Efektifitas Desikan Pada Proses Dehidrasi Biji Kakao pada Malam Hari

32 52,0 ° C pukul 11:00 sd 12:30; sedangkan temperatur box pengering pada perbandingan 1:2 mencapai 50,5 ° C – 54,5 ° C pukul 11:00 sd 12:30. Dan pada perbandingan 1:3 temperatur box pengering mencapai 51 ° C – 57,0 ° C pukul 11:00 sd 12:30.

4.1.2 Efektifitas Desikan Pada Proses Dehidrasi Biji Kakao pada Malam Hari

Proses adsorpsi uap oleh suatu adsorben merupakan proses yang spontan ketika entropi dari sistem berkurang akibat hilangnya molekul bebas dalam fasa yang diserap. Panas sensibel yang dilepas selama adsorpsi menyebabkan menurunnya suhu adsorben. Hal ini dianalogikan sejalan dengan menurunnya temperatur didalam box pengering selama malam hari. Untuk melihat pengaruh penggunaan adsorben pada malam hari maka disajikan grafik penurunan massa kakao berikut ini. Gambar 4.3 Besar Penguapan air pada Malam Hari Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi proses penguapan air pada malam hari yang yang mengakibatkan berkurangnya massa kakao. Hal tersebut menandakan bahwa adsorben yang digunakan memberikan kinerja sesuai dengan yang diharapkan yaitu menyerap uap air di udara. Dari gambar 4.2 a, b, dan c dapat dilihat pada malam hari humiditas relatif pada box pengering cenderung semakin bertambah. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana panas sensibel yang dilepas selama adsorpsi menyebabkan menurunnya suhu adsorben yang dianalogikan sejalan dengan menurunnya temperatur didalam box pengering selama malam hari. Pada penelitian ini tidak diperoleh RH dan temperatur seperti teori diatas dikarenakan adanya ketidakrapatan penutup box pengering dengan badan box pengering yang menyebabkan sistem dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Namun dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tetap terjadi proses penguapan air 0,0000 0,0020 0,0040 0,0060 0,0080 0,0100 0,0120 0,0140 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 18 19 20 21 22 23 24 25 k g H 2 O y an g d iu ap k an Waktu jamn Perbandingan 1:1 Perbandingan 1:2 Perbandingan 1:3 Universitas Sumatera Utara 33 pada malam hari. Hal tersebut dikarenakan terjadi proses akumulasi penguapan uap air dari bahan di dalam box pengering sampai batas tertentu hingga pada akhirnya uap air tersebut diserap oleh adsorben. Uap air yang masih terdapat dalam kakao akan berpindah dari kakao ke udara hingga mencapai keadaan jenuhnya. Setelah mencapai keadaan jenuh uap air yang terkandung di udara akan mengembun dan akan diserap oleh adsorben dan bukan kembali ke kakao. Hal ini dikarenakan molecular sieve 13X lebih bersifat menyerap air dibanding kakao sehingga massa kakao tidak kembali bertambah. Dari gambar 4.3 tersebut juga dapat dilihat bahwa semakin lama pengurangan massa kakao semakin kecil, hal tersebut menandakan bahwa semakin lama adsorben dipakai maka daya serapnya terhadap uap air akan semakin lemah karena adsorben telah mengandung banyak uap air maka dari itu adsorben perlu diganti ataupun diregenerasi untuk pemakaian selanjutnya. Untuk perbandingan 1:1 absorben berhasil menyerap 28,9 dari total air yang diuapkan, perbandingan 1:2 menyerap 32,5 dari total air yang diuapkan, dan perbandingan 1:3 menyerap 36,8 dari total air yang diuapkan. Untuk lebih jelasnya, data hasil pengeringan biji kakao disajikan dalam bentuk tabel agar lebih mudah dalam membandingkannya. Tabel 4.1. Data Hasil Pengeringan Biji Kakao Parameter Perbandingan biji kakao dan molecular sieve 1:1 1:2 1:3 Berat sampel awal, gr 500 500 500 Kadar air 6,89 6,65 5,89 Berat sampel akhir, gr 209 205 204 1. siklus energi surya hari-1 138 145 157 2. siklus desikan malam-1 84 96 109 3. siklus energi surya hari-2 69 54 29 Waktu pengeringan, jam 30,8 28,6 27,3 Berat awal desikan, gr 500 1000 1500 Pertambahan berat desikan, gr 99 207 311 Molevular sieve dapat mengadsorpsi air sampai dengan 22 dari berat yang dimilikinya[39]. Dari hasil perhitungan desikan, maka didapat bahwa proses adsorpsi menggunakan molecular sieve Na 2 O.Al 2 O 3 .2,45 SiO 2 .6H 2 O memiliki daya adsorpsi uap air pada perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 masing-masing sebesar 19,8, 20,7, dan dan Universitas Sumatera Utara 34 20,73. Hal ini menunjukkan bahwa daya adsorpsi molecular sieve berada pada rentang 20 – 21. Data hasil penimbangan massa biji kakao dan desikan serta lama pengeringan terhadap masing-masing metoda seperti disajikan pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada perbandingan 1:3 memerlukan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pebandingan 1:2 dan 1:1. Pada perbandingan 1:3 dibutuhkan waktu pengeringan 27 jam sedangkan pada perbandingan 1:1 dan 1:2 membutuhkan waktu masing-masing 30 jam dan 28 jam. Hal ini disebabkan karena daya serap molecular sieve Na 2 O.Al 2 O 3 .2,45 SiO 2 .6H 2 O pada perbandingan 1:3 yang lebih baik dan peran intensitas radiasi yang lebih tinggi.

4.2 Hubungan Moisture Content terhadap waktu