Psychological well-being caregiver dan Status Kelembagaan Panti Jompo

dukungan emosional, menjadi pendamping, melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti : memasak, belanja, pekerjaan kebersihan rumah, bantuan dalam masalah keuangan dan pekerjaan kantor. Menurut Nastasia 2013 tugas sebagai caregiver lansia adalah membantu para lansia dalam kehidupan sehari-hari seperti memberi makan, berpakaian, membantu mandi, perawatan pribadi atau mengatur obat- obatan. Tugas lainnya yaitu membantu lansia yang cukup mandiri dalam hal pemberian pengawasan transportasi atau keuangan mereka. Secara umum tugas dari semua caregiver adalah memberi bantuan dalam bentuk dukungan emosi.

A. Psychological well-being caregiver dan Status Kelembagaan Panti Jompo

Caregiver memiliki 2 dua lembaga pengelolaan di Indonesia, yaitu caregiver yang dikelola oleh badan swasta dan caregiver yang dikelola oleh pemerintah Murti, 2007. Status dan kondisi kerja yang ada di kedua lembaga tersebut memiliki perbedaan yang meliputi : durasi waktu kerja, jumlah lansia yang ditangani, pendapatan, status sosial ekonomi, dan fasilitas yang ada di masing- masing lembaga. Adanya perbedaan situasi dan kondisi tersebut, berdampak pada caregiver khususnya pada kesehatannya Convinsky, Newcorner Fox, 2003; Chen Greenberg, 2004; Andren Elmstahl, 2006. Memberikan perawat kepada klien lansia, dirasakan memiliki beban berat bagi para caregiver Yikilkan Aypank, 2014. Beban aktivitas tersebut membuat caregiver mengalami kelelahan yang mengakibatkan stres Okoye Asa, 2011. Padatnya aktivitas mengakibatkan caregiver mengabaikan kesehatan fisik mereka dan memiliki kesehatan yang buruk, seperti tekanan darah tinggi, migran, dan jantung koroner Pingquart Sorensen, Universitas Sumatera Utara 2007. Kondisi tersebut dapat membawa dampak negatif bagi caregiver, salah satunya berdampak pada psychological well-being caregiver . Psychological well-being adalah hasil penilaian atau evaluasi seseorang terhadap dirinya yang merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya Ryff dalam Halim Atmoko, 2005. Evaluasi terhadap pengalaman akan dapat menyebabkan seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat psychological well-beingnya menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan hidupnya yang membuat psychological well-beingnya menjadi tinggi Ryff dan Singer dalam Halim Atmoko, 2005. Selain itu, psychological well- being juga mengacu pada keterlibatan individu terhadapat tantangan-tantangan yang terjadi selama hidup Ryff, dalam Wells, 2010. Psychological well-being yang tinggi sangat penting untuk dimiliki caregiver, karena hal ini dapat mempengaruhi hubungan antara caregiver dan lansia, khususnya dalam pemberian pelayananpendampingan. Psychological well-being yang tinggi dapat dilihat melalui status sosial dan ekonomi. Menurut Ryff dan Singer 2006, status sosial ekonomi memiliki hubungan signifikan dengan pertumbuhan pribadi. Hal ini dikarenakan ketersediaan pendidikan, status, dan pendapatan yang baik menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi tekanan, tantangan, dan keberagaman dalam hidup Ryff dan Singer, 2006. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi psychological well-being adalah pengalaman. Pengalaman menangani lansia yang dimiliki oleh caregiver yang berada di panti jompo swasta salah satunya didapatkannya pada masa pendidikan. Adanya ilmu pengetahuan Universitas Sumatera Utara yang didapat melalui pendidikan dapat membantu individu dalam menangani masalah Fhadjrin, 2013. Pengetahuan seputar penanganan lansia yang didapat melalui pendidikan membantu caregiver panti jompo swasta dalam menangani lansia. Pada caregiver di panti jompo pemerintah, pengalaman menangani lansia dimiliki pada saat pertama kali masuk di lembaga tersebut. Hal ini dikarenakan, umumnya caregiver di panti pemerintah tidak memiliki pendidikan mengenai penanganan lansia, sehingga pengalamannya untuk menghadapi lansia belum terlalu banyak. Pendidikan juga memiliki hubungan yang kuat dan positif, terutama pada dimensi pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup Ryff Singer, 2008. Hasil penelitian Marcia Schulz 2000 membuktikan bahwa pengalaman yang ditemui sehari-hari dan interpretasi terhadap pengalaman tersebut merupakan pengaruh utama dalam pertumbuhan dan perkembangan psychological well-being caregiver. Pengalaman hidup sehari-hari memiliki korelasi yang positif dengan psychological well-being, terutama pada dimensi tujuan hidup, hubungan positif dengan orang lain, dan pertumbuhan diri Ryff Singer, 2008. Pengalaman sehari-hari meliputi tantangan dan tugas bersama lansia membuat caregiver memahami apa yang dibutuhkan dan yang tidak disukai oleh para lansia, dikarenakan intensitas interaksi antara caregiver dan lansia yang cukup padat. Pendapat tersebut ditambahkan juga oleh National Alliance for Caregiving 2009, yang menyatakan bahwa pengalaman sehari-hari yang dialami caregiver memiliki hubungan yang positif dengan psychological well-being terutama pada dimensi tujuan hidup dan hubungan positif dengan orang lain Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal diatas, memungkinkan adanya perbedaan tingkat psychological well-being antara caregiver yang berada di panti jompo swasta dan caregiver di panti jompo pemerintah.

F. Hipotesis Penelitian