Rumput laut Penggunaan Ekstrak Gracilaria verrucosa untuk Meningkatkan Sistem Ketahanan Udang Vaname Litopenaeus vannamei

3. Oral Memberikan respon imun non spesifik yang baik dan merupakan metode yang lebih efektif. Namun beta glucan yang diberikan secara oral memiliki jalur dan fungsi yang berbeda dengan bahan pakan. Konfigurasi beta glucan merupakan acid resistant, jadi lewat begitu saja dalam saluran pencernaan tanpa melalui perubahan. Sehingga penyerapan beta glucan pada dinding usus menggunakan mekanisme phagocytic transport.

2.5 Rumput laut

Secara taksonomi seaweed atau rumput laut digolongkan ke dalam Divisio Thallophyta dengan empat kelas besar dalam Divisio ini, yaitu: Chlorophyceae alga hijau, Phaeophyceae alga coklat, Rhodophyceae alga merah dan Cyanophyceae alga biru-hijau. Rumput laut sudah dikenal berabad lampau sebagai makanan dan obat tradisional Angadiredja et al. 1996. Jenis- jenis rumput laut yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain Eucheuma denticulatum, Kapaphycus alvarezii, Gracilaria verrucosa, G. gigas, G. lichenoides dan G. confervoides. Sedangkan jenis Ulva sp., Hypnea sp., Sargassum sp., Enteromorpha sp. dan Turbinaria sp. terdapat berlimpah pada musim tertentu namun pemanfaatannya belum optimal Angadiredja et al. 1996. Struktur molekul agar terdiri dari susunan agarose yang tidak bermuatan dan agaropectin yang bermuatan. Agarose digunakan sebagai media kultur mikroba, kultur sel dan kultur jaringan, dan digunakan juga dalam proses elektroforesa, tehnik imobilisasi, khromatografi serta immunologi Angadiredja et al. 1996. Penerapan teknologi ekstraksi, memberikan kemungkinan melakukan isolasi metabolit sekunder dari rumput laut. Hasil penelitian farmasi-kimia menunjukkan pula, bahwa rumput laut menghasilkan banyak jenis metabolit sekunder, dengan variasi struktur senyawa yang unik dan secara biologi aktif. Pemeriksaan farmakologi dan mikrobiologi dari ekstrak dan isolate, memberikan gambaran yang lebih jelas akan manfaat rumput laut dalam bidang farmasi Angadiredja et al. 1996. Dikemukakan oleh Castro et al. 2006 bahwa dinding sel rumput laut berisi matrix polisakarida yang berlimpah yang dibentuk oleh gula netral dan gula asam yang juga ditemukan pada tumbuhan darat. Namun rumput laut juga mengandung polisakarida bersulfat, yang tidak terdapat pada tumbuhan darat Percival 1979; Kloareg and Quatrano, 1988. Dengan demikian gula terbentuk dan dengan adanya kelompok sulfat diikuti pembentukan sejumlah molekul dengan bentuk dan fungsi biologis yang berbeda termasuk antiviral, antikoagulasi, antitumor dan aktifitas immunomodulatory pada mamalia Castro et al. 2006. Kegunaan struktur molekul polisakarida dalam aktifitas immunomodulatory telah diketahui dari beberapa penelitian. Polisakarida dari beberapa spesies rumput laut dapat menstimulasi aktifitas respiratory burst dari fagosit turbot, proses yang berperan penting dalam membunuh mikroba Castro et al. 2006. Ditambahkan juga bahwa metabolit primer yang umumnya merupakan senyawa polisakarida dan bersifat “hidrokoloid” seperti karaginan, agar, alginate dan furcelaran digunakan sebagai senyawa “additive” dalam industri farmasi. Metabolit primer asam- asam amino sebagai sumber gizi, serta metabolit sekunder yang merupakan senyawa “bioactive substances” dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obat Angadiredja et al. 1996. Ekstrak Gracilaria verrucosa dapat menstimulasi fagositosis dan respiratory burst pada makrofage tikus baik secara in vitro maupun in vivo Yoshizawa et al. 1996. Karagenan, polisakarida bersulfat yang diperoleh dari alga merah, memicu lekosit tikus untuk memproduksi TNF- α sebagai respon terhadap lipopolisakarida bakteri Ogata et al. 1999. Walaupun demikian beberapa tipe dari karagenan terlihat merusak fungsi dari makrofag Schmidt et al. 1993. Agar merupakan polisakarida campuran yang terdapat dalam matrix sel dari alga merah Rhodophyta. Agar terdiri dari dua komponen yang berbeda: agarose dan agaropectin Marinho-Soriano and Bourret, 2005. Gracilaria diketahui juga mempunyai aktifitas antimicrobial pada ikan terhadap beberapa jenis bakteri Bansemir et al. 2006 G. verrucosa merupakan jenis alga merah yang mempunyai nilai ekonomis Gambar 2 dan telah dibudidayakan. Identitas rumput laut ini ditandai dengan Thallus silindris, licin, berwarna kuning coklat atau kuning hijau. Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-ulang memusat ke bagian pangkal. Ciri yang membedakan G. verrucosa dari G. gigas maupun jenis Gracilaria lainnya adalah cabang-cabang lateralnya yang memanjang menyerupai rambut. Ukuran panjang sekitar 25 cm dan diameter thallus sekitar 0,5-1,5 mm. Habitat rumput laut ini menempel pada substrat batu atau benda lainnya. Alga ini banyak ditemukan di tambak budidaya yaitu di daerah Takalar, Sulawesi Selatan Dirjen, 2005, serta telah dibudidayakan di tambak Karawang Jawa Barat. Gambar 2. Gracilaria verrucosa koleksi pribadi Rhodophyceae termasuk juga didalamnya G. verrucosa mengandung beberapa zat yang penting antara lain: floridin starch, mannoglycerate, dan floridosida. Alga merah menghasilkan komponen utama kimianya yaitu karagenan dan agar Dirjen, 2005. G. verrucosa merupakan penghasil agar, setiap jenis Gracilaria spp. menghasilkan agar dengan persentase kandungan dan kekuatan gelnya yang berbeda. Agar merupakan koloid hidropilik yang diekstrak dari alga merah. Komponen kimia ini mengandung polisakarida bersulfat, yang formasinya dengan senyawa lainnya dalam agar membentuk sejumlah molekul yang salah satunya berperan dalam immunomodulatory. Polisakarida pada alga merah biasanya berisi galaktosa maupun galaktan bersulfat Naidu, 2000. III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Tempat pelaksanan penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Sampel rumput laut G. verrucosa diambil dari lokasi budidaya yaitu di tambak Karawang. Proses pengekstraksian G. verrucosa dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor sedangkan Freeze dryer dilakukan di Laboratorium Industri Perikanan Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian