88
Kelas VII SMP sesungguhnya benar adanya. Jika kita mengalami sesuatu yang membahagiakan, yakinlah bahwa karma
yang telah kita perbuat adalah benar. Sebaliknya, jika ada sesuatu yang menimpa kita dan membuat kita tidak senang, kamma-vipaka itu menunjukkan bahwa kita telah berbuat suatu kesalahan. Janganlah
dilupakan bahwa kamma-vipaka itu senantiasa benar. Ia tidak mencintai maupun membenci, pun tidak marah dan juga tidak memihak. Ia adalah hukum alam, yang dipercaya atau tidak dipercaya
akan berlangsung terus.
Terdapat beberapa bentuk karma. Bentuk karma yang lebih berat dapat menekan, bahkan menggugurkan bentuk karma yang lain. Ada orang yang menderita hebat karena perbuatan kecil, tetapi ada juga yang
hampir tidak merasakan akibat apa pun juga untuk perbuatan yang sama. Mengapa? Orang yang telah menimbun banyak karma baik, tidak akan banyak menderita karena perbuatan itu. Sebaliknya, orang
yang tidak banyak melakukan karma baik akan menderita hebat karena perbuatan kecil. Singkatnya: Kamma Vipaka dapat diperlunak, dibelokkan, ditekan, bahkan digugurkan.
Karma dapat dibagi menurut: • Saluranya
• Sifatnya • Fungsinya
• Kekuatanya • Waktu berbuahnya
1. Karma menurut Salurannya
Karma dapat dibagi menurut saluranya dalam 3 golongan: 1. Karma Pikiran mano-kamma
2. Karma Ucapan vaci-kamma 3. Karma Perbuatan kaya-kamma
2. Karma menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, karma dapat dibagi menjadi dua bagian. 1. Kusala-kamma = perbuatan baik
2. Akusala-kamma = perbuatan jahat
Kusala-kamma berakar dari kusala-mula, 3 akar kebaikan: 1. Alobha tidak tamak.
2. Adosa tidak membenci. 3. Amoha tidak bodoh.
89
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Akusala-kamma berasal dari akusala-mula, 3 akar kejahatan:
1. Lobha ketamakan 2. Dosa kebencian
3. Moha kebodohan Hukum karma adalah hukum perbuatan yang akan menimbulkan akibat dan hasil perbuatan
kamma-vipaka dan kamma-phala. Hukum karma bersifat mengikuti setiap karma, mutlak-pasti dan harmonis-adil.
3. Karma menurut Fungsinya
Karma menurut fungsinya adalah sebagai berikut.
1. Janaka-kamma: Karma yang memiliki fungsi menyebabkan timbulnya suatu syarat untuk kelahiran makhluk-makhluk. Tugas Janaka-kamma melahirkan Nama-Rupa. Janaka-kamma
melaksanakan Punarbahava, yaitu kelahiran kembali dari makhluk-makhluk di 31 alam kehidupan lapisan kesadaran sebelum mereka mencapai pembebasan Arahat.
2. Upatthambaka-kamma: Karma yang mendorong terpeliharanya suatu akibat dari suatu sebab yang telah timbul. Mendorong kusala atau akusala-kamma yang telah terjadi agar tetap berlaku.
3. Upapilaka-kamma: Karma yang menekan karma yang berlawanan agar mencapai kesetimbangan dan tidak membuahkan hasil. Karma ini menyelaraskan hubungan antara
kusala-kamma dan akusala-kamma.
4. Upaghataka-kamma: Karma yang meniadakan atau menghancurkan suatu akibat yang telah timbul, dan menyuburkan karma yang baru. Maksudnya karma yang baru itu adalah garuka-
kamma sehingga akibatnya mengatasi semua karma yang lain.
4. Karma Menurut Kekuatannya
Karma menurut kekuatannya adalah sebagai berikut. 1. Garuka-kamma: Karma yang berat dan bermutu. Akibat dari karma ini dapat timbul dalam
satu kehidupan maupun kehidupan berikutnya. Garuka kamma terdiri atas: akusala-garuka- kamma dan kusala-garuka-kamma.
2. Asanna-kamma: Karma yang dilakukan sebelum saat mati seseorang, baik lahir maupun batin, terutama dengan pikiran. Misalnya, memikirkan perbuatan baik atau jahat yang telah dilakukan
di masa lalu. Jadi, mempunyai pikiran yang baik di kala akan meninggal adalah merupakan hal yang penting, yang akan menentukan bentuk kehidupan berikutnya menjadi lebih baik.
Asanna-kamma berlaku jika tidak melakukan garuka-kamma.
90
Kelas VII SMP 3. Acinna-kamma atau Bahula-kamma: Apabila seorang dalam hidupnya tidak melakukan
garuka-kamma dan di saat akan meninggal tidak pula melakukan Asanna-kamma, hal yang menentukan corak kelahiran berikutnya adalah acinna-kamma. Acinna-kamma atau
Bahula-kamma adalah karma kebiasaan, baik dengan kata-kata, perbuatan maupun pikiran. Walaupun seorang hanya sekali berbuat baik, namun karena selalu diingat, hal itu menimbulkan
kebahagiaan hingga menjelang kematiannya. Kebahagiaan hingga menjelang kematian itu akan menyebabkan kelahiran berikutnya menjadi baik. Demikian juga seorang yang hanya berniat
jahat, karena selalu diingat hal itu akan menimbulkan kegelisahan hingga akhir hidupnya sehingga dia akan lahir di alam yang tidak baik. Oleh karena itu, jika kita pernah berbuat jahat,
perbuatan jahat itu harus dilupakan. Demikian pula sebaliknya kalau kita pernah berbuat baik, perbuatan itu perlu selalu diingat.
4. Katatta-kamma:
Jika seorang tidak berbuat Garuka-kamma, Asanna-kamma atau Acinna-kamma, hal yang menentukan bentuk kehidupan berikutnya adalah katatta-
kamma, yaitu karma yang ringan-ringan, yang pernah diperbuat dalam hidupnya.
5. Karma menurut Waktu Berbuahnya