Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dengan penerapan Total Productive Maintenance menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness OEE dalam usaha peningkatan efisiensi produksi pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang serangan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu : 1. Tidak tepatnya penanganan dan pemeliharaan mesinperalatan tidak saja dapat menyebabkan masalah kerusakan breakdowns mesinperalatan saja tetapi juga dapat mengakibatkan timbulnya kerugian-kerugian yang lainnya seperti lamanya waktu setup dan adjustment, mesin menghasil produk yang cacat, seringnya mesin berhenti tiba-tiba, dan menurunya kecepatan produksi mesin reduced speed, dan juga kerugian yang timbul pada awal produksi sampai kondisi produksi yang stabil dicapai. 2. Dari hasil perhitungan OEE yang dilakukan pada mesin Sheeter, nilai OEE tertinggi terjadi pada periode Januari 2011 sebesar 71,14 dan nilai OEE terendah terjadi pada periode Oktober 2010 sebesar 43,37 3. Rendahnya efektivitas mesin yang digunakan diakibatkan tingginya kontribusi yang diberikan oleh faktor six big losses yang juga mengakibatkan rendahnya efisiensi mesin Sheeter pada perusahaan, yaitu faktor Breakdown Loss dan IdlingMinor Stoppages Loss. Universitas Sumatera Utara 4. Persentase masing-masing faktor six big losses yang dominan selama periode April 2010 - Maret 2011 adalah Breakdown Loss sebesar 42,52 dan IdlingMinor Stoppages Loss mesin Sheeter sebesar 22,38 . 5. Upaya perbaikan yang dilaksanakan berdasarkan dari analisa diagram cause and effect terhadap faktor yang menjadi prioritas utama adalah : a. Usulan perbaikan masalah untuk Faktor Breakdown Loss 1 ManusiaOperator - Pemahaman dan pengawasan terhadap bagian teknikbengkel pada setiap dilakukannya perbaikan kerusakan mesin Sheeter. - Pelatihan terhadap bagian teknikbengkel dilakukan secara berkala 2 dua kali dalam setahun untuk merawat mesin. - Pelatihan bagian teknikbengkel 2 dua kali dalam setahun untuk memperbaiki kerusakan mesin. 2 Mesinperalatan - Penyediaan suku cadang mesin harus tetap ada tersedia di bengkel bagian teknik seperti per block stelan, pinion gear, dll. - Penggantian mesin maksimal dilakukan 10 tahun sekali. 3 Metode - Melakukan perbaikan mesin Sheeter berdasarkan standar yang ada pada katalog mesin Sheeter yang sudah ada. b. Usulan perbaikan masalah untuk faktor IdlingMinor Stoppages Losses 1 Manusiaoperator Universitas Sumatera Utara - Pengawasan terhadap operator dilakukan pada setiap mesin beroperasi. - Pelatihan operator dilakukan secara berkala 2 dua kali dalam setahun untuk merawat mesin. 2 Mesinperalatan - Penggantian spare part mesin yang mengalami kehausan secepatnya dilakukan sebelum kerusakan spare part mesin Sheeter tersebut benar-benar rusak. - Penggantian mesin maksimal dilakukan 10 tahun sekali. 3 Metode - Melakukan standar pelaksanaan pemeliharaan mesin dilakukan secara berkala dengan melakukan perawatanpemeliharaan mesin 1 satu kali dalam sehari. 4 Bahan - Membersihkan koagulum yang lengket dan yang menggumpal pada poros mesin Sheeter dan operator harus secara terus-menerus mengontrol koagulum yang masuk ke mesin Sheeter untuk menghindari sering terjadinya gangguan tiba-tiba. 6. Usulan penyelesaian masalahperbaikan OEE Overall Equipment Effectiveness rendah yaitu : a. Meminimalkan waktu kerusakan mesin Breakdown mesin Sheeter sehingga nilai Availability mesin Sheeter meningkat maka nilai OEE mesin Sheeter yang ideal yang diharapkan sebesar ≥ 85 akan tercapai. Untuk meminimalkan waktu kerusakan mesin Sheeter perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara pemeliharaan mesin yaitu autonomous maintenance Pemeliharaan Mandiri. b. Meningkatkan jumlah produksi sehingga akan meningkatkan performance Efficiency mesin Sheeter maka nilai OEE mesin Sheeter yang ideal yang diharapkan sebesar ≥ 85 akan tercapai juga. c. Meminimalkan jumlah produk reject sehingga akan meningkatkan nilai Rate of Quality Product maka nilai OEE mesin Sheeter yang ideal yang diharapkan sebesar ≥ 85 akan tercapai juga.

7.2. Saran