Hubungan laju Pengeringan terhadap Moisture Content

36 kadar air yang fluktuatif menjelaskan bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk mengalami penguapan selama periode akhir pengeringan. Hal tersebut terjadi sebab selama proses pengeringan, selain adanya air bebas yang cenderung lebih mudah menguap selama periode awal pengeringan, ada pula air terikat yaitu air yang sulit untuk bergerak naik ke permukaan bahan selama pengeringan sehingga laju penguapan air semakin lama semakin menurun [40]. Dari percobaan yang dilakukan pada perbandingan kakao dan desikan 1:1, laju pengeringan mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 30 jam. Pada perbandingan 1:2, laju pengeringan juga mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 29 jam. Sedangkan pada perbandingan 1:3, laju pengeringan juga mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 27 jam Hal ini menunjukkan laju pengeringan pada run perbandingan 1:3 lebih cepat daripada perbandingan 1:2 dan 1:1 dan laju pengeringan pada perbandingan 1:2 lebih cepat daripada 1:1. Laju pengeringan energi surya + adsorben pada perbandingan 1:3 lebih cepat dibanding pada perbandingan 1:1 dan 1:2, dapat disebabkan karena daya serap molecular sieve Na 2 O.Al 2 O 3 .2,45 SiO 2 .6H 2 O pada perbandingan 1:3 yang lebih baik dan peran intensitas radiasi yang lebih tinggi.

4.4 Hubungan laju Pengeringan terhadap Moisture Content

Laju pengeringan diproyeksikan sebagai laju penurunan berat bahan setiap jam atau laju penurunan kadar air selama proses pengeringan. Pada proses pengeringan ini diperoleh plot data laju pengeringan dengan moisture content yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 4.6 Hubungan Laju Pengeringan Terhadap Moisture Content Universitas Sumatera Utara 37 Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa grafik laju pengeringan terhadap moisture content fluktuatif. Namun secara kesuluruhan dapat dilihat bahwa pada tahap awal pengeringan laju pengeringan naik dan kemudian menurun seiring dengan semakin berkurangnya moisture content . Penurunan kadar air menjelaskan bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk mengalami penguapan selama periode akhir pengeringan. Hal tersebut terjadi sebab selama proses pengeringan, selain adanya air bebas yang cenderung lebih mudah menguap selama periode awal pengeringan, ada pula air terikat yaitu air yang sulit untuk bergerak naik ke permukaan bahan selama pengeringan sehingga laju penguapan air semakin lama semakin menurun [40]. Pada hari pertama pengeringan kadar air dan laju pengeringan penurunannya sangat signifikan hal ini dipengaruhi oleh uap air yang menguap dari bahan adalah air bebas. Pada pengeringan malam hari penurunan laju pengeringan cenderung konstan, hal ini disebabkan penurunan berat pada malam hari tidak terlalu signifikan. Sedangkan pengeringan hari kedua laju pengeringan terus menurun sampai proses pengeringan selesai atau kakao telah mencapai kadar air kesetimbangan. Laju pengeringan akan menurun seiring dengan penurunan kadar air selama pengeringan. Jumlah air terikat makin lama semakin berkurang. Perubahan dari laju pengeringan tetap menjadi laju pengeringan menurun untuk bahan yang berbeda akan terjadi pada kadar air yang berbeda pula. Laju pengeringan surya + adsorben pada perbandingan 1:1 dimulai pada moisture content 61,45 hingga moisture content 6,89. Untuk perbandingan 1:2 dimulai pada moisture content 61,73 hingga moisture content 6,65 dan untuk perbandingan 1:3 dimulai pada moisture content 61,98 hingga moisture content 5,89. Laju pengeringan tertinggi terjadi pada tahap awal pengeringan hari pertama dengan nilai 0,0004 kg H 2 Odetik, 0,0005 kg H 2 Odetik, dan 0,0005 kg H 2 Odetik pada masing – masing perbandingan kakao dan adsorben 1:1, 1:2, dan 1:3. 4.5 Model Pengeringan 4.5.1 Hubungan Moisture Ratio Terhadap Waktu