makna penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh peserta komunikasi. Interaksi simbolik memberikan banyak penekanan pada
individu yang aktif dan kreatif dalam proses pertukaran simbolnya.
2.2.4 Komunikasi Antarbudaya 2.2.4.1 Definisi Komunikasi Antarbudaya
Edward T.Hall dalam Lubis, 2012:1 mengatakan budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Oleh karena budaya tidak hanya menetukan
siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang dimiliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim,
memperhatikan dan menafsirkan pesan. Komunikasi dan budaya seperti dua sisi mata uang, yang mana budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan
pada gilirannya komunikasipun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.
Menurut Liliweri 2003:9 definisi yang paling sederhana dari komunikasi antarbudaya adalah menambahkan kata budaya kedal
am penyataan “ komunikasi antara dua oranglebih yang berbeda latar belakang kebudayaan
”. Menurut Mulyana dan Rakhmat dalam Lubis, 2012:1-2 Sebenarnya seluruh
aktivitas perilaku manusia sangat bergantung kepada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya, kebudayaan merupakan landasan komunikasi. Bila
kebudayaan beranekaragam, maka beranekaragam pula praktek komunikasi. Definisi lain dari oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antarbudaya
merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda
Lubis,2012:3. Komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran informasi yang terjalin antara individu-individu yang memiliki latar belakang dan budaya
yang berbeda. Edward T. Hall dalam
liliweri 2003: 21 mengatakan “komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi”. Sekurang-kurangnya
ada dua jawaban untuk pertanyaan apakah komunikasi ada dalam kebudayaan atau kebudayaan ada dalam komunikasi? Dan jawabannya adalah, pertama,
dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertikaran
Universitas Sumatera Utara
simbol-simbol komunikasi, dan kedua, hanya dengan komunikasi maka pertukaran simbol-simbol dapat dilakukan, dan kebudayaan hanya akan eksis
jika ada komunikasi. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antarbudaya
Interculture communication menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi apabila terdapat 2 dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang
melaksanakan proses komunikasi. Komunikasi natarbudaya adalah proses pertukaran informasi yang terjalin antara individu-individu yang memiliki latar
belakang dan budaya yang berbeda Lubis, 2012: 3
2.2.4.2 Dimensi-dimensi Komunikasi Antarbudaya
Menurut Young Yun Kim dalam Lubis, 2012: 16 terdapat 3 dimensi yang perlu kita perhatikan untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan
berbagai konseptual tentang kebudayaan komunikasi antarbudaya, ketiga dimensi tersebut adalah :
1. Tingkat Masyarakat kelompok Budaya dari Partisipan-partisipan
Komunikasi. Istilah komunikasi telah digunakan untuk menunjuk pada macam-
macam tingkat lingkungan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Tingkat keorganisasian suatu kelompok budaya begitu luas, namun
daoat diklasifikasikan berdasarkan kepentingannya, hal tersebut mencakupi :
- Kawasan-kawasan di dunia, seperti budaya Timur-Barat
- Sub kawasan-kawasan di dunia, seperti budaya Amerika
Utara-Asia Tenggara. -
Kelompok-kelompok etnik-ras dalam suatu negara, seperti di Indonesia : budaya orang Melayu, Batak, tionghoa dal alin-
lain. -
Macam-macam sub kelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin, kelas sosial. Seperti budaya orang
di penjara, buaya waria, budayaorang gelandangan, budaya di pesantren dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
- Sub kelompok keluarga, ini merupakan sub kelompok budaya
yag terkecil dimana seorang anak individu mengenali dan mendapatkan pengalaman tentang suatu budayanya dari orang
tuanya.
2. Konteks Sosial Tempat Berlangsungnya Komunikasi
Dalam berkomunikasi antarbudaya, kita harus peka dalam melihat situasi dan kondisi tempat berlangsungnya komunikasi tersebut. Antara
satu budaya dengan budaya yang lain tidak sama dalam emamndang konteks sosial, sebab ada nilai-nilia yang mengatur dan berkembang
dalam masyarakat tersebut. Para pakar komunikasi antarbudaya mengatakan konteks sosial seperti situasi formal-tidak forml, waktu,
suasana hati dan atribut lainnya menunjukan komunikasi simbolik yaitu verbal dan nonverbal yang harus cepat direspon oleh para pelaku
komunikasi. 3.
Saluran Komunikasi yang Dilalui oleh Pesan-Pesan Komunikasi Antarbudaya.
Saluran komunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah saluran komunikasi antarpribadi dan saluran komunikasi massa. Kalau
komunikasi antarbudaya tersebut berlangsung melibatkan individu dua orang atau kelompok kecil maka saluran yang dilalui oesan adalah
saluran antarpribadi. Apabila komunikai antarbudaya tersebut
berlangsung dalma kelompok besar dan massa yang luas maka saluran yang diperlukan adalah saluran media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dal lainnya.
2.2.4.3 Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya
Chaney Martin dalam Lubis, 2012: 5-6 mengatakan bahwa hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala
sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dalam komunikasi antarbudaya interculture
communication mempunyai bentu seperti sebuah gunung es yang terbenam di
Universitas Sumatera Utara
dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang di tas air above waterline dan di bawah air. Faktor-faktor hambatan komunikasi
antarbudaya yang berada di bawah air below waterline adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup
sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hamabtan semacam ini adalah persepsi pesceptions, norma norms, stereotip stereotypes, filosogi bisnis
business philosophy, aturan rules, jaringan networks, nilai values, dan grup cabang subcultures group.
Sementara hambatan komunikasi di atas air above waterline adlah hambatan komunikasi yang lebih mudah untuk dilihat karena banyak yang
berbentuk fisik. Menurut Chaney Martin dalam Lubis 2012, 6-9 hambatan komunikasi antarbudaya yang berada diatas air above waterline ada sembilan,
yaitu : -
Fisik Physical Hambatan komunikasi semacam ini berasal dai hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri dan juga media fisik. -
Budaya Cultural Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga
perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
- Persepsi Perceptual
Jenis hambatan ini muncul karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal setekah berinteraksi dan
berkomunikasi. Dengan demikian untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
- Motivasi Motivasional
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yangmenerima
poesan ingin menerima pesan tersebut atau sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
- Pengalaman Experiantial
Universitas Sumatera Utara
Experiantal adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu
mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
- Emosi Emotional
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi
yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui. -
Bahasa Lingustic Hambatan ini terjadi apabila pengirim pesan sender dan penerima
pesan receiver
menggunakan bahasa
yang berbeda
atau menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
- Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi.
- Kompetisi Competition
Hambatan ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lalin sambil mendengarkan.
2.2.5 Pola Komunikasi