Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Penelitian 1. Psychological well-being

36

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab 3 tiga ini dipaparkan penjelasan mengenai variabel penelitian, definisi dari masing-masing varibel, populasi dan sampel penelitian., dijelaskan juga metode dan alat yang digunakan untuk pengumpulan data, validitas dan realibilitas alat ukur, prosedur penelitian, dan yang terakhir metode analisis data yang digunakan. Berikut adalah pemaparan masing-masing sub-topik.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi Variabel digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Variabel – variabel yang terlibat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel tergantung : Psychological well-being caregiver lansia 2. Variabel bebas

: Status Kelembagaan Panti Jompo

B. Definisi Operasional Penelitian 1. Psychological well-being

Psychological well-being caregiver lansia adalah hasil evaluasi atau penilaian caregiver terhadap pengalaman merawat lansia di panti jompo berdasarkan dimensi-dimensi psychological well-being dari Ryff, yang ditandai dengan tinggi rendah skor pada dimensi tersebut. Skor tinggi artinya mampu menerima diri apa adanya, mampu membentuk hubungan yang baik dengan lansia, memiliki kemandirian, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki tujuan hidup, serta mampu mengembangkan potensi diri. Sedangkan skor rendah artinya tidak Universitas Sumatera Utara 37 mampu menerima diri apa adanya, sulit membentuk hubungan yang baik dengan lansia, tidak memiliki kemandirian, sulit mengontrol lingkungan eksternal, tidak memiliki tujuan hidup, serta sulit mengembangkan potensi diri. Berikut adalah penjelasan dari setiap dimensi : a. Penerimaan diri Penerimaan diri adalah seberapa tinggi caregiver mampu menilai kelebihan serta kekurangan dalam dirinya secara positif, mampu menerima dan memandang dirinya secara positif. 1 Jika memiliki skor yang tinggi artinya memiliki pandangan yang positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima kelemahan serta kelebihan yang dimilikinya, berpikir positif tentang masa lalu 2 Jika memiliki skor rendah artinya merasa tidak puas dengan diri sendiri, merasa kecewa dengan pengalaman di masa lalu, tidak mampu menerima kelemahan diri, lebih nyaman menjadi pribadi yang berbeda daripada harus jadi diri sendiri. b. Hubungan positif dengan orang lain Hubungan positif dengan orang lain adalah seberapa tinggi caregiver mampu menilai dirinya dalam menjalin relasi yang hangat, saling percaya, berempati dan bekerjasama dengan lansia. 1 Jika memiliki skor tinggi artinya merasa hangat, puas, dan rasa percaya kepada orang lain, memikirkan kesejahteraan lansia, mampu berempati, dan memiliki rasa saling tolong-menolong Universitas Sumatera Utara 38 2 Jika memiliki skor rendah artinya tertutup, tidak percaya pada lansia, kesulitan untuk memiliki hubungan yang hangat dan terbuka dengan lansia, selalu terisolasi, sering merasa frustasi dalam hubungan interpersonal c. Tujuan Hidup Tujuan hidup adalah seberapa tinggi caregiver mampu menilai dirinya dalam menentukan dan mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, mampu memandang masa lalu dan masa kini sebagai sesuatu yang bermakna. 1 Jika memiliki skor tinggi artinya memiliki tujuan hidup, merasa bahwa pengalaman masa lalu dan masa sekarang berdampak penting dalam kehidupannya, memegang keyakinan yang teguh akan tujuan, memiliki arah hidup yang baik 2 Jika memiliki skor rendah artinya tidak memiliki tujuan hidup, kurang memiliki arah dan tujuan; tidak dapat melihat makna dari setiap pengalaman yang terjadi di masa lalu, tidak memiliki keyakinan akan makna hidup yang baik. d. Pertumbuhan diri Pertumbuhan diri adalah seberapa tinggi caregiver mampu untuk mengembangkan diri, merealisasikan potensi dirinya dan terbuka terhadap pengalaman baru 1 Jika memiliki skor tinggi artinya memiliki keyakinan untuk selalu berkembang, terbuka pada pengalaman baru, menyadari kemampuan dan potensi yang dimilikinya, selalu memperbaiki diri dan perilaku Universitas Sumatera Utara 39 2 Jika memiliki skor rendah artinya tidak dapat berkembang, kurang memiliki kemampuan untuk memperbaiki atau memperluas pengetahuan, merasa bosan dan tidak tertarik, merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang baru. e. Otonomi Otonomi adalah seberapa tinggi caregiver mampu menentukan hidupnya sendiri secara mandiri, dapat mengevaluasi perilakunya berdasarkan nilai dan standar pribadinya. 1 Jika memiliki skor yang tinggi artinya independen, mampu menghadapi tekanan sosial, mampu mengambil keputusan dan tindakan dalam situasi tertentu, dapat mengevaluasi diri sesuai dengan standar pribadi. 2 Jika memiliki skor rendah artinya bergantung pada ekspektasi dan evaluasi dari orang lain, mempercayai penilaian orang lain untuk membuat keputusan yang penting, tidak mampu menghadapi tekanan sosial.

2. Status Kelembagaan Panti Jompo

Status kelembagaan panti jompo adalah kepemilikan terhadap panti jompo yaitu: panti jompo milik pemerintah dan milik swasta. Panti jompo milik pemerintah adalah panti jompo yang berada dalam naungan direktorat pelayanan sosial lanjut usia departemen sosial republik Indonesia, dan panti jompo milik swasta adalah panti jompo yang tidak berada dalam naungan direktorat pelayanan sosial lanjut usia, bersifat berdiri sendiri dan dimiliki oleh yayasan sosial yang mengorganisir panti secara langsung. Universitas Sumatera Utara 40

C. Subjek Penelitian 1. Populasi