Jenis Penelitian Batasan Operasional Populasi dan Sampel Penelitian

29 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari ketidaktepatan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai berikut: a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal dan corporate governance b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah voluntary disclosure c. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2015 Universitas Sumatera Utara 30

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk mengoperasikan variabel penelitian ini akan definisi operasional dan pengukurannya.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI pada tahun 2014. Tingkat pengungkapan menunjukkan seberapa banyak butir laporan keuangan yang diungkap oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan, yaitu melihat ada tidaknya item informasi yang mungkin diungkapkan dalam laporan tahunan suatu perusahaan. Jadi, kategori tersebut tidak diberi bobot yang berbeda, semuanya dianggap memiliki bobot yang sama. Dengan kata lain, yang diukur adalah tingkat kelengkapan pengungkapan informasi. Tiap kategori yang diungkapkan diberi nilai 1 satu dan yang tidak diungkapkan diberi nilai 0 nol. Pembuatan daftar kategori pengungkapan didasarkan pada daftar kategori yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, yaitu berdasarkan penelitian Ningrum 2007. kategori yang digunakan oleh Ningrum tersebut mengacu pada kategori yang digunakan dalam penelitian Adhariani 2005, dan disesuaikan dengan Surat Edaran BAPEPAM No.02PM2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Universitas Sumatera Utara 31 Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik khusus untuk industri manufaktur. Selanjutnya, checklist tersebut disesuaikan lagi dengan peraturan BAPEPAM Nomor X.K.6 yang dikeluarkan pada tahun 2006. Terdapat penghapusan terhadap item-item pada kategori. Dari penyesuaian yang telah dilakukan, maka skor pengungkapan maksimum adalah 13. Kategori pengungkapan sukarela tersebut dapat dilihat pada Lampiran I. Adhariani 2005 menyebutkan beberapa pertimbangan yang mendasari perhitungan indeks sukarela tanpa pembobotan, yaitu: 1. Laporan tahunan disampaikan untuk tujuan umum pemakai, sehingga informasi yang diberikan tidak dapat dilihat dari sudut kepentingan tertentu. Suatu jenis informasi tidak dapat dianggap lebih penting daripada yang lain, karena jenis informasi yang dipandang penting oleh satu pihak mungkin dipandang kurang penting oleh pihak lain, dan sebaliknya. 2. Pembobotan bisa mengandung subjektivitas karena tergantung argumentasi dan penilaian masing-masing peneliti. Perhitungan indeks kelengkapan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat daftar atau checklist voluntary disclosure. Daftar ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengukur luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Checklist disusun Universitas Sumatera Utara 32 dalam bentuk daftar item pengungkapan yang untuk masing-masing item disediakan tempat jawaban mengenai status pengungkapan laporan keuangan yang dianalisis. 2. Menentukan indeks voluntary disclosure untuk setiap perusahaan sampel berdasarkan checklist yang telah dibuat, dengan cara berikut: a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara dikotomi, di mana jika suatu item diungkapkan diberi nilai 1 satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai 0 nol. b. Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. c. Menghitung indeks kelengkapan pengungkapan dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin banyak butir yang diungkap oleh perusahaan, semakin banyak pula angka indeks yang diperoleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan praktek pengungkapan secara lebih komprehensif daripada perusahaan lain. Perhitungan indeks disclosure dilakukan dengan menggunakan metode tanpa pembobotan, yaitu jika item-item tersebut diungkapkan dalam annual report maka diberikan skor 1 dan skor 0 diberikan jika item tersebut tidak diungkapkan dalam annual report. Persamaan yang digunakan untuk menghitung luas voluntary Universitas Sumatera Utara 33 disclosure model pertama_tanpa pembobotan dalam penelitian ini mengacu persamaan yang digunakan oleh Chobpichien 2008 dan Sentosa 2009 yaitu: Voluntary Disclosure = y y x100

3.3.2 Variabel Independen

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel independen yang akan diuji dalam hubungannya dengan voluntary disclosure perusahaan.

3.3.2.1 Struktur modal

Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal. Struktur modal dapat diuke dengan menggunakan rasio leverage yaitu suatu ukuran untuk menilai risiko struktur pendanaan perusahaan. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka struktur pendanaan akan lebih beresiko, sehingga diperlukan pengawasan yang tinggi pula dalam pengelolaan struktur pendanaan perusahaan agar kelangsungan usaha perusahaan tetap terjaga. Leverage diukur dengan Debt to equity ratio DER, yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya. DER juga dapat menunjukkan seberapa besar struktur finansial perusahaan berasal dari utang, maka tinggi rendahnya DER juga menggambarkan besar kecilnya jumlah utang dalam perusahaan. Utang perusahaan tersebut diharapkan Universitas Sumatera Utara 34 dapat digunakan untuk menambah dana perusahaan guna memperluas kegiatan operasionalnya. Debt to equity ratio = w E P x 100

3.3.2.2 Corporate Governance

Corporate governance merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan stakeholder yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas. Pada penelitian ini corporate governance diproksikan pada proporsi kepemilikan manajerial dan proporsi kepemilikan publik.

3.3.2.2.1 Kepemilikan Manajerial

Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris disebut sebagai kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan. Universitas Sumatera Utara 35 Kepemilikan manajerial= w + w ∑ x 100

3.3.2.2.2 Kepemilikan Publik

Porsi Kepemilikan Saham Publik, diukur dengan membagi antara jumlah saham yang dimilki masyarakat dengan total saham yang dimiliki perusahaan. Porsi Kepemilikan Saham Publik = P ∑ x 100 Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala 1 Voluntar y Disclosu re Y Banyaknya informasi tambahan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan melebihi yang diwajibkan a. Penentuan skor voluntary disclosure menggunakan DUMMY, yaitu sebuah item diberi skor 1 satu apabila diungkap oleh perusahaan 0 nol jika tidak diungkap. b. voluntary disclosure setiap perusahaan diukur dengan indeks, yaitu rasio total skor yang benar-benar diungkap oleh perusahaan dengan skor total yang diungkap oleh perusahaan tersebut. y y x100 Rasio 2 Leverege X1 kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. w E x 100 Rasio 3 Kepemili kan manajeri al Persentase saham yang dimiliki oleh dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan dai julah saham yang beredar. w + w ∑ x 100 Nomi nal 4 Proporsi kepemili kan publik Persentase saham yang dimiliki oleh masyarakat atau publik dari jumlah saham yang beredar. P ∑ x 100 Nomi nal Universitas Sumatera Utara 36

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2014-2015. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2015 2. Perusahaan telah mengeluarkan laporan keuangan tahunan secara lengkap pada tahun 2014-2015 3. Perusahaan tidak memiliki nilai buku negatif ekuitas negatif selama tahun 2014-2015 Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka perusahaan yang berhasil memenuhi kriteria sampel ada sebanyak 43 perusahaan. Rinciannya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 3.2 Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2014 65 Jumlah perusahaan yang tidak mengeluarkan laporan tahunan pada tahun 2014 dan atau memiliki ekuitas negatif 22 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 43 Detail Sampel dapat dilihat pada Lampiran I Sumber: Bursa Efek Indonesia Februari 2016

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP COST OF DEBT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 31

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure Laporan Tahunan pada Sektor Industri Dasar dan Kimia pada tahun 2014-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Struktur Dewan Terhadap Voluntary Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 100

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA SUB SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) -

0 1 103

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA TAHUN 2010-2014 - POLSRI REPOSITORY

0 0 13