Sebenarnya masih ada unsur-unsur lain yang sering ditambahkan, seperti umpan balik feedback, gangguan atau kendala komunikasi noisebarriers,
dan konteks atau situsi komunikasi. Dalam komunikasi terdapat banyak sekali unsur yang terlibat. Kesemu unsur tersebut saling bergantung dan atau saling
tumooang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diidentifikasikan san dimasukan kedalam suatu model.
2.2.2 Etnografi Komunikasi
Etnografi Komunikasi adalah pengembangan dari antropologi lingustik yang dipahami dalam konteks komunikasi. Studi ini dikenalkan pertama kali
oleh Dell Hymes pada tahun 1962, sebagai kritik terhadap ilmu lingustik yang terlalu memfokuskan diri pada fisik bahasa saja. Menurut Ibrahim dalam
Kuswarno 2008: 11 Definisi etnografi komunikasi itu sendiri adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu
cara-cara bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan.
Etnografi komunikasi ethnography of communication juga dikenal sebagai salah satu cabang ilmu dari antropologi, khususnya turunan dari
etnografi berbahasa Etnography of Speaking. Disebut etnografi komunikasi karena Hymes beranggapan bahwa yang menjadi kerangka acuan untuk
memberikan tempat bahasa dalam suatu kebudayaan haruslah difokuskan pada komunikasi bukan pada bahasa. Kuswarno, 2008: 11
Hymes kemudian mendefinisikan etnography of speaking sebagai gabungan antara etnologi dan lingustik, suatu kaijain yang menyangkut situasi,
penggunaan, pola dan fungsi dari berbicara sebagai suatu aktivitas tersendiri. Pada perkembangannya, Hymes mengubah istilah pendekatannya itu dari
ethnography of speaking menjadi etnography of communication. Kemudian pendekatan Hymes ini semakin dikenal luas dan siakui sebagai suatu kajain yang
penting dalam memnadang perilaku komunikasi manusia yang berhubungan erat dengan kebudayaan Kuswarno, 2008 : 13
Etnografi komunikasi berakar pada istilah bahasa dan interaksi sosial dalam aturan penelitian kualitatif komunikasi. Penelitiannya mengikuti tradisi
Universitas Sumatera Utara
psikologi, sosiologi, linguistik dan antropologi. Etnografi komunikasi difokuskan kepada kode-kode dan ritual-ritual.
Ibrahim dalam Kuswarno, 2008; 13 mengatakan bahwa etnografi komunikasi merupakan pendekatan terhadap sosiolinguistik bahasa, yaitu
melihat penggunaan bahasa secara umum dihubungkan dengan nilai-nilai sosial dan kultural. Sehingga tujuan deskripsi etnografi adalah untuk memberikan
pemahaman global menganai pandangan dan nilai-nilai suatu masyarakat sebagai cara untuk menjelaskan sikap dan perilaku anggota-anggotanya.
Pada etnografi komunikasi yang menajdi fokus perhatian adalah perilaku komunikasi dalam tema kebudayaan tertentu. Adapaun menurut Effendy dalam
Kuswarno 2008: 35 yang dimaksud dengan perilaku komunikasi menurut ilmu komunikasi adalah tindakan atau kegitan sesorang, kelompok atau khalayak,
ketika terlibat dalam proses komunikasi. Etnografi komunikasi sendiri sebenarnya sebuah metode penelitian
komunikasi yang beranjak dari paradigma kualitatif interpretif. Penelitian ini biasanya memfokuskan pada penemuan berbagai pola komunikasi yang
digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur. Dengan demikian, etnografi komunikasi membutuhkan alat atau metode penelitian yang bersifat
kualitatif untuk dapat memahami objek kajiannya. Menurut Hymes dalam Kuswarno, 2008: 14 ruang lingkup kajian
etnografi komunikasi adalah sebagai berikut : 1
Pola dan Fungsi Komunikasi patterns and functions of communications.
2 Hakikat dan definisi masyarakat tutur nature and definition of speech
community. 3
Cara-cara berkomunikasi means of communicating 4
Komponen-kompenen kompetensi komunikatif components of communicative competence
5 Hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan organisasi sosial
relationship of language to world view and social organization. 6
Semesta dan ketidaksamaan linguistik dan sosial linguistic and social universals and inqualities.
Menurut Seville-Troike dalam Kuswarno, 2008: 15, yang menjadi fokus kajian etnografi komunikasi adalah masyarakat tutur speech community, yang di
dalamnya mencakup : a.
Cara-cara bagaimana komunikasi itu dipola dan diorganisasikan sebagai sebuah sistem dari peristiwa komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Cara-cara bagaimana pola komunikasi itu hidup dalam interaksi
dengan komponen sistem kebudayaan yang lain. Perilaku komunikasi yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang
dimiliki setiap individu, ketiga keterampilan itu terdiri keterampilan linguistik, keterampilan interaksi dan keterampilan budaya, ketiganya disebut sebagai
kompetensi komunikasi yang dalam model etnografi disebut juga peristiwa komunikasi yang menghasilakn pemolaan komunikasi.
Menurut Ibrahim dalam Kuswarno, 2008: 36 Secara spesifik, etnografi komunikasi akan menghasilkan hipotesis mengenai berbagai cara, bagaimana
fenomena sosiokultural dalam masyarakat itu berhubungan dengan pola-pola komunikasi atau cara-cara berbicara. Adapun fokus kajian dari etnografi
komunikasi adalah perilaku-perilaku komunikatif suatu masyarakat, yang pada kenyataannya banyak dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiokultural, seperti kaidah-
kaidah interaksi dan kebudayaan. Etnografi komunikasi memulai penyelidikannya dengan mengenali
perilaku-perilaku komunikasi yang khas, dan kemudia mengakhiri dengan penjelasan pola-pola komunikasi, tentu saja dalam konteks sosiokultural
Kuswarno, 2008: 36 Hymes dalam Effendy, 2002: 162 mengemukakan tahapan-tahapan
untuk melakukan penelitian etnografi komunikasi dalam suatu masyarakat tutur, melalui penjelasan berikut :
Sebagai langkah awal untuk mendeskripsikan dan menganalisis pola komunikasi yang ada dalam suatu masyarakat, adalah dengan
mengidentifikasikan perstiwa-peritiwa komunikasi yang terjadi secara berulang. Langkah selanjutnya menginterventarisasi komponen yang
membangun peristiwa komunikasi, kemudia menemukan hubungan antar komponen tersebut.
Jadi, yang dimaksud tahapan penelitian dalam etnografi komunikasi adalah seperti berikut ini :
1. Identifikasi peristiwa-peristiwa komponen komunikasi yang terjadi
secara berulang recurrent events 2.
Inventarisi komponen komunikasi yang membangun peristiwa komunikasi yang berulang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Temukan hubungan antarkomponen yang membangun peristiwa
komunikasi, yang akan dikenal kemudian sebagai pemolaan komunikasi communication pattering.
2.2.3 Interaksionis Simbolik