Hubungan Moisture Content terhadap waktu

34 20,73. Hal ini menunjukkan bahwa daya adsorpsi molecular sieve berada pada rentang 20 – 21. Data hasil penimbangan massa biji kakao dan desikan serta lama pengeringan terhadap masing-masing metoda seperti disajikan pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada perbandingan 1:3 memerlukan waktu pengeringan lebih singkat dibanding pebandingan 1:2 dan 1:1. Pada perbandingan 1:3 dibutuhkan waktu pengeringan 27 jam sedangkan pada perbandingan 1:1 dan 1:2 membutuhkan waktu masing-masing 30 jam dan 28 jam. Hal ini disebabkan karena daya serap molecular sieve Na 2 O.Al 2 O 3 .2,45 SiO 2 .6H 2 O pada perbandingan 1:3 yang lebih baik dan peran intensitas radiasi yang lebih tinggi.

4.2 Hubungan Moisture Content terhadap waktu

Dalam penelitian ini proses pengeringan berlangsung dengan waktu pengeringan yang berbeda hingga mencapai kadar air minimum biji kakao yakni 6,89, 6,65, dan 5,89 pada masing-masing perbandingan kakao dan adsorben molecular sieve 13X 1:1, 1:2 dan 1:3. Kurva penurunan kadar air terhadap waktu pengeringan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut. Gambar 4.4 Penurunan Kadar Air Bahan Terhadap Waktu Proses pengeringan hari pertama menunjukan penurunan kadar air relatif cepat dan dalam jumlah yang besar hal ini disebabkan karena air yang menguap adalah air bebas yang terdapat dipermukaan bahan. Kemudian pada malam hari penurunan kadar air masih terjadi namun walau tidak relatif cepat karena penuruna berat bahan pada malam hari tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan siang hari. Dan pada hari ketiga penurunan kadar air perlahan - lahan menurun hingga mencapai kadar air keseimbanganya. Siang I Malam I Siang II Universitas Sumatera Utara 35 Dari hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan bahwa setiap perbandingan membutuhkan waktu yang berbeda untuk mencapai kadar air keseimbangan. Penggunaan perbandingan jumlah molecular sieve yang berbeda menunjukan bahwa semakin besar jumlah perbandingan molecular sieve yang digunakan maka waktu pengeringan berlangsung lebih cepat. Proses pengeringan dengan perbandingan molecular sieve 1:3 menunjukan penurunan kadar air relatif cepat. Hal ini disebabkan karena kemampuan molecular sieve untuk menyerap uap air pada perbandingan 1:3 labih besar dibandingkan dengan pada perbandingan 1:1 dan 1:2 sehingga pengeringan berlangsung lebih cepat. 4.3 Hubungan Laju Pengeringan dengan Waktu Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terhadap pengeringan kakao diperoleh hubungan laju pengeringan dengan waktu yang dinyatakan dalam grafik pada gambar dibawah ini. Gambar 4.5 Hubungan Laju Pengeringan dengan Waktu Gambar 4.5 menunjukkan hubungan laju pengeringan dengan waktu. Berdasarkan gambar tersebut secara keseluruhan proses pengeringan pada hari pertama menunjukan peningkatan laju pengeringan bahan dimana sebagian besar udara pengering digunakan sepenuhnya untuk menguapkan air pada permukaan bahan dan mulai menurun saat suhu udara menurun. Pada hari kedua dapat dilihat bahwa laju pengeringan masih terjadi namun mulai menurun. Hal ini disebabkan karena pengeringan hari kedua cenderung menguapkan air terikat. Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa laju pengeringan terlihat fluktuatif selama periode proses pengeringan namun cenderung terus mengalami penurunan. Penurunan Siang Malam I Siang II Universitas Sumatera Utara 36 kadar air yang fluktuatif menjelaskan bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk mengalami penguapan selama periode akhir pengeringan. Hal tersebut terjadi sebab selama proses pengeringan, selain adanya air bebas yang cenderung lebih mudah menguap selama periode awal pengeringan, ada pula air terikat yaitu air yang sulit untuk bergerak naik ke permukaan bahan selama pengeringan sehingga laju penguapan air semakin lama semakin menurun [40]. Dari percobaan yang dilakukan pada perbandingan kakao dan desikan 1:1, laju pengeringan mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 30 jam. Pada perbandingan 1:2, laju pengeringan juga mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 29 jam. Sedangkan pada perbandingan 1:3, laju pengeringan juga mengalami fluktuatif hingga konstan sampai nol pada waktu 27 jam Hal ini menunjukkan laju pengeringan pada run perbandingan 1:3 lebih cepat daripada perbandingan 1:2 dan 1:1 dan laju pengeringan pada perbandingan 1:2 lebih cepat daripada 1:1. Laju pengeringan energi surya + adsorben pada perbandingan 1:3 lebih cepat dibanding pada perbandingan 1:1 dan 1:2, dapat disebabkan karena daya serap molecular sieve Na 2 O.Al 2 O 3 .2,45 SiO 2 .6H 2 O pada perbandingan 1:3 yang lebih baik dan peran intensitas radiasi yang lebih tinggi.

4.4 Hubungan laju Pengeringan terhadap Moisture Content