BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dipusatkan dengan pendekatan psikolinguistik terhadap pola atau model perolehan
bahasa asing bahasa arab yang diterapkan di pesantren modern Nurul Hakim Tembung. Informan yang dipilih adalah mereka yang memahami secara mendalam
terkait dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, yakni ustadz guru,santri dan pengurus lembaga bahasa.
3.2 Lokasi dan waktu penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian Pesantren Modern Nurul Hakim Tembung Jl.H.M.Ya’kub Lubis no 71 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan,Kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara. Pesantren Modern Nurul Hakim didirikan sebagai realisasi dari wasiat almarhum H. Abdul Hakim Nasution yang berwasiat agar didirikan masjid dan
pesantren di lahan seluas kurang lebih dua hektar yang telah disediakan di Desa Tembung. Setelah mengadakan analisa dan perbandingan akhirnya model yang akan
dikembangkan ialah model pesantren modern, maka dibangunlah Pesantren Modern Nurul Hakim.
Sejak awal berdirinya pada tahun 1992 Pesantren Modern Nurul Hakim telah menamatkan santri sebanyak 13 kali dengan 371 orang alumni. Dan saat ini santri
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 175 santri. Jumlah santri Mts dari kelas 1 satu sampai kelas 3 tiga sebanyak 108 orang, dan santri aliyah sebanyak 67 orang. Adapun santri kelas 1 Mts
berjumlah 43 orang, yang terdiri dari 33 orang santri putraPA dan 10 orang santri putriPI. Mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda.
Arah Dan Tujuan Pendidikan
Sebagai sebuah Balai Pendidikan Peantren Modern Nurul Hakim selain mengacu pada tujunan pendidikan nasional juga mempunyai tujuan pendidikan
institusional sebagaimana lazimnya pendidikan di Indonesia.
Arah dan tujuan pendidikan tersebut adalah :
1. Ibadah Tholabul Ilmi menuntut ilmu.
Para santri mencari ilmu dengan penuh kesungguhan karena kewajiban menghilangkan kebodohan demi mengharap ridha Allah semata, bukan sekedar
mencari formalitasijazah, atau mengejar status sosial tertentu.
2. Kemasyarakatan.
Setelah keluar dari pesantren para santri mampu mengabdikan ilmunya untuk memajukan masyarakatnya. Untuk itulah secara sistemik, proses
pembelajaran di pesantren ditekankan pada hal-hal yang akan ditemui di masyarakat.
3. Pola hidup sederhana.
Universitas Sumatera Utara