menemukan Narkotika jenis Shabu dengan
berat 21 gram dan Narkotika tersebut didapatkannya dari Yudi Hasmir Siregar terdakwa yang tinggal di ruko kuning Jln. Kolonel sugiono.
g. Selanjutnya saksi langsung melakukan penindakan di ruko kuning
Jln.Kolonel sugiono Medan, petugas langsung naik kelantai 2 dan ditemukan kamar yang sedang terkunci yang dilengkap CCTV, kemudian
kamar tersebut didobrak ditemukan barang bukti Narkotika jenis Shabu dengan brutto 6582,3 gram dan tablet pil berwarna abu-abu dengan kepala
kelinci Playboy” sebanyak 47 butir dan serbuk warn putih dan merah dengan berat brutto 178,4 gram yang dimasukkan didalam kardus
Universitas Sumatera Utara
90
diletakkan dibawah kursi hyang ada dikamar tersebut dan pada saat petugas melakukan pendobrakan pada kamar yang terkunci tersebut,
petugas lainnya berhasil melakukan penangkapan terhadap 2 dua orang laik-laki yang benama Yudi Hasmir Siregar,S.H terdakwa dan Martunis
Als Tunis. h.
Terdakwa mengakui barang tersebut adalah miliknya; i.
Saksi tidak memperoleh barang bukti dari tangan terdakwa namun kami menemukan barang bukti tersebut dikursi terdakwa dalam ruang kerja
terdakwa ; j.
Pada saat itu saksi berhasil mendapatkan 1satu bauh kunci hotel yang kami dapatkan dari hasil melakukan penggledahan pada badan Martunis
dan ternyata itu adalah kunci kamar hotel Grand Elite dikamar 436. k.
Kemudian saksi langsung berangkat menuju Hotel Grand Elite dan menuju kamar 436, setelah sampai disana kami mengetuk pintu dikamar
tersebut dan ketika dibuka, kami langsung menangkap seorang laki-laki yang bernama Hendra Als Een yang saat itu baru saja selesai menghisap
Shabu dan Hendra pada saat itu bersama seorang perempuan yang bernama Tengku Ariani.
l. Martunis Als Tunis juga ikut ke Hotel Grand Elite tersebut dikamar 438,
dan kemudian saksi dan team melakukan penindakan kekamar 438 dan kami menemukan 2 orang Perempuan masing-masing bernama Friska
Ayuindira dan Putri Ananda keduanya mengaku teman Martunis, selanjutnya saksi juga menemukan Safety Box kami memerintahkan
Universitas Sumatera Utara
91
Martunis untuk membukanya dan setelah dibuka kami menemukan barang bukti berupa Narkotika jenis Eketasi sebanyak 14 butir dan shabu seberat
1,47 gram. m.
Terdakwa mengakui barang tersebut adalah miliknnya dan saksi tidak ada melakukan kekerasan dan tekanan terhadap terdakwa.
n. Selain Narkotika saksi juga menemukan senjata api diruangan terdakwa.
o. Pada saat saksi melakukan penangkapan Hendra Darma baru saja selesai
menghisap Shabu dan itu terbukti dengan ditemukannya shabu seberat ½ gram, bong, dan mancis korek api.
2 Dendi Susanto di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan Bahwa :
a. Saksi Matius Kurniawan pernah diperiksa penyidik BNN dan semua
keterangan saksi yang di buat BAP adalah benar; b.Saksi hadir dipersidangan untuk sebagai saksi untuk memberikan
keterangan sehubungan dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh terdakwa.
c. Saat melakukan penangkapan tersebut saksi bersama dengan team saksi.
d. Saksi mengetahui dari info kantor BNN di Medan, dan pada haris selasa
tanggal 28 Mei 2013 saksi dan team berangkat ke Medan. e.
Saksi dan Tim menangkap Salmon Als Budi dijalan pemuda Medan dan pada saat saksi menangkap Salmon saksi menemukan Narkotika jenis
Shabu dengan berat 21 gram dan Narkotika tersebut didapatkannya dari Yudi Hasmir Siregar terdakwa yang tinggal di ruko kuning Jln. Kolonel
sugiono.
Universitas Sumatera Utara
92
f. Selanjutnya saksi dan Tim langsung melakukan penindakan di ruko
kuning Jln.Kolonel sugiono Medan, petugas langsung naik kelantai 2 dan ditemukan kamar yang sedang terkunci yang dilengkap CCTV, kemudian
kamar tersebut didobrak ditemukan barang bukti Narkotika jenis Shabu dengan brutto 6582,3 gram dantablet pil berwarna abu-abu dengan kepala
kelinci Playboy” sebanyak 47 butir dan serbuk warn putih dan merah dengan berat brutto 178,4 gram yang dimasukkan didalam kardus
diletakkan dibawah kursi hyang ada dikamar tersebut dan pada saat petugas melakukan pendobrakan pada kamar yang terkunci tersebut,
petugas lainnya berhasil melakukan penangkapan terhadap 2 dua orang laik-laki yang benama Yudi Hasmir Siregar,S.H terdakwa dan Martunis
Als Tunis. g.
Pada saat itu saksi berhasil mendapatkan 1satu bauh kunci hotel yang kami dapatkan dari hasil melakukan penggledahan pada badan Martunis
dan ternyata itu adalah kunci kamar hotel Grand Elite dikamar 436. h.
Kemudian saksi dan Tim langsung berangkat menuju Hotel Grand Elite dan menuju kamar 436, setelah sampai disana saksi mengetuk pintu
dikamar tersebut dan ketika dibuka, Tim saksi langsung menangkap seorang laki-laki yang bernama Hendra Als Een yang saat itu baru saja
selesai menghisap Shabu dan Hendra pada saat itu bersama seorang perempuan yang bernama Tengku Ariani.
i. Martunis Als Tunis juga ikut ke Hotel Grand Elite tersebut dikamar 438,
dan kemudian saksi dan team melakukan penindakan kekamar 438 dan
Universitas Sumatera Utara
93
kami menemukan 2 orang Perempuan masing-masing bernama Friska Ayuindira dan Putri Ananda keduanya mengaku teman Martunis,
selanjutnya kami juga menemukan Safety Box kami memerintahkan Martunis untuk membukanya dan setelah dibuka saksi dan Tim
menemukan barang bukti berupa Narkotika jenis Ekstasi sebanyak 14 butir dan shabu seberat 1,47 gram.
j. Terdakwa mengakui barang tersebut adalah miliknnya dan saksi tidak ada
melakukan kekerasan dan tekanan terhadap terdakwa. k.
Menguasai ruangan tersebut adalah terdakwa dan saksi tidak memperoleh barang bukti dari tangan terdakwa namun saksi dan Tim menemukan
barang bukti dikursi terdakwa; l.
Selain Narkotika juga ditemukan senjata api dirungan terdakwa. m.
Saat kami melakukan penangkapan tersebut, senjata yang diperoleh itu berada di dinding karena dijadikan koleksi oleh Terdakwa.
3 Martunis Als Tunis
a. Saksi pernah diperiksa BNN;
b. Saksi hadir dipersidangan adalah sebagai saksi untuk memberikan
keterangan sehubungan dengan tindak pidana Narkotika yang dilakukan Terdakwa.
c. Terdakwa dan Saksi hanya sebatas teman bisnis jaul beli mobil saja, kami
tidak mempunyai hubungan keluarga maupun hubungan darah; d.
Saksi pertama kali bertemu dengan terdakwa tahun 2005 dikantor Polisi Militer dikenalkan oleh Teman saksi yang bernama Wahyudi PM
Universitas Sumatera Utara
94
e. Saksi pertama bertemu dengan Terdakwa di Kantor PM, kemudian di
Tanjung Gusta, saksi masuk Rutan dan terdakwa keluar dari Rutan, dan setelah beberapa kemudian sekitar tahun 2012 saksi keluar drai Rutan lalu
kami bertemu lagi diwajir tempat makan sop kambing lalu saksi dan terdakwa membicarakan tentang bisnis jual mobil tersebut;
f. Saksi pernah dihukum di Rutan Tanjung Ghusta selama 8 bulan penjara,
karena pada saat saksi terlibat kasus Narkotika jenis Shabu seberat 200 gram didaerah Darussalam diparkiran Hotel Candi di Wilayah Medan Baru
sekitar tanggal 27 November 2011; g.
Saat itu saksi berada ditempat terdakwa karena saksi mendatangi terdakwa diruko kantor terdakwa karena saksi akan membayar hutang kepada
terdakwa sebesar 8.000.000delapan juta rupiah ; h.
Saat terjadi penggrebekan terdakwa dan saksi lagi menyabu diruang kerja terdakwa, karena kebetulan saksi ada disana maka, akhirnya saksi digledah
serta ditemukan kunci kamar hotel Grand Elite No 436 dan 438 yang disewa saksi sendiri;
i. Kemudian saksi dibawa ke hotel tersebut dan yang berada didalam kamar
tersebut ada 1 orang laki-laki yang bernama Hendra Darma dan 3 orang perempuan yangh bernama Tengku Ariani, Putri Ananda dan Friska
Ayuindira. j.
Ditemukan petugas BNN di kamar 438 di hotel tersebut adalah shabu- shabu seberat 1,47 gram dan 14 butir diduga pil ekstasi dan 2 butir happy
five.
Universitas Sumatera Utara
95
k. Saksi mendapatkan barang bukti tersebut dari teman saksi yang bernama
Hermi. l.
Barang bukti yang ditemukan di hotel tersebut adalah milik saksi yang bernama Hermi;
4 T.Indra Putra; di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan Bahwa:
a. Saksi hadir dipersidangan adalah sebagai saksi untuk memberikan
keterangan sehubungan dengan Tindak Pidana Narkotika yang dilakukan terdakwa;
b. Hubungan saksi dengan perkara ini adalah karena terdakwa yang menyewa
ruko milik saksi; c.
Terdakwa menyewa lantai satu dan dua sementara lantai 3 salmon yang menyewanya;
d. Saksi dahulu bekerja di PT.Jaya Beton, namun saksi sekarang saksi
membuka Rental; e.
Terdakwa menyewa ruko milik saksi sudah 2 Tahun lamanya dan ruko tersebut ada kamarnya, dan harga sewa Rp.5000.000 Tahun
f. Ruko yang disewa terdakwa dengan harga sewa sebesar Rp
5.000.000tahun g.
Saksi sempat bertemu dengan Salmon waktu Salmon dalam keadaan sakit dan beliau hanya mengatakan bahwa saksi jangan percaya dengan media
dengan berita yang ada tentang Terdakwa; h.
Ruko tersebut digunakan terdakwa selain untuk tempat tinggal, juga untuk kantor Terdakwa .
Universitas Sumatera Utara
96
5 Benny Suparna;
a. Saksi hadir dipersidangan adalah sebagai saksi untuk memebrikan
keterangan sehubungan dengan Tindak pidana Narkotika yang dilakukan Terdakwa;
b. Pada saat kejadian penggrebekan itu saksi berada dirumah saksi di jalan
sikambing jadi saksi tidak mengetahui tentang kejadian tersebut; c.
Saksi tidak tahu kenapa Salmon membuat pernyataan tersebut namun saksi hanya sebagai saksi yang isinya tentang “ Kepemilikan Narkotika dijalan
Kolonel sugiono dan saksi melihat ada yang menandatanginya; d.
Tanggal 24 sd 25 agustus 2013 saksi ada berkunjung ke Rutan bersama BTN;
e. Terdakwa memang tinggal di Medan;
f. Saksi tidak tahu apa pekerjaan terdakwa;
g. Yang menyuruh untuk menandatangani surat pernyataan itu adalah Wondi;
b.Surat Surat yang termasuk alat bukti adalah “ surat Resmi’ yang dibuat “Pejabat
Umum” yang berwenang untuk membuatnya, tapi agar surat resmi yang bersnagkutan dapat bernilai sebagai alat bukti dalam perkara pidana, surat resmi
itu harus membuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialami dipejabat, serta menjelaskan dengan tegas alasan keterangan
yang dibuatnya.
94
94
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jakarta : sinar Grafika, 1985, hlmn. 286
Universitas Sumatera Utara
97
Surat dalam perkara berupa Berita Acara Analisis Labolatorium No.138 FVI2013UPT LAB UJI tanggal 11 Juni 2013 menerangkan :
95
a. Bentuk Kristal dengan berat brutto 6.582,3 gram telah disisihkan untuk
dimusnahkan seberat brutto 6.512,3 gram dan untuk diuji secara Labolatories seberat 70 gram adalah benar mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam
Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
b. Tablet warna abu-abu logo kepala kelinci “playboy”sebanyak 47 butir telah
disisihkam untuk dimusnahkan sebanyak 37 butir dan untuk diuji secara labolatories sebanyak 10 butir, adalah mengandung 3,4
methylenedioxymethcathinone dan tidak terdaftar dalam Lampiran UU RI.No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
c. Serbuk merah dengan berat brutto 21,8 gram; 32,7 dan 89,2 gram adalah benar
mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 Lampiran UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
d. Serbuk warna putih dengan berat brutto 34,7 gram adalah negative
mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
5. Pertimbangan Hakim
96
Adanya alasan-alasan yang kuat dalam pertimbangan sebagai Dasar putusan membuat putusan sang Hakim menjadi objektif dan
9595
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op. Cit
96
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op. Cit
Universitas Sumatera Utara
98
berwibawa.
97
Sebelum putusan sampai pada uraian pertimbangan yang menyimpulkan pendapatnya tentang kesalahan terdakwa, fakta, dan keadaan serta
alat pembuktian yang diperoleh dalam pemeriksaan sidang, semestinya dipertimbangkan secara argumentatif, sehingga jelas terbaca jalan pikiran yang
logis dan reasoning yang mantap, yang mendukung kesimpulan pertimbangan Hakim.
98
1. Menyatakan terdakwa Yudi Hasmir Siregar,SH. Terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “ Tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I satu bukan Tanaman beratnya melebihi 5 gram” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 1 UU RI
No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam surat Dakwaan subsider; Menimbang bahwa Penuntut umum dalam Tuntutan pidana terhadap
terdakwa pada pokoknya sebagai berikut :
2. Menjatuhkan terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H. dengan pidana penjara
selama 10 tahun dikurangin masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap di tahan dan denda Rp.1000.000.000, satu miliar Rupiah subs 4 bulan penjara ;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
1. Narkotika Golongan I bukan Tanaman shabu-shabu 34 bungkus yaitu
dengan berat brutto 6.582,3 gram 2.
1 satu Surat izin Mengemudi “A”, Surat izin Mengemudi “C” atas nama Yudi Hasmir Siregar,S.H., 1 Unit handphone merk HTC, 4 Unit
97
Sudikno Mertokusomo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yoyakarta : Liberty, 1999, hal. 27
98
Yahya Harahap,Op. Cit., Hal. 340
Universitas Sumatera Utara
99
Handphone merk Nokia, 2 Unit handphone merk Blackberry, 1 unit handphone i-Phone, 2 pucuk Pistol angin, 1 kotak jet CO2 tabung gas, 2
kotak peluru, dirampas untuk dimusnahkan. Sedangkan barang yang dikembalikan kepada terdakwa 2 jam tangan, 1kalung beserta Liuntin
jangkar,1 gelang, 2 cincin, 4 anak kunci, 1 unit handphone merk Titan V65, 2 timbangan digital,3 token BCA, 2 laptop merk VAIO SONY, 3
buah hardisk,2 buah flasdisk, 1buah model 4G SIRSA WIRELESS, 1 kartu CNI atas nama Yudi Hasmir Siregar,S.H dan elistianingsih, 1 Kartu
Tanda anggota sena Airsoftgun Shootong Club S.A.S.catas Nama Yudi Hasmir Siregar,S.H, 1 buku catatan bertuliskan rados finest quality
organizer international standart, 1 buku catatan warna hitam bertuliskan agenda klasik,1 buku catatan warna hitam .
4. menetapkan agar terdakwa dibebani membayar perkara sebesar Rp.5000 lima Ribu Rupiah;
Berdasarkan Pengajuan dakwaan tersebut, penuntut umum telah mengajukan saksi-saksi, saksi-saksi tersebut memberikan keterangan dibawah
sumpah pada pokoknya sama dengan keterangan Berita Acara yang dibuat oleh penyidik.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut, maka pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa dalam perkara ini dipandang telah cukup
adil dan setimpal dengan kesalahan Terdakwa ; Sesuai dengan pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 ayat 1 UU R.I No.35 Tahun
2009 tentang Tindak Pidana Narkotika dan pasal-pasal dari Undang-undang No 8
Universitas Sumatera Utara
100
Tahun 1981 tentang kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, serta pasal- pasal dari Undang-undang dari peraturan lain yang bersangkutan ;
Selama pemeriksaan perkara berlangsung ternyata tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar dalam diri maupun perbuatan terdakwa,
sehingga terdakwa harus dinyatakan sebagai subjek hukum yang mampu mempertanggungjawabkan menurut hukum Pidana di Indonesia, dan atas
kesalahan yang telah dilakukannya haruslah dijatuhkan pidana yang setimpal dengan perbuatannya :
Terdakwa berada dalam tahanan, maka masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan
memrintahkan pula agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; Mengenai barang bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum di
persidangan akan ditetapkan dalam amar putusan dibawah ini; Sebelum terdakwa dijatuhi pidana perlu dipertimbangkan hal-hal yang
memberatkan dan meringankan. Adapun hal-hal yang memberatkan terhadap terdakwa adalah bahwa Terdakwa sudah pernah dihukum sebelumnya, Terdakwa
berusaha menyangkal padahal sudah tertangkap tangan sehingga mempersulit persidangan, bahwa Barang bukti yang sangat banyak dari tindakannya yang
sudah pernah dihukum dalam perkara Narkotika juga, terdakwa tidak menunjukkan pertobatannya, akibat barang bukti yang sedemikian banyaknya
sudah sangat meresahkan masyarakat Indonesia, dan akibat peredaran Narkotika yang sangat merajalela termasuk yang dilakukan terdakwa ini telah merusak
Universitas Sumatera Utara
101
generasi bangsa Indonesia. Dan adapun yang meringankan terhadap terdakwa adalah bahwa Terkdakwa sopan dipersidangan
5. Putusan Hakim
99
Putusan Hakim adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan Terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dan
segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara diatur dalam Undang-undang ini.
100
Suatu putusan mengenai tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima jika berhubungan dengan perbuatan yang didakwakan tidak ada alasan hukum untuk
menuntut pidana, misalnya dalam hal delik aduan tidak ada surat pengaduan dilampirkan pada berkas perkara atau aduan ditarik kembali, atau delik itu telah
lewat waktu atau alasan Non bis in idem.
101
99
Putusan Pengadilan Negeri Medan, Op. Cit
100
UU No 35 tahun 2009 Tentang Narkotika, Ketentuan Umum Pasal 1 butir 11
101
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, Op.cit., hal 262-263.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut, maka pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa dalam perkara ini dipandang telah cukup
adil dan setimpal dengan kesalahan Terdakwa ; Sesuai dengan pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 ayat 1 UU R.I No.35 Tahun
2009 tentang Tindak Pidana Narkotika dan pasal-pasal dari Undang-Undang No 8 Tahun 1981 tentang kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, serta pasal-pasal
dari Undang-undang dari peraturan lain yang bersangkutan ; Maka Pengadilan Negeri Medan, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
102
1. Menyatakan terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H. tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primair;
2. Membebaskan ia terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa : Yudi Hasmir Siregar,S.H Terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : Tanpa hak atau melawan hukum melakukan pemufakatan jahat menguasai Narkotika Golongan I bukan
Tanaman yang beratnya melebihi 5 gram ; 4.
Menjatuhkan pidana kepada ia terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 18 delapan belas Tahun, serta dipidana denda sebesar
Rp.=1.000.000.000,- satu miliyar Rupiah dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka harus diganti dengan pidana penjara selama 4
bulan; 5.
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
6. Memerintahkan barang bukti berupa;
1. Narkotika Golongan I bukan Tanaman shabu-shabu 34 bungkus yaitu
dengan berat brutto 6.582,3 gram 2.
1 satu Surat izin Mengemudi “A”, Surat izin Mengemudi “C” atas nama Yudi Hasmir Siregar,S.H., 1 Unit handphone merk HTC, 4 Unit
Handphone merk Nokia, 2 Unit handphone merk Blackberry, 1 unit handphone i-Phone, 2 pucuk Pistol angin, 1 kotak jet CO2 tabung gas, 2
kotak peluru, dirampas untuk dimusnahkan. Sedangkan barang yang
Universitas Sumatera Utara
103
dikembalikan kepada terdakwa 2 jam tangan, 1kalung beserta Liuntin jangkar,1 gelang, 2 cincin, 4 anak kunci, 1 unit handphone merk Titan
V65, 2 timbangan digital,3 token BCA, 2 laptop merk VAIO SONY, 3 buah hardisk,2 buah flasdisk, 1buah model 4G SIRSA WIRELESS, 1
kartu CNI atas nama Yudi Hasmir Siregar,S.H dan Elistianingsih, 1 Kartu Tanda anggota sena Airsoftgun Shootong Club S.A.S.catas Nama Yudi
Hasmir.Siregar,S.H, 1 buku catatan bertuliskan rados finest quality organizer international standart, 1 buku catatan warna hitam bertuliskan
agenda klasik,1 buku catatan warna hitam . 7.
Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar baiaya perkara sebesar Rp. 5000; lima ribu rupiah ;
B. Analisis Putusan
Pada kasus Tindak Pidana Narkotika atas nama Terdakwa Yudi Hasmir Siregar, dengan No perkara 2091Pid.Sus2013PN. Mdn. Yang telah diputus
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 13 Febuari 2014. Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan membuktikan bahwa Terdakwa Yudi Hasmir Siregar terbukti
melakukan Tindak Pidana Narkotika yang diatur dalam Undang-undang No 35 Tahun 2009. Dalam kasus tersebut, Jaksa Penuntut Umum dalam surat
Dakwaannya menjatuhkan dakwaan subsider terhadap terhadap Terdakwa, Dalam Surat Dakwaan yang berbentuk subsider di dalamnya dirumuskan
beberapa tindak pidana secara berlapis dimulai dari delik yang paling berat ancaman pidannya sampai dengan yang paling ringan. Akan tetapi yang
Universitas Sumatera Utara
104
sesungguhnya didakwakan terhadap terdakwa dan yang harus dibuktikan di depan sidang pengadilan hanya “satu” dakwaan.
102
1. Primair : Melanggar pasal 114 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 Undang-
Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Adapun Dakwaan yang
dijatuhkan Jaksa penuntut Umum kepada Terdakwa adalah sebagai berikut :
2. Subsider : Melanggar Pasal 112 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 Undang-
Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Analisa kasus yang di temukan di dalam surat Tuntutan Jaksa Penuntut
Umum, Nomor : 2091pid.B2013PN.Mdn. Jaksa Penuntut Umum berkesimpulan bahwa Terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H telah terbukti secara sah meyakinkan
melakukan atau turut melakukan Tindak Pidana Narkotika, yakni dengan tujuan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan I yang
bukan Tanaman melebihi 5 gram serta percobaan atau pemufakatan jahat, sebagaimana diatur dalam pasal 112 ayat 2 Jo. Pasal 132 ayat 1 UU RI No. 35
Tahun 2009, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Unsur Setiap Orang;
Bahwa kata ‘setiap orang’ ini sepadan dengan kata ‘barang siapa’ yang biasa tercantum dalam suatu perumusan delik, yakni suatu istilah yang bukan
merupakan unsur tindak pidana, melainkan unsur pasal, yang menunjukkan kepada siapa saja secara perorangan atau suatu subjek hukum sebagai pendukung
hak dan kewajiban yang melakukan atau telah didakwa melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unsur
102
P.A.F. Lamintang, Theo Lamintang, Pembahasan KUHAP, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hlm. 323
Universitas Sumatera Utara
105
‘setiap orang ‘ ini melekat pada setiap unsur tindak pidana dalam delik tersebut terbukti dan pelakunya dapat dimintai pertanggungjawaban pidana;
Pengertian tersebut dihubungkan dengan surat Dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum, Berdasarkan surat Dakwaan Penuntut Umum telah mengajukan
Yudi Hasmir Siregar sebagai terdakwa dipersidangan, dan Yudi Hasmir Siregar telah mengakui serta membenarkan identitas selengkapnya sebagaimana termuat
dalam berkas Penuntut Umum, maka yang dimaksud ‘Setiap orang’ di sini adalah Terdakwa Yudi Hasmir Siregar selaku orang perorangan’.
2. Unsur Tanpa Hak atau Melawan Hukum;
Unsur penting yang harus dibuktikan dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ini adalah apakah terdakwa memiliki shabu-shabu tersebut adalah secara tanpa
hak atau melawan hukum. Pengertian “tanpa hak” dalam pasal ini adalah pelaku tidak mempunyai hak atau tidak mempunyai ijin dalam melakukan perbuatannya,
sedangkan “melawan hukum” adalah apabila perbuatan tersebut bertentangan dengan Undang-Undang atau norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Tindak Pidana Narkotika menjelaskan bahwa 1 Narkotika Golongan I dilarang
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan. 2 dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia labolatorium serta mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Terdakwa Yudi Hasmir dalam pekerjaannya sehari-hari tidak ada hubungannya dengan Lembaga Penelitian atau Diagnosa
Universitas Sumatera Utara
106
serta tidak memiliki ijin dari Menteri Kesehatan RI sehingga dengan demikian perbuatan Terdakwa Yudi Hasmir Siregar tidak berdasarkan alas hak yang sah
atau tanpa hak atau melawan hukum.
3. Unsur Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman melebihi 5 gram;
Bahwa unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika Golongan I bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram, disusuun secara alternatif
sehingga cukup salah satu perbuatan yang telah terbukti maka unsur pasal tersebut adalah terpenuhi. Berdasarkan keterangan saksi Matius Kurniawan dan Densi
Susanto pada hari selasa tanggal 29 Mei 2013 dan Tim BNN telah melakukan penangkapan terhadap salmon alias budi di jalan setia budi Medan, Sumatera
Utara karena kedapatan membawa Narkotika Golongan I jenis shabu-shabu dengan berat 21 gram setelah diinterogasi salmon alias budi mengatakan bahwa ia
mendapatkan shabu-shabu tersebut dari terdakwa; Saksi dan Tim BNN Ri berangkat menuju ruko kuning di Jalan Kolonel
Sugiono Medan langsung naik kelantai 2 dan mendobrak kamar dan ditemukan barang bukti Narkotika jenis shabu-shabu dengan berat brutto 6582,3 gram dan
Tabletpil berwarna abu-abu dengan logo “kepala kelinciPlayboy” sebanyak 47 butir dan serbuk Warna putih dan merah dengan berat brutto 178,4 gram
dimasukkan didalam kardus diletakkan dibawah kursi yang ada didalam kamar tersebut, petugas lainnya berhasil melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan
Saksi Martunis yang sedang menyabu.
Universitas Sumatera Utara
107
Berdasarkan Berita acara Labolatoris No. 138.FVI2013UPT Lab Uji tanggal 11 juni 2013 diperoleh hasil bahwa barang bukti berupa :
1. Bentuk Kristal dengan berat brutto 6.582,3 gram telah disisihkan untuk
dimusnahkan seberat brutto 6.512,3 gram dan untuk diuji secara Labolatories seberat 70 gram adalah benar mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam
Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Tablet warna abu-abu logo kepala kelinci “playboy” sebanyak 47 butir telah
disisihkam untuk dimusnahkan sebanyak 37 butir dan untuk diuji secara labolatories sebanyak 10 butir, adalah mengandung 3,4
methylenedioxymethcathinone dan tidak terdaftar dalam Lampiran UU RI.No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
3. Serbuk merah dengan berat brutto 21,8 gram; 32,7 dan 89,2 gram adalah benar
mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 Lampiran UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
4. Serbuk warna putih dengan berat brutto 34,7 gram adalah negative
mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU RI No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Berdasarkan pertimbangan yang diuraikan, bahwa penulis berpendapat, maka unsur ketiga ini memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan Tanaman beratnya 5 gram telah terpenuhi dengan perbuatan yang dilakukan Terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H.
Universitas Sumatera Utara
108
4. Unsur percobaan Atau Pemufakatan Jahat.
Unsur percobaan atau pemufakatan jahat yang dimaksud dari unsur ini yaitu adanya “sub percobaan” atau “sub pemufakatan jahat” dimana unsur ini bersifat
alternatif artinya jika salah satu sub unsur terpenuhi maka unsur ini telah terbukti. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan bahwa yang lebih
dahulu ditangkap adalah almarhum Salmon alias Budi, kemudian atas petunjuk Salmon ternyata ia memperoleh Narkotika jenis Shabu-shabu yang dimilikinya
dari terdakwa Yudi Hasmir, dan dengan demikian sudah sangat jelas bahwa terdakwa merupakan pengedar penjual Narkotika terhadap Salmon alias Budi dan
kemungkinan juga kepada orang lain. Berdasarkan kronologis penangkapan terdakwa dijalan Kolonel Sugiono, bahwa terdakwa pada saat itu dengan rekannya
sedang menghisap shabu-shabu bersama di kamar terdakwa, dengan kronoligis tersebut jelas bahwa terdakwa memfasilitasi bagi orang lain untuk menghisap
shabu-shabu dan bersama melakukannya. Dan juga dengan ditemukannya barang bukti shabu shabu dengan berat 6.682,3 gram juga merupakan salah satu bentuk
bukti bahwa terdakwa Yudi Hasmir Siregar memang adalah seorang pengedarpenjaul Narkotika golongan I, karena tidak mungkin dengan barang
bukti sebanyak itu dikonsumsi untuk pribadi melainkan untuk menjualnya kepada orang lain. Dengan Demikian sudah sangat jelas unsur telah terpenuhi bahwa
perbuatan Terdakwa adanya Unsur percobaan atau permufakatan Jahat. Berdasarkan fakta hukum dimulai dari barang bukti, keterangan saksi,
bahwa terhadap putusan Hakim tersebut ditemukan kurang kecocokan terhadap penjatuhan pidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim terhadap terdakwa melalui
Universitas Sumatera Utara
109
pasal 112 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009, karena berdasarkan barang bukti yang ditemukan oleh Tim BNN berupa Narkotika
golongan I bukan tanaman shabu-shabu seberat brutto 6.582,3 gram tersebut sudah sangat jauh melebihi ketentuan yang tercantum dalam pasal 112 ayat 2
yaitu melebihi 5 gram, dapat disimpulkan bahwa dengan barang bukti yang ditemukan begitu banyak sangat tidak masuk akal jika dipakai Terdakwa sendiri,
dan seharusnya juga Majelis Hakim harus mempertimbangkan keadaan atau hal- hal yang mendasar terdakwa menguasai atau memiliki barang sesuai dengan niat
atau tujuan terdakwa untuk memiliki atau menguasai Narkotika tersebut. Jika dilihat dari tujuan atau niat terdakwa tidak hanya untuk konsumsi sendiri
melainkan juga untuk diperjualbelikan mengingat banyaknya barang bukti yang ditemukan tersebut, oleh karena itubahwa penjatuhan pidana yang diberikan
Majelis Hakim terlalu ringan dibandingkan dengan akibat yang ditimbulkan oleh Terdakwa jika ia nantinya menjual kepada Masyarakat. Berdasarkan informasi
yang beredar di Masyarakat bahwa seorang pengedar paling kecil akan membeli shabu-shabu seberat 0,5 gram dengan harga Rp.500.000;, kemudian shabu yang
0,5 gram tersebut akan dibuat menjadi 3 paket dengan harga satu paketnya Rp.200.000, dengan demikian sipengedar akan mendapat untung Rp.100.000;, dan
jika dijual 3 paket, maka korban akan menjadi 3 orang. Dan jika dicermati bila barang bukti yang ditangkap dari terdakwa sebanyak 6.582,3 gram dijual kepada
masyarakat maka terdapat hasilnya 0,5 gram untuk 3 orang, maka kalau 1 gram korbannya adalah 6 orang, dan apabila shabu-shabu sebanyak 6.582,3 gram
dikonsumsi masyarakat dengan 1 gram untuk 6 orang, maka hasilnya adalah
Universitas Sumatera Utara
110
6.582,3 gram X 6 orang maka korbannya adalah sebanyak 39493 orang. Maka agar mengurangi korban Narkotika di Masyarakat sudah sepantasnya terdakwa
dijatuhi hukuman yang lebih tinggi dari putusan Majelis Hakim, Ada baiknya jika Majelis Hakim menjatuhkan sanksi pidana yang jauh lebih berat lagi dari 18
delapan belas tahun penjara dan denda 1000.000.000 satu miliar rupiah subsider 4 bulan penjara, dan penjatuhan Pidana seumur hidup adalah sanksi yang
lebih tepat dan nantinya dapat memberikan efek jera tidak hanya kepada Terdakwa tetapi juga untuk menciptakan rasa takut terhadap Masyarakat agar
tidak melakukan Tindak pidana yang sama dengan Terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H., karena titik berat hukum Pidana adalah kepentingan umum dan
Masyarakat, dan berdasarkan t
eori hukum pidana teori reltif atau teori tujuan berpangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertib hukum
dalam masyarakat. Pidana adalah alat untuk mencegah timbulnya suatu kejahatan dengan tujuan agar tata tertib masyarakat tetap terpelihara. Dalam teori relatif penjatuhan pidana
tergantung dari efek yang diharapkan dari penjatuhan pidana itu sendiri, yakni agar seseorang tidak mengulangi perbuatannya. Hukum pidana difungsikan sebagai ancaman
sosial dan psikis.
Universitas Sumatera Utara
111
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat di simpulkan :
1. Tindak Pidana Narkotika termasuk tindak pidana khusus, dimana ketentuan
yang dipakai termasuk diantaranya hukum acaranya menggunakan ketentuan khusus. Disebut dengan Tindak Pidana Khusus, karena tindak pidana Narkotika
tidak menggunakan KUHPidana sebagai dasar pengaturan, akan tetapi menggunakan Undang-Undang No 35 Tahun 2009. Berdasarkan Undang-
undang No. 35 Tahun 2009 tentang Tindak Pidana Narkotika untuk “pengedar” dan “pengguna” dikenal ada dua jenis sistem perumusan jenis sanksi pidana
strafsoort yaitu sistem perumusan kumulatif-alternatifcampuran-gabungan antara mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara, pidana denda pasal
114, 115, 118, 119 UU Narkotika. Kemudian untuk sistem perumusan lamanya sanksi pidana strafmaat dalam UU Narkotika juga terdapat dua
perumusan yaitu fixed indefinite sentence system atau sistem maksimum dan determinate sentence sistem.Dalam UU Narkotika No 35 Tahun 2009 sanksi-
sanksi yang diberikan pada tindak pidana Narkotika antara lain: Tindak Pidana Orang Tua Wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur pasal 128,
Tindak Pidana Dilakukan oleh Korporasi pasal 130, Tindak Pidana bagi orang yang tidak melaporkan adanya tindak pidana Narkotika pasal 131,
Tindak pidana terhadap percobaan atau pemufakatan jahat melakukan tindak pidana Narkotika dan prekusor pasal 132, Tindak pidana bagi Menyuruh,
Universitas Sumatera Utara
112
memberi, membujuk, memaksa dengan kekerasan pasal 133, tindak pidana Narkotika yang tidak melaporkan diri pasal 134, tindak pidana Narkotika bagi
pengurus Industri Farmasi tidak melakukan kewajiban. pasal 135, Tindak pidana terhadap hasil-hasil Tindak pidana Narkotika pasal 137, Tindak pidana
terhadap orang yang menghalangi atau mempersulit penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pasal 138, Tindak Pidana bagi Nahkoda atau kapten
penerbang yang tidak melaksanakan ketentuan pasal 27 dan 28 pasal 139, Tindak pidana bagi PNS, Penyidik BNN yang tidak melaksanakan ketentuan
barang bukti pasal 140, Tindak Pidana bagi kepala kejaksaan Negeri yang tidak melaksanakan ketentuan pasal 91 ayat 1 pasal 141, Tindak pidana bagi
petugas labolatorium yang memalsukan hasil penguji pasal 142, Tindak pidana bagi saksi yang memberikan keterangan tidak benar pasal 143, tindak
pidana bagi setiap orang yang melakukan pengulangan tindak pidana pasal 144, tindak pidana yang dilakukan Pimpinan Rumah Sakit,dll pasal 147, dan
pasal 136 bagi prekursor Narkotika serta hasil-hasil yang diperoleh dari tindak pidana Narkotika.
2. Kasus tindak pidana Narkotika berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Medan
dengan perkara No Reg. 2091Pid.Sus2013PN. Mdn atas nama Terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H dimana majelis hakim Menjatuhkan putusan
berdasarkan pasal 112 ayat 2 Jo pasal 132 ayat 1 UU RI No.35 Tahun 2009 dengan sanksi pidana penjara selama 18 delapan belas Tahun dan denda
sebanyak Rp.1000.000.000 satu miliar rupiah subsider 4 bulan penjara. Berdasarkan barang bukti yang ditemukan begitu banyak sangat tidak masuk
Universitas Sumatera Utara
113
akal jika dipakai Terdakwa sendiri, dan seharusnya juga Majelis Hakim mempertimbangkan keadaan atau hal-hal yang mendasar Terdakwa menguasai
atau memiliki barang tersebut sesuai dengan niat atau tujuan terdakwa untuk memiliki atau menguasai Narkotika tersebut. Dapat disimpulkan bahwa tujuan
atau niat terdakwa tidak hanya untuk konsumsi sendiri melainkan juga untuk diperjualbelikan mengingat banyaknya barang bukti yang ditemukan
tersebut,oleh karena itu bahwa penjatuhan pidana tersebut terlalu ringan diberikan kepada Teradakwa Yudi Hasmir Siregar dibandingkan dengan akibat
yang ditimbulkan oleh terdakwa jika ia nantinya menjual kepada masyarakat. Ada baiknya jika Majelis Hakim menjatuhkan sanksi pidana yang jauh lebih
berat lagi dari 18 delapan belas tahun penjara dan denda 1000.000.000 satu miliar rupiah subsider 4 bulan penjara, penjatuhan pidana seumur hidup adalah
sanksi yang lebih tepat dan nantinya dapat memberikan efek jera tidak hanya kepada Terdakwa tetapi juga untuk menciptakan rasa takut terhadap
masyarakat agar tidak melakukan Tindak pidana yang sama dengan Terdakwa Yudi Hasmir Siregar,S.H.
3. SARAN
1. Perlunya pengkajian lebih dalam terhadap dakwaan, tuntutan, pertimbangan
hakim dan putusan Hakim serta unsur-unsur yang terkandung dalam suatu perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dalam suatu perkara agar tidak terjadi
penyalahgunaan wewenang oleh Hakim dan Jaksa Penuntut Umum demi Menjunjung tinggi keadilan.
Universitas Sumatera Utara
114
2. Majelis Hakim sebelum menjatuhkan putusan seharusnya terlebih dahulu
melihat tujuan dan Niat dari Terdakwa dalam melakukan tindak pidana Narkotika yang terungkap dipersidangan, agar penjatuhan sanksi pidananya
Tepat.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB II FORMULASI PERBUATAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN
PIDANA DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA MENURUT UU NOMOR 35 TAHUN 2009
A. Sejarah Tindak Pidana Narkotika
1. Sejarah Narkotika Secara Umum
Pada dasarnya Narkotika adalah obat penghilang rasa sakit dan juga mengubah perasaan dan pikiran. Pada tahun 2000 SM sebelum masehi, dikenal
sebuah tanaman bernama Papavor somniveritumcandu, dan tumbuhan tersebut juga tumbuh di berbagai wilayah seperti China, India dan beberapa Negara
lainnya. Kemudian pada tahun 330 SM sebelum masehi seseorang bernama Alexander The Great mulai mengenalkan candu di India dan Persia, pada saat itu
orang India dan Persia menggunakan candu tersebut saat jamuan makan dan saat santai.
37
Pada sejarah Mesir kuno bahwa orang Romawi dan Mesir pada tahun 1700-an, telah menggunakan Narkotika sejenis daun poppy dengan cara dikunyah
yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan anak. Kalau sebelumnya candu digunakan dengan cara dikunyah maka pada tahun 1805
Morphin mulai dikenalkan untuk menggantikan candu opium, morphin tersebut ditemukan oleh seorang dokter bernama Friedrich Wilhelim Sertuner. Dokter
tersebut menemukan morphin yang bahan dasarnya modifikasi candu ditambah
37
Abdul Rozak Wahdi Sayuti, Remaja dan Bahaya Narkoba, Jakarta: Prenada Media group, 2006 , hal.30
Universitas Sumatera Utara
36
amoniak. Dan saat terjadinya perang morphin tersebut sangat banyak digunakan untuk mengobati tentara yang terluka disaat perang.
38
Pada tahun 1874 seorang ahli kimia dari Inggris bernama Alder Wright melakukan penelitian dengan cara merebus cairan morphin dan dicampur dengan
asam anhidrat, kemudian hasil campuran tersebut dilakukan percobaan kepada seekor anjing dan hasilnya anjing tersebut tiarap, ketakutan, mabuk dan muntah-
muntah, kemudian pada tahun 1898 pabrik obat Bayern memproduksi obat tersebut dengan nama heroin yang dijadikan sebagai obat penghilang rasa sakit.
Selain morphin heroin adalagi jenis lain yaitu kokain ery throxylor coca berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya
digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.
39
Pada tahun 1853 seorang dokter bernama Alexander Wood Edinburg menemukan jarum suntik, morphin menjadi sangat banyak disalahgunakan untuk
Tahun 60-70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah Golden Triangle yaitu Myanmar, Thailand Laos. Dengan produksi: 700 ribu
ton setiap tahun. Juga pada daerah Golden Crescent yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika. Di akhir tahun 70-
an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat
juga dalam bentuk obat-obatan.
38
http:digilib.uinsby.ac.id108435bab2.pdf, diakses pada tanggal 15 desember 2015, pukul 12;40 Wib
39
. http:stopnarkobaa.blogspot.co.id201402sejarah-narkotika.html,diakses, pada
tanggal 15 Desember 2015,pukul :12,45 Wib
Universitas Sumatera Utara
37
menggunakan Narkoba tersebut. Kemudian pada tahun 1874 para ahli kimia mulai mengubah struktur morphin membuat morphin menjadi obat yang tidak
menyebabkan ketagihan. Seorang ahli kimia bernama CR.Wright menemukan sintesis heroin dengan cara memanaskan morphin. Pada tahun 1939 dilakukan
penelitian Narkotika sintetis dan semi sintetis dan sintetis pertama diproduksi di Jerman dan diberi nama Petidine.
Pada tahun 1923 Badan Obat Amerika FDA melarang melarang semua bahan narkotika terutama heroin, tetapi walaupun hal tersebut sudah dilarang, para
pengguna kemudian mulai mencari bahan tersebut di pasar gelap Narkoba, dan pasar gelap tersebut adalah Chinatown, New york. Narkoba tersebut umumnya
disalahgunakan yang kemudian dapat menimbulkan berbagai tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, karena pengguna akan selalu membutuhkan uang
untuk memenuhi kebutuhannya demi membeli Narkoba.
40
2. Sejarah Tindak Pidana Narkotika di Indonesia
Pada tahun 1960 an, penyebaran candu dunia berada pada daerah segitiga emas yaitu meliputi negara Myanmar, Thailand dan Laos dan kemudian dikenal
istilah Bulan sabit emas meliputi negara Pakistan, Iran, Afganistan.
Di Indonesia sendiri Narkoba jenis opium sudah ada pada jaman penjajahan belanda yaitu sebelum terjadinya perang dunia II dan sebagian besar pemakai
candu opium saat itu adalah orang China, pemerintah Belanda memberikan tempat untuk menggunakan candu tersebut dan juga mengatur peredarannya dan
pengadaannya. Pada saat itu orang China menggunakan candu dengan cara
40
ibid
Universitas Sumatera Utara
38
tradisional yaitu dengan cara menghisap dengan menggunakan Pipa panjang, penggunaan candu tersebut legal dan dilindungi oleh Undang-undang, kemudian
setelah Jepang tiba dan kemudian melakukan penjajahan di Indonesia, pemerintah Jepang menghapuskan Undang-Undang tersebut Brisbane ordinance. Kemudian
setelah Indonesia merdeka, pemerintah membuat Undang-Undang yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi obat berbahaya dan saat itu
diberikan wewenang kepada menteri kesehatan untuk mengatur State gaette No 419 ,1949.
41
Sejarah narkotika cukup panjang, sekarang ini Narkotika digunakan untuk keperluan medis di Rumah Sakit, misalnya saat akan melakukan operasi, Tetapi
disisi lain ada juga yang menggunakan hanya untuk kesenangan maka disebut sebagai peredaran gelap. Karena penggunaan Narkotika akan dapat menyebabkan
ketergantungan, dan efek samping yang paling serius sebagai akibat dari Pada tahun 1976 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang
Nomor 9 tahun 1976 tentang Narkotika, Undang-Undang tersebut mengatur tentang peredaran gelap, terapi dan rehabilitasi korban pecandu Narkotika, karena
semakin maraknya peredaran gelap narkotika Undang-Undang tersebut direvisi dan dibuat Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 Tentang Narkotika, dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997, kemudian dibuat lagi Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika dan berlaku sampai dengan sekarang.
41
http:dedihumas.bnn.go.idreadsectionartikel20111031189sejarah-singkat- narkoba ,diakses pada tanggal 15 Desember 2015,pukul : 13.00 Wib.
Universitas Sumatera Utara
39
penyalahgunaan Narkotika adalah kematian, tentu tidak satupun diantara kita yang menginginkannya, oleh karena itu jauhi Narkotika sekarang juga.
3. Sejarah Pengaturan Undang-Undang Narkotika di Indonesia Dalam sejarah Perundang-Undangan yang mengatur tentang Narkotika,
dapat dibagi menjadi beberapa tahap,yakni : a.
Masa berlakunya berbagai Ordonantie Regie; b.
Masa berlakunya Verdovende midellen Ordonantie stbl 1972 Nomor: 278 jo No. 536 yang diterjemaahkan dengan UU Obat Bius;
c. Masa berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika;
d. Masa berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
Jadi pengaturan Narkotika dalam Perundang-Undangan sudah sejak Zaman Hindia Belanda, yaitu yang tertua adalah pada Tahun 1972, berikut mengenai
tahapan-tahapan dalam UU tersebut : a. Masa berlakunya berbagai Ordonantie Regie
Pada masa ini, pegaturan Narkotika tidak seragam setiap wilayah mempunyai Ordonantie sendiri-sendiri. Misalnya :
1. Bali Regie Ordonantie; 2. Jawa Regie Ordonantie;
3. Riau Regie Ordonantie; 4. Aceh Ordonantie Regie;
5. Borneo Regie Ordonantie; 6. Celebbes Regie Ordonantie;
Universitas Sumatera Utara
40
7. Tapanuli Regie Ordonantie; 8. Ambon Regie Ordonantie;
9. Timor Regie Ordonantie. Dari berbagai macam Regie ordonantie tersebut yang paling tua adalah Bali
Regie Ordonantie termuat Stbl 1872 Nomor 76. Disamping itu masalah Narkotika juga diatur dalam:
10. Morphine Regie Ordonantie stbl 1911 Nomor 373,stbl 1911 Nomor 484 dan Stbl 1911 Nomor 485;
11. Ooskust Regie Ordonantie Stbl 1911 Nomor 494 dan 644, Stbl 1912 Nomor 255;
12. Westkust Regie Ordonantie Stbl 1914 Nomor 562,Stbl 1915 Nomor 425; 13. Bepalingen Opium Premien Stbl 1916 Nomor 630 dan sebagainya.
Jumlah semua peraturan yang tersebar tersebut adalah 44 buah.
42
Undang-undang tanggal 12 Mei 1972 Stb.27-278 Jo.536 diberlakukan Tahun 1928.Disempurnakan dengan lembaran Tambahan tanggal 22 Juli dan 3 Februari
1928.Dalam seminar kriminologi II 28-30 September 1972 dibahas kelemahan- kelemahan yang terdapat dalam UU obat bius ini. Dari situlah mulai diberlakukan
perombakan dengan pembaharuan dan penyempurnaan Perundang-Undangan Narkotika agar lebih efektif dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika.
b. Masa berlakunya Verdovende Midellen Ordonantie stbl 1972 Nomor: 278 jo No. 536 yang diterjemaahkan dengan UU Obat Bius;
42
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung : Mandar maju, 2003, hal.162
Universitas Sumatera Utara
41
Dalam seminar tersebut berpendapat tentang kekurangan-kekurangan dan ketidakserasian Undang-Undang Obat Bius yang dimaksud, diantaranya :
a. Belum adanya badan yang bertingkat Nasional dan tetap dengan
kewenangan dalam menangani masalah penyalahgunaan narkotika. b.
Belum adanya ketentuan khusus tentang wajib lapor penyalahgunaan Narkotika.
c. Belum adanya pernyataan, persistimatisan dalam ketentuan hukum.
d. Tidak adanya keseragaman dalam pengertian tentang narkotika.
e. Ringannya sanksi jika dilihat dari akibat penyalahgunaan Narkotika.
f. Tidak ada ketegasan di antara ketentuan hukum pidana dan acaranya
g. Tidak adanya ketegasan pembatasan pertanggungjawaban pidana terhadap
pemakai, pemilik, penjual atau pengedar dan penyimpan Narkotika.
43
c. Masa berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika; Lahirnya Undang-Undang ini menandakan bahwa pemerintah begitu
memperhatikan terhadap penyalahgunaan Narkotika. Pada dasarnya undang- undang ini tidak mampu mengatasi masalah yang terjadi baik yang berkaitan
dengan penggunaan maupun dengan cara penindakan yang harus dilakukan. Mengingat perkembangan kualitas kejahatan Narkotika ini sudah menjadi
ancaman yang sangat serius bagi kehidupan manusia yang mana modus operandi dari peredaran Narkotika mampu mengguncang dunia, maka diadakan kembali
suatu perubahan.
44
d. Masa berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
43
Susi Adisti, Belenggu Hitam Pergaulan Hancurnya Generasi Akibat Narkoba Jakarta: Restu agung, 2007, hal.104
44
Ibid hal.106
Universitas Sumatera Utara
42
Konteks penyelesaian dan penanggulangan penyalahgunaan Narkotika, pemerintah Indonesia juga melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga
internasional untuk secara serius memerangi peredaran gelap Narkotika, seperti tercantum dalam rangkaian penjelasan Undang-Undang yang meratifikasi
menandatangani dan mengesahkan United Nation Convention Against Lllicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, hasil konvensi PBB yang
disahkan oleh DPR pada tanggal 31 Januari 1997 dan dijadikan acuan terbentuknya UU No 22 Tahun 1997. Dalam UU No 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika pada Bab XII memuat ketentuan tentang tindak pidana sanksi pidana penyalahgunaan Narkotika. Ketentuan tindak pidana dikenakan pada pelaku yang
secara umum dikelompokkan dalam tiga bentuk, yakni penyalahgunaan Narkotika, Peredaran Narkotika, dan penjualan Narkotika.
45
Maka untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang sangat merugikan dan membahayakan kehidupan masyarakat,
e. Masa berlakunya Undang-Undang No 35 Tahun 2009. Tindak pidana Narkotika di dalam masyarakat menunjukkan kecenderungan
yang semakin meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang meluas, terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan generasi muda
umumnya. Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang yang secara bersana-sama, bahkan
merupakan suatu sindikat yang terorganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik ditingkat Nasional.
45
Abdul rozak Wahdi sayuti, Op.,cit., hal.47
Universitas Sumatera Utara
43
bangsa, dan Negara, pada sidang umum Mejelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2002 melalui ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor VIMPR2002 telah merekomendasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia
untuk melakukan perubahan atas Undang-undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Selain itu untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan
Narkotika dan mencegah serta memberantas peredaran gelap Narkotika, dalam Undang-Undang ini diatur juga mengenai prekursor Narkotika kerena Prekursor
Narkotika merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika. Dalam Undang-Undang ini dilampirkan
mengenai Prekursor Narkotika dengan melakukan penggolongan terhadap jenis- jenis prekursor Narkotika serta sanksi pidana bagi penyalahgunaan Prekursor
Narkotika untuk pembuatan Narkotika. Bahkan, demi mengefektikan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan prekursor
Narkotika, diatur mengenai penguatan Lembaga yang sudah ada yaitu Badan Narkotika Nasional BNN.
B. Perbuatan Pidana Narkotika Dan Jenis-Jenisnya.