2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pada Pabrik RSS PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan terdiri
dari satu jenis pengolahan yaitu Pabrik pengolahan Lateks cair. Pabrik
Pengolahan Lateks cair dengan hasil produksi yaitu : 1.
Ribbed Smoke Sheet RSS I 2.
Ribbed Smoke Sheet RSS III 3.
Cutting
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan usaha. Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang
Serangan terletak di kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya Pabrik RSS PT. Perkebunan
Nusantara II Kebun Batang Serangan berada pada antara 82`2 BT dan 4`2 LU. Dimana jarak perusahaan ini terletak ± 90 Km dari kota Medan dengan ketinggian
± 25 m dari permukaan laut, dan bertofografi datar 97 dan bergelombang 3 yang didominasi oleh jenis tanah alluvial dan podsolik.
2.4. Daerah Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi aktivitas untuk menyediakan atau memindahkan produk atau jasa dari produsen kepada konsumen. Sementara manajemen
pemasaran berarti analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program – program yang dirancang untuk menciptakan, membuat dan menangani pertukaran
dengan para pembeli dengan maksud mencapai tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Aspek pasar dan perusahaan merupakan salah satu dari beberapa aspek yang penting aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial
dan lingkungan dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan usaha perusahaan. Pasar merupakan tempat dimana produsen dan konsumen
melangsungkan transaksi atau suatu produk barang atau jasa. Perusahaan yang lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan dengan perusahaan yang mengabaikannya.
Untuk masalah pemasarannya ditentukan oleh Kantor Direksi PTP. Nusantara II di Tanjung Morawa pada bagian pemasaran. Direksi PTP. Nusantara
II Persero menentukan sendiri siapa yang menjadi pembeli Lembaran Karet Asap Ribber Smoke Sheet diproduksi Pabrik PTP. Nusantara II Persero kebun
Batang Serangan. Hal-hal yang mengenai harga Lembaran Karet Asap Ribbed Smoke Sheet ditentukan oleh bursa komoditi.
2.4.1. Segmentasi Pemasaran
Menurut kebijaksanaan hasil produksi PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan dipasarkan melalui Direksi PTP. Nusantara II Persero di
Tanjung Morawa. Direksi PTP. Nusantara II Persero menentukan sendiri siapa yang menjadi pembeli Lembaran Karet Asap Ribber Smoke Sheet diproduksi
Pabrik PTP. Nusantara II Persero kebun Batang Serangan. Hal-hal yang mengenai harga Lembaran Karet Asap Ribber Smoke Sheet ditentukan oleh
bursa komoditi. Produk dari PTP. Nusantara II Persero kebun Batang Serangan
Universitas Sumatera Utara
banyak memenuhi kebutuhan dalam negeri bila dibandingankan memasarkannya ke luar negeri. Ribbed Smoke Sheet RSS I dapat diolah menjadi produk yang
mempunyai nilai tambah value added yang umumnya seperti ban. Jenis produksi yang dipakai pada perusahaan ini adalah Make To Stock, yaitu
tipe industri yang membuat produk akhir sesuai jumlah bahan baku yang tersedia.
2.4.2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yaitu rencana menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Ada 3 hal strategi
yang dilakukan oleh PTP. Nusantara II Kebun Batang Serangan yaitu :
1. Produk
Dalam hal produk PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan menghasilkan Lembaran Karet Asap Ribbed Smoke Sheet sebagai produk utama.
Dalam mengimbangi persaingan PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan memberikan produk yang terbaik dengan cara meningkatkan kualitas
hasil produksinya sesuai kriteria yang diinginkan konsumen. 2.
Harga
Dalam hal harga PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan diatur oleh bagian Kantor Pemasaran Bersama KPB yang dikontrol langsung di
kantor pusat yaitu kantor PTP. Nusantara II di Tanjung Morawa, dimana dalam penentuan harga sesuai dengan harga pasar. Dengan demikian konsumen akan
melihat harga yang diberikan sesuai dengan harga dipasar yang sedang berlaku
Universitas Sumatera Utara
yang ini dampaknya bagi konsumen yang lama tidak akan mencari tempat lain dan bagi konsumen baru akan melirik dikarenakan akan kualitas yang terus
ditingkatkan. 3.
Promosi
Dalam hal promosi PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan diatur juga oleh kantor Direksi Tanjung Morawa, dengan cara melakukan salah
satunya membuat pameran hasil produksi setiap satu tahun sekali dan juga memberikan referensi produk pada perusahaan-perusahaan lain yang
membutuhkan.
2.5. Dampak Sosial Ekonomi terhadap Lingkungan
Dengan adanya PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan, maka akan memberikan kesempatan warga sekitar untuk dapat bekerja di
perusahaan tersebut sebagai karyawanpekerja sehingga akan membuka lapangan kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Batang
Serangan. Untuk menciptakan kesejahteraan, kepada Karyawan dan keluarga,
perusahan memberikan sarana penunjang berupa Perumahan, Rumah SakitPoliklinik, sarana Pendidikan, sarana Ibadah, sarana Olahraga, Koperasi dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Terhadap lingkungan, PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang
Serangan melakukan pengolahan limbah secara aerob dengan proses lumpur aktif.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Proses Produksi
Proses produki pada Pabrik RSS PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan adalah jenis proses produksi yang terputus Intermitten Process,
dimana proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan. Pengolahan Lateks cair adalah
suatu proses produksi untuk menghasilkan produk berupa Lembaran Karet Asap Ribbed Smoke Sheet.
2.6.1. Standar Mutu Produk
Dalam pengendalian Standar mutu pengolahan Lembaran Karet Asap Pabrik RSS PT. Perkebunan. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan saat
ini berpedoman kepada spesifikasi teknis karet PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah sebagai berikut :
1. Dirt Content Kadar kotoran
Adanya kadar kotoran yang tidak larut dalam karet bila berlebihan menyebabkan penurunan kualitas dari barang jadi yang terbuat dari karet
mengenai ketahanan lenturnya. Kandungan kadar kotoran yang terdapat pada karet adalah sebesar 0,20 .
2. Ash Content Kadar Abu
Penentuan kadar abu dimaksud untuk menjamin agar karet mentah yang dijual tidak terlalu banyak mengandung abu dari karet alam yang berisi yang
bukan berasal dari karet alam yang merugikan sifat karet. Kandungan kadar abu yang terdapat pada karet adalah sebesar 1,00 .
Universitas Sumatera Utara
3. Volatile Matter Kadar Zat Menguap
Kadar zat menguap adalah kadar air yang terdapat dari karet untuk memastikan bahwa karet tersebut benar-benar sudah kering dan bila karet mentah
sudah kering sedikit kemungkinan timbulnya jamur. Kandungan kadar air yang terdapat pada karet adalah sebesar 60 hingga 70 .
4. Kadar Nitrogen
Spesifikasi ini menjamin jumlah maksimal nitrogen yang boleh terdapat pada karet . Kandungan kadar Nitrogen yang terdapat pada karet adalah sekitar
0,3 hingga 0,5 . Adapun spesifikasi produk jadi Pabrik RSS PT. Nusantara II Batang
Serangan adalah sebagai berikut : a.
Rubbed Smoke Sheet I RSS I Tiap sheet harus dibungkus supaya bebas dari jamur. Sheet yang berbintik
atau bergaris-garis karena oksidasi, lembek karena mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama di asap, buram dan hangus tidak diperkenankan.
Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali gelembung udara sebesar kepala jarum dapat diterima.
b. Rubbed Smoke Sheet III RSS III Terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat seperti karat dan sedikit jamur
pada pembalut di permukaan sheet tidak ditolak. Adanya sedikit cacat warna, gelembung-gelembung udara kecil berasal dari kulit kayu dalam jumlah masih
sedikit juga diperkenankan. Karet harus kering, kuat dan tidak mengandung cacat lepuh.
Universitas Sumatera Utara
c. Cutting
Cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu pensortiran, ukuran cutting maksimal 15 cm persegi. Bila ditemukan sedikit bahan
seperti karat dan jamur pada pembalutan permukaan sheet penyerahan tidak ditolak. Sheet yang mengandung gelembung-gelembung udara dan sheet yang
lembek mengalami pemanasan tinggi serta cacat warna sheet karena terlalu lama diasap, sheet yang sedikit lengket serta sedikit kurang matang diperkenankan.
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi RSS Lembaran Karet Asap pada Pabrik Karet PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang
Serangan khususnya pada proses produksi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Bahan Baku
b. Bahan Penolong
c. Bahan Tambahan
2.6.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun
kimiawi dan ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainya. Bahan baku pembuatan Lembaran Karet Asap
Ribbed Smoke Sheet pada pabrik RSS Kebun Batang Serangan adalah Lateks
Cair yang berasal dari kebun PTPN II Persero Kebun Batang Serangan.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan
penolong yang diperlukan adalah air yang digunakan untuk mengencerkan lateks sampai mencapai DRC 14-15 , larutan asam semut sebanyak 8,20 Kg Ton KK
dengan konsentrasi 5 digunakan sebagai penggumpal, dan amoniak gas sebanyak 1,2 KgTon KK digunakan sebagai pengawet.
2.6.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan adalah kayu bakar yang dimasukkan ke tungku pengasapan diperlukan sebanyak 3,00 M
3
Ton KK, Premium sebanyak 750 literTon KK di gunakan sebagai perekat, talk powder sebanyak 3 KgTon
KK sebagai anti jamur dan Cat hitam sebanyak 0,009 KgTon KK sebagai pelabelan.
2.6.3. Uraian Proses
Pada dasarnya, uraian proses produksi pada Pabrik RSS PTPN. II Persero Kebun Batang Serangan ini terdiri dari beberapa tahapan. Adapun uraian
proses produksinya adalah :
1. Penerimaan Lateks Cair
Kegiatan awal dari proses produksi pembuatan Lateks Cair ini dimulai dari penerimaan Lateks. Di Afdeling yang diangkut dengan truk menggunakan
tangki-tangki, yang di timbang dengan Jembatan Timbang yang ada di kebun, kemudian dilakukan pembongkaran lateks dari tangki truk dalam bak
Universitas Sumatera Utara
penampungan lateks cair, penyaringan lateks dari kebun dan pengenceran lateks dengan air sampai mencapai kadar KK Karet Kering yang dikehendaki.
2. Pengenceran
Lateks yang diencerkan dimasukkan ke dalam bak koagulasi. Busa yang terbentuk di permukaan lateks dibuang, lalu ditambahkan larutan asam semut
dengan konsentrasi 5 . Setelah dilakukan pengadukan secara merata dan hati- hati, koagulasi tersebut disisipkan plat-plat pemisah untuk membentuk lembaran-
lembaran getah beku dan didiamkan selama 3-5 jam. Kemudian proses penggilingan dilakukan setelah kekerasan koagulum cukup. Limbah yang
terbentuk dari proses koagulasi lateks ini berupa air buangan dari bak koagulasi.
3. Pencetakan
Lateks yang sudah ditambahkan dengan larutan asam semut 5 maka lateks siap untuk dicetak di dalam bak pencetakan dengan bantuan plat
alumunium. Kemudian didiamkan selama 3-5 jam untuk digiling.
4. Penggilingan Koagulum
Koagulum seterusnya digiling dengan mesin penggiling yang biasa disebut Mesin Sheeter. Silinder gilingan terakhir memiliki permukaan yang berkembang
sebagai alat pencetak lembar yang dihasilkan. Tebal sheet yang keluar dari mesin giling ini antara 3 mm sampai 3,5 mm. Mesin giling ini selain untuk mencetak
lembar sheet juga untuk mengeluarkan air dari dalam koagulum, maka limbah yang terbentuk di dalam proses ini adalah air yang mengandung asam semut,
selanjutnya sheet dibilas di bak pembilasan kemudian sheet tersebut digantung dan diangin-anginkan di bambu dan disusun di lori.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengasapan dan Pengeringan Sheet
Lembar sheet yang sudah ditiriskan dan diangin-anginkan lalu diasap
dalam ruang pengasapan. Proses pengasapan ini dilakukan selama 120 jam dengan suhu di dalam rumah asap bervariasi seperti yang di bawah ini :
Hari I = 40
C - 45 C
Hari II = 45
C - 50 C
Hari III = 50
C - 55 C
Hari IV = 55
C - 60 C
Hari V = 60
C - 65 C
Sumber panas dan asap berasal dari tungku di bawah rak-rak pengasapan dan bahan bakar yang digunakan adalah kayu karet tua.
6. Sortasi
Lembaran sheet yang telah dikeringkan dengan cara pengasapan akan disortir dengan memilah-milah lembaran sheet yang tidak mempunyai kotoran dan
udara yang terperangkap dalam lembaran sheet menjadi Ribbed Sheet Smoke I RSS I dan bagi lembaran yang mempunyai kotoran dan udara yang terperangkap
akan di masukkan dalam Ribbed Sheet Smoke III RSS III dan Cutting. Kemudian lembaran sheet yang telah disortir disusun di meja trough.
7. Penimbangan
Setelah lembaran sheet yang keluar dari meja trough ditimbang seberat 106 Kg.
Universitas Sumatera Utara
8. Pengepresan dan Pengepakan
Setelah proses penimbangan selesai dilakukan maka Ribbed Smoke Sheet RSS tersebut masuk pada proses pengepresan serta pengepakan, dimana Ribbed
Smoke Sheet RSS yang sudah dingin dipres dengan mesin press baal dan di kempa selama 12 jam. Setelah itu dilapis dengan lembaran karet yang telah
dilumasi premium agar melekat hingga beratnya mencapai 113 Kg, kemudian dilumuri talk powder agar sewaktu penyimpanan baal tidak berjamur dan
dilakukan pelabelan sesuai dengan waktu produksi.
9. Penyimpanan Produk Pada Gudang Jadi
Setelah selesai dilakukan pelabelan maka produk Ribbed Smoke Sheet RSS disimpan di dalam gudang produk jadi.
Uraian proses produksi dapat dilihat pada block diagram pengolahan Ribbed Smoke Sheet RSS seperti pada Gambar 2.1.
2.7. Mesin dan Peralatan
Dalam proses produksinya Pabrik RSS PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan, menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-peralatan
produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Mesin dan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 1.
2.7.1. Utilitas
Tiap tahapan proses di Pabrik RSS PTPN-II Persero Kebun Batng Serangan dibantu oleh sarana penunjang utilitas untuk memperlancar jalannya
kegiatan produksi, meliputi:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Block Diagram Pengolahan RSS Ribbed Smoke Sheet 1.
Stasiun Air
Air digunakan pada proses pengolahan Lateks Cair serta digunakan juga untuk keperluan karyawan. Air diperoleh dari sumur bor. Kemudian air dialirkan
dengan sistem pemipaan agar didapat air yang tidak terlalu panas akibat dari
Universitas Sumatera Utara
pemompaan. Air yang dihasilkan setelah melewati sistem pengaliran mempunyai suhu 27
C -30 C yang dialirkan ke bak penampungan. Dari bak ini kemudian
dialirkan ke bagian produksi dan kantor.
2. Stasiun Pembangkit Listrik Power Plant
Fungsinya adalah untuk penggerak peralatan pabrik, penerangan pabrik, kantor. Untuk mensuplai arus listrik di Pabrik RSS kebun batang Serangan
menggunakan 2 macam pembangkit yaitu PLN dan Diesel Generator. Dalam hal ini penyuplai utama listrik adalah PLN sedangkan untuk Diesel Generator
Genset stand bay bila terjadi pemadaman listrik PLN. Jika dilihat dari biaya maka biaya akan lebih hemat bila menggunakan listrik dari PLN, sebab bila
menggunakan Diesel Generator Genset biaya akan besar dengan pembeliaan minyak solar.
2.7.2. Safety and Fire Protection
Safety and fire protection adalah upaya yang dilakukan agar keselamatan tetap terjaga selama proses produksi berlangsung, dalam hal ini adalah proses
pengolahan Lateks cair menjadi Ribbed Smoke sheet RSS. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 untuk mengatur masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk mendukung sistem ini, pihak perusahaan
dan karyawan bersama-sama membuat kebijakan dan komitmen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan dari SMK3 di lapangan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Mensosialisasikan beberapa prinsip dalam perencanaan keselamatan dan
efisiensi produksi yang harus diketahui semua karyawan Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan. Prinsip tersebut yaitu:
a. Ciptakan keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga-tangga, tempat
dan daerah kerja lainnya. b.
Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak sesedikit mungkin. c.
Lantai yang cukup, bagi mesin dan peralatan. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan tenaga kerja.
d. Fasilitas transportasi yang harus disertai perlengkapan kselamatannya.
e. Menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai
tempat yang rawan kebakaran. f.
Pengisolasian tempat-tempat berbahaya. 2.
Mewajibkan setiap pekerja untuk selalu menggunakan APD Alat Pelindung Diri.
Cara mencegah terjadinya kecelakaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri. Adapun beberapa alat pelindung diri yang
digunakan yaitu : a.
Pakaian kerja khusus, untuk melindungi badan pekerja dari bahan-bahan berbahaya, dan untuk pencegahan penyakit dari air olahan karet.
b. Sepatu pengaman sepatu bot untuk melindungi pekerja dari kecelakaan
yang disebabkan oleh benda berat yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak, tergelincir dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
c. Topihelm khusus untuk melindungi kepala pekerja saat bekerja dari benda
yang jatuh atau melayang dari atas. d.
Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan dari tusukan, sayatan, terkena benda panas, bahan kimia, aliran listrik dan sebagainya.
e. Masker untuk melindungi dari debu, asap juga bau yang menyengat.
f. Kaca Mata untuk melindungi mata dari debu dan serbuk yang
berterbangan. Alat pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis
terutama untuk mesin-mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi
yang mudah di jangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus terpasang yang bagus agar tidak terjadi korslet
antara aliran listrik bila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Untuk instalasi listrik penempatannya dilakukan pada tempat yang
gampang dijangkau dan terlindungi. Kabel disusun dengan rapi agar idak terjadi konslet sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat
segera diatasi. Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan juga menyediakan alat pemadam kebakaran berupa gas pemadam
hydrant yang tersedia di setiap stasiun yang berpotensi terjadinya kebakaran. 3.
Adapun program yang dilaksanakan bila terjadi kebakaran atau bencana alam petugas kamar mesin dan petugas keamanan atau hansip segera membunyikan
lonceng sesegera mungkin. Tanda yang diberlakukan pada pabrik ini yang harus diketahui karyawan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Tanda Bahaya
a. Pemukulan lonceng dipukul satu kali dengan nada cepat minimum 2
dua menit. b.
Sirine dibunyikan dengan nada bergelombang selama yang diperlukan minimum 1 satu menit.
2. Tanda Berkumpul
a. Pemukulan lonceng, dipukul 2 dua kali dengan nada biasa minimum
2 menit. b.
Sirine dibunyikan dengan nada terputus-putus selama diperlukan minimum 1 menit.
3. Tanda Aman
a. Pemukulan lonceng, dipukul 3 tiga dengan nada biasa minimum 2
menit. b.
Sirine dibunyikan dengan nada panjang selama 3 tiga menit.
2.7.3. Waste Treatment Pengolahan Limbah
Limbah cair dari Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan dialirkan kesatu tempat penampungan dengan proses alami proses
pengendapan. Metode ini lebih menguntungkan sebab menghemat biaya.
Tujuan pengolahan limbah adalah : 1.
Menghilangkan bahan terapung dan tersuspensi. 2.
Mengolah bahan organik majemuk yang dapat mengalami biodegradasi 3.
Menghilangkan warna dan bau air limbah.
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatkan pengertian mengenai dampak yang ditimbulkan oleh limbah
terhadap lingkungan. 5.
Melestarikan sumber daya alam dan mengembangkan berbagai metoda yang sesuai.
6. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh – pengaruh jangka panjang
limbah. Sumber-sumber limbah yang ada dari pengolahan Lateks Cair berasal dari:
1. Pencucian karet terkoagulasi dan bak-bak koagulasi
2. Lain-lain sekitar.
Adapun kegiatan pengolahan limbah di Pabrik RSS PTP.N II Persero Kebun Batang Serangan adalah sebagai berikut :
Kegiatan pengolahan limbah akan menghasilkan buangan berupa limbah cair dan limbah gas. Melalui proses pengolahan limbah yang dilakukan
diharapkan dapat memberikan dampak positif tehadap lingkungan sehingga masalah pencemaran dapat diminimalkan.
a. Limbah Cair
Limbah cair pabrik karet Batang Serangan berasal dari pencucian karet terkoagulasi dan bak-bak koagulasi yang selanjutnya dialirkan ke kolam IPAL.
Dengan produksi sebesar 8 ton kering perhari, diperkirakan limbah cair sebanyak 160 ton, maka tinggal limbah cair di IPAL adalah sekitar 10 hari.
Limbah cair yang telah diproses di IPAL ini selanjutnya dibuang ke paritselokan kota Batang Serangan untuk selanjutnya mengalir ke sungai-sungai Batang
Serangan.
Universitas Sumatera Utara
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Pabrik RSS Kebun Batang Serangan menggunakan sistem pengolahan limbah secara aerob dengan proses
lumpur aktif. Proses pengolahan limbah cair terdiri dari 5 tahapan yaitu : 1.
Bak Koagulasi Limbah cair yang berasal dari proses pengolahan ditampung hingga
bak koagulasi penuh. Kemudian limbah cair dipompa ke mesin tank, hal ini bertujuan untuk mencegah pembekuan limbah cair yang tinggi.
2. Bak Pengendapan
Limbah cair yang di keluarkan dari tank dialirkan ke bak pengendapan. Kemudian dialirkan ke parit kontrol menuju rubber trap A. Setelah dari rubber
trap A kemudian limbah mengalir bak equalisasi dengan tujuan untuk menyeragamkan pH kemudian limbah cair dialirkan ke rubber trap B.
3. Bak Aerasi I
Merupakan bak aerasi dengan sistem jet aerator. Mesin aerator dihidupkan selama 24 jam untuk mencegah pengendapan limbah cair.
4. Bak Aerasi II
Merupakan bak aerasi dengan sistem injeksi. Pada bak aerasi terdapat blower yang bertujuan untuk mencegah pengendapan. Pada tahap bak aerasi
II juga dilakukan proses penambahan bakteri m4 untuk menghilangkan sifat kimia yang berbahaya dan beracun dan untuk menghilangkan bau yang
menyengat.
Universitas Sumatera Utara
5. Bak Lumpur Aktif
Lumpur yang diendapkan kemudian di sirkulasi menuju bak aerasi II sedangkan outlet IPAL dialirkan ke saluran pembuangan.
b. Limbah Gas