caregiver formal berdasarkan status kelembagaan panti jompo tidak signifikan. Peneliti dapat menyimpulkan hipotesis 7 dalam penelitian ini ditolak.
B. PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan psychological well-being caregiver formal berdasarkan status kelembagaan panti
jompo. Hipotesis penelitian ini adalah adalah terdapat perbedaan psychological well-being caregiver formal berdasarkan status kelembagaan panti jompo.
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, yaitu hasil pengujian hipotesis yang pertama dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak dengan nilai
signifikansi uji-t sebesar 0.429, nilai p hitung lebih besar dari 0.05 tabel 12 . dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan psychological well-being
caregiver formal berdasarkan status kelembagaan panti jompo tidak signifikan. Hasil penelitian ini akan dibahas melalui enam dimensi dari psychological well-
being. Menurut Ryff dalam Ryff Keyes, 1995 pondasi untuk diperolehnya psychological well-being dapat dilihat melalui dimensi psychological well-being
yang terbagi dalam enam yaitu: penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, pertumbuhan diri, penguasaan lingkungan, dan otonomi.
Berdasarkan hasil pengukuran pada penelitian ini, perbedan dimensi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, pertumbuhan diri, dan
otonomi tidak signifikan antara caregiver formal panti jompo pemerintah dan swasta.
Pada dimensi hubungan pribadi dengan orang lain dan penerimaan diri tidak signifikan pada penelitian. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan adanya faktor
Universitas Sumatera Utara
dukungan sosial. Dukungan sosial memiliki kaitan dengan psychological well- being. Dukungan sosial didefinisikan sebagai tindakan bersifat membantu yang
melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumental dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya House Kahn, 1985.
Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi dapat menjadikan individu lebih sejahtera dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan
datang, dan lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis. Ketika individu berfungsi dengan baik secara psikologis, maka hal tersebut akan berpengaruh pada
psychological well-being. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee, Brennan Daly 2001 menyatakan bahwa perbedaan pada dimensi hubungan positif dan
penerimaan diri tidak signifikan pada caregiver lansia yayasan A dan yayasan B. Hal ini dikarenakan kedua yayasan memiliki program berupa peer support untuk
para caregiver lansia. Peer support diadakan agar sesama caregiver lansia dapat berbagi pengalaman dan masalah seputar dengan pengasuhan lansia, caregiver
secara aktif mendengarkan keluhan antar sesama caregiver dan saling berbagi solusi serta saling mendukung antar caregiver. Adanya dukungan tersebut,
caregiver merasa dirinya dicintai, dipedulikan, dihargai, merasa bagian dari kehidupan sosial Lee, Brennan Daly, 2001
Well-being caregiver berkaitan dengan sense of control. Sense of control adalah perasaan memiliki kontrol dalam diri seseorang terhadap berbagai hal dalam
hidupnya Reban, 2004. Adanya pengontrolan diri inilah yang dibutuhkan seseorang untuk mampu menghadapi berbagai situasi dalam menjalankan peran
mereka secara aktif Reban, 2004. Caregiver di panti jompo pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
memiliki kontrol diri yang baik, sehingga dapat melakukan berbagai peran dalam lingkungan sekitar hal ini menunjukkan perbedaan tingkat dimensi otonomi yang
tidak signifikan Samantha, 2014. Pada dimensi penguasaan lingkungan ternyata memiliki perbedaan yang
signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis, dimana nilai p = 0.029, nilai p lebih kecil dari 0.05. Sehingga, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
dimensi penguasaan lingkungan pada caregiver formal di panti jomp pemerintah dan swasta. Nilai mean yang diperoleh oleh caregiver formal di panti jompo
pemerintah sebesar 30.53, lebih tinggi 1.7 poin dari caregiver formal panti jompo swasta yang memiliki nilai mean sebesar 28.83. Berdasarkan perbandingan mean
tersebut dapat dikatakan bahwa caregiver formal di panti jompo pemerintah memiliki penguasaan situasi dan lingkungan sedikit lebih baik dari caregiver
formal di panti jompo swasta. Hal ini sesuai dengan pendapat Simons dkk 2012 yang menyatakan bahwa primary caregiver di panti jompo pemerintah memiliki
pengaturan dan penguasaan lingkungan sekitar lebih bain daripada caregiver di lembaga lain. Hal ini sebabkan bagi caregiver di panti jompo pemerintah
memungkinkan interaksi dan komunikasi yang baik dengan individu di panti jompo dikaitkan dengan meningkatnya dukungan sosial dan kebahagiaan.
Adanya interaksi dan komunikasi yang baik tersebut dapat membantu caregiver untuk mampu menangani berbagai peran dan permasalahan dalam hidupnya
Greene, 2012. Penelitian Kim McJenry 2002 dilakukan kepada 100 caregiver lansia berusia 25-30 tahun. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada dimensi penguasaan lingkungan caregiver lansia.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain dilakukan Ghasemi 2014 di Iran kepada 200 caregiver yang dipilih secara acak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa caregiver formal di
rumah sakit I memiliki pengembangan diri dan pemahaman terhadap pasien dan lingkungan yang lebih baik daripada caregiver rumah sakit II, sehingga responden
memiliki skor yang tinggi pada dimensi penguasaan lingkungan, penerimaan diri, otonomi, dan tujuan hidup. Adanya penguasaan lingkungan yang baik
memungkinkan individu memiliki kedewasaan dan kesehatan mental yang positif Ryff Singer, 2006. Menurut Marcia Schulz 2000 pengalaman yang ditemui
sehari-hari dan interpretasinya terhadap pengalaman tersebut merupakan pengaruh utama dalam pertumbuhan dan perkembangan psychological well-being caregiver
terutama pada dimensi penguasaan lingkungan. Pengalaman sehari-hari meliputi tantangan dan tugas dengan lansia membuat caregiver memahami apa yang
dibutuhkan dan tidak disukai oleh lansia. Selain itu Ryff Essex dalam Rahayu, 2008 menyatakan bahwa pengalaman hidup sebagai evaluasi diri bagi individu
memiliki pengaruh yang penting terhadap psychological well-being, terutama pada dimensi penguasaan lingkungan , tujuan hidup, dan hubungan positif dengan orang
lain.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada bagian pertama akan diuraikan
mengenai kesimpulan penelitian, yang berisi rangkuman hasil penelitian yang dibuat berdasarkan analisa dan pembahasan data yang telah diperoleh sebelumnya.
Setelah itu, akan diuraikan saran-saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian yang akan datang
A. KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan perbedaan psychological well-being caregiver formal
berdasarkan status kelembagaan panti jompo tidak signifikan 2.
Berdasarkan keenam dimensi, perbedaan caregiver formal berdasarkan status kelembagaan tidak signifikan
3. Terdapat perbedaan dimensi penguasaan lingkungan pada caregiver formal
berdasarkan status kelembagaan panti jompo, caregiver formal yang berada di panti jompo pemerintah memiliki nilai mean lebih tinggi dari caregiver formal
di panti jompo swasta. Hal ini mengindikasikan bahwa, caregiver formal yang
Universitas Sumatera Utara