Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2005-2008

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2005 - 2008

OLEH :

NAMA : CORRY JUBELINA SAMOSIR NIM : 060503002

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2005 – 2008” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2010

Yang Membuat Pernyataan

Nama : Corry Jubelina Samosir NIM : 060503002


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasa-Nya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudu l “Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2005 – 2008”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril dan materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis dalam penulisan karya ilmiah berbentuk skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan saran dan bimbingan kepada penulis.


(4)

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Erlina, M.Si, Ph.D, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang diberikan.

5. Kedua orangtua saya, M.P. Samosir dan N. Siregar. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, Juni 2010 Penulis

Corry Jubelina Samosir NIM 060503002


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2008.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital

Market Directory). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan dari 31 perusahaan diperoleh 20 perusahaan sampel. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sbagai variabel X1, arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel X2, arus kas dari aktivitas

investasi sebagai variabel X3 dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai

variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci: Laba Akuntansi, Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan, Harga Saham.


(6)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of profit accountancy information and cash flow components partially or simultaneously to bank’s stock prices which listed in BEI.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2005 to 2008.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling and from 31 firms, 20 are used as the samples of this study. Variables that used in this research are profit accountancy as X1 variable, cash flow from operating activities as X2 variable, cash flow from

investing activities as X3 variable and cash flow from financing activities as X4

variable and also stock price as Y variable.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial profiy accountancy, cash flow from operating activities and cash flow from investing activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from financing activities are not influence toward stock price.

Keyword: Profit Accountancy, Cash Flow From Operating Activities, Cash Flow From Investing Activities, Cash Flow From Financing Activities, Stock Price.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

ABSTRAK ……….…... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR……….... ix

DAFTAR TABEL ………..….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………....………..….. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal... 9

B. Laporan Keuangan... 10

1. Pengertian... 10

2. Tujuan... 12

3. Pemakai... 13


(8)

C. Laba... 18

1. Pengertian... 18

2. Laba Akuntansi... 18

D. Laporan Arus Kas... 21

1. Pengertian... 21

2. Klasifikasi... 22

3. Tujuan dan Manfaat... 24

E. Saham... 26

1. Pengertian... 26

2. Karakteristik... 26

F. Teori Sinyal... 27

G. Teori Asimetris Informasi... 31

H. Kaitan Antara Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham... 31

I. Kaitan Antara Arus Kas Terhadap Harga Saham... 35

J. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 37

K. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 39

1. Kerangka Konseptual... 39

2. Hipotesis Penelitian... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 41

B. Jenis Data dan Sumber Data... 41

C. Metode Pengumpulan Data... 42


(9)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 43

F. Metode Analisis Data... 45

G. Jadwal Penelitian... 52

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 53

B. Analisis Hasil Penelitian... 54

1. Analisis Statistik Deskriptif... 54

2. Uji Asumsi Klasik... 56

a. Uji Normalitas... 56

b. Uji Multikolinearitas... 63

c. Uji Heteroskedastisitas... 65

d. Uji Autokorelasi... 67

3. Analisis Regresi... 68

a. Persamaan Regresi... 68

b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi... 70

c. Pengujian Hipotesis... 72

C. Pembahasan Hasil penelitian... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 78

B. Keterbatasan Penelitian... 79

C. Saran... 79

DAFTAR PUSTAKA... 81


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Komponen Laporan Arus Kas... 17 Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual... 39 Gambar 4.1 Histogram (sebelum data ditransformasi)... 58 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditransformasi).. 59 Gambar 4.3 Histogram (setelah data ditransformasi)... 61 Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot (setelah data ditransformasi).... 62 Gambar 4.5 Scatterplot... 66


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 38

Halaman Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan... 43

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 44

Tabel 3.3 Uji Statistik Durbin Watson... 49

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian... 52

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan... 53

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 Sampai Tahun 2008... 55

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi... 57

Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 60

Tabel 4.5 Coefficients untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP)... 63

Tabel 4.6 Coefficients Correlations untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP).... 64

Tabel 4.7 Uji Statistik Durbin Watson... 67

Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson... 68

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi... 69

Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 71


(12)

Tabel 4.11 Hasil Uji t... 72 Tabel 4.12 Hasil Uji F... 74


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Daftar Pemilihan Sampel... 83

Halaman Lampiran ii Data Penelitian Tahun 2005... 84

Data Penelitian Tahun 2006... 86

Data Penelitian Tahun 2007... 88

Data Penelitian Tahun 2008... 90

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi)... 92

Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi)... 93

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi)... 94

Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Setelah Ditransformasi)... 95

Lampiran iv Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi... 96

Statistik Deskriptif Setelah Transformasi... 96

Lampiran v Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi... 97

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi... 97

Histogram sebelum transformasi... 98

Histogram setelah transformasi... 98


(14)

Grafik Normal P-P Plot setelah transformasi... 99

Hasil Uji Multikolinearitas... 100

Hasil Uji Heteroskedastisitas... 102

Hasil Uji Autokorelasi... 103

Lampiran vi Hasil Uji Hipotesis (Uji t)... 104

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)... 104

Lampiran vii Tabel t dengan signifikansi 5%... 105


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2008.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital

Market Directory). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan dari 31 perusahaan diperoleh 20 perusahaan sampel. Variabel penelitian ini adalah laba akuntansi sbagai variabel X1, arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel X2, arus kas dari aktivitas

investasi sebagai variabel X3 dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai

variabel X4, serta harga saham sebagai variabel Y.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci: Laba Akuntansi, Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan, Harga Saham.


(16)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of profit accountancy information and cash flow components partially or simultaneously to bank’s stock prices which listed in BEI.

This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2005 to 2008.

Data that used in this research are financial statements from each company, published through website from ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling and from 31 firms, 20 are used as the samples of this study. Variables that used in this research are profit accountancy as X1 variable, cash flow from operating activities as X2 variable, cash flow from

investing activities as X3 variable and cash flow from financing activities as X4

variable and also stock price as Y variable.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward stock price in simultan, but in partial profiy accountancy, cash flow from operating activities and cash flow from investing activities have positive significant to the stock price, whereas cash flow from financing activities are not influence toward stock price.

Keyword: Profit Accountancy, Cash Flow From Operating Activities, Cash Flow From Investing Activities, Cash Flow From Financing Activities, Stock Price.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan tentunya harus dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan usahanya. Selain itu, tujuan perusahaan harus mampu menciptakan nilai (value creation) bagi pemiliknya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai tersebut diwujudkan ke dalam harga pasar dari saham biasa perusahaan.

Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama yang mendasari para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat diperlukan oleh perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan menerbitkan dan menjual saham melalui Pasar Modal atau Bursa Efek sebagai perantara.

Di setiap negara pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi finansial, sehingga pertumbuhannya harus dipacu untuk pasar modal yang efisien dan dapat memberi semua informasi yang relevan untuk sekuritasnya. Fungsi ekonomi maksudnya pasar modal menyalurkan dana dari investor ke perusahaan,


(18)

sehingga memperlancar akses perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan investasinya. Sedangkan fungsi finansial maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan. Sebelum bertransaksi di pasar modal, investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek.

Harga saham sutau perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak. Informasi yang didapat bisa berasal dari eksternal maupun internal perusahaan. Dari eksternal perusahaan berhubungan dengan kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga. Sedangkan dari internal perusahaan berhubungan dengan laporan keuangan dari perusahaan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.1 (IAI, 2007) tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Laporan keuangan menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Kinerja


(19)

perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba yang terdapat dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan. Laba akuntansi dan arus kas adalah ukuran kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari para investor dan kreditur. Pentingnya informasi laba akuntansi tercantum secara jelas dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 25 (IAI, 2007) yaitu: “Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang”.

Pentingnya laporan arus kas tercantum pada PSAK No. 2 (IAI, 2007) tentang laporan arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probabilitias dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Dalam PSAK No. 2 (IAI, 2007) dikatakan penyajian laporan arus kas dibagi dalam 3 komponen, yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan dimana dalam penelitian ini akan dilihat masing-masing hubungannya dengan harga saham. Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting


(20)

karena masing-masing komponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap harga saham.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adinegoro (2007) yang meneliti perubahan laba akuntansi sebagai variabel independen terhadap perubahan harga saham sebagai variabel dependen, diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham terhadap 53 emiten yang tergolong Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan data time series dari tahun 2003-2005. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Purwantoro (2005) yang dikutip dari penelitian Adinegoro (2007) yang meneliti tentang pengaruh laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara signifikan perubahan harga saham dipengaruhi oleh perubahan laba.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sofiyanti (2009) menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sebagai variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Fitra (2007) yang meneliti tentang pengaruh informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan


(21)

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2003-2006. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham. Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut menjadi alasan bagi penulis untuk kembali meneliti pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas yang mempengaruhi harga saham.

Dari sejumlah besar perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, penulis memilih melakukan penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa di antara berbagai saham yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia, sektor perbankan salah satu sektor yang diharapkan mempunyai prospek cukup cerah di masa yang akan datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara.

Histori lain yang mendasari dunia perbankan di Indonesia adalah seperti diketahui bahwa pada tahun 1997 kondisi-kondisi perbankan sangat memprihatinkan, ini ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank. Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Fenomena ini berakibat pada turunnya minat investor untuk membeli saham perbankan. Konsekuensi yang terjadi harga saham perbankan mengalami penurunan. Krisis pada tahun 1997 telah berlalu, kini perbankan Indonesia


(22)

dihadapkan kembali dengan krisis yang lebih dahsyat yaitu krisis keuangan global yang berawal dari resesi ekonomi AS ditambah berbagai kasus kevalidan perusahaan perbankan di Indonesia sehingga fenomena-fenomena tersebut di atas menjadi pertimbangan menarik bagi penulis menuangkan penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul: ” Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2005 – 2008 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah informasi laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008? 2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005-2008?

3. Apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005-2008?

4. Apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005-2008? 5. Apakah informasi laba akuntansi dan komponen arus kas berpengaruh

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008 secara simultan?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin disampaikan dalam penelitian ini yakni :

1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh informasi laba akuntansi terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008.

2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008.

3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas investasi terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008.

4. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008.

5. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008 secara simultan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh adalah : 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pasar modal dan mekanisme pembentukan harga saham yang


(24)

dipengaruhi oleh kandungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas yang terdapat pada laporan keuangan.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran untuk dipakai perusahaan sebagai alat bantu alternatif dalam menilai kembali kinerja keuangan perusahaan terhadap fluktuasi harga sahamnya di pasar modal.

3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor mengetahui perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005 – 2008 mana yang dikelola baik dan benar dari setiap uang yang diperoleh, baik dari penjualan saham maupun utang, dan mampu menghasilkan profit yang optimal. Diharapkan juga para investor dapat memprediksi harga saham di masa datang sehingga dapat membantu pengambilan keputusan jual beli saham dan menentukan strategi investasi yang sesuai dengan harapan investor dalam memperoleh deviden dan capital gain yang tinggi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumbangan literatur sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang akan mengembangkan hasil penelitian ini di waktu-waktu yang akan datang.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal

Husnan (1994 : 3) menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal (capital

market) adalah suatu perusahaan abstrak yang mempertemukan dua kelompok

yang saling berhadapan tetapi mempunyai kepentingan untuk saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat (dalam pengertian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan jangka panjang (Riyanto, 1995 : 164).

Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, 2000 : 15) yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market)

Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini. Surat berharga yang baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public. b. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar sekunder tutup.

d. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan oleh institusi yang berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker.


(26)

Berdasarkan Kepres No. 53/ 1990 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah bursa efek. Sedangkan bursa efek menurut UU No. 8/ 1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Sedangkan pengertian pasar modal di Indonesia berbeda dengan tujuan pasar modal dinegara negara lainnya. Pasar modal di Indonesia memiliki jangkauan dan misi yang lebih luas. Jangkauan ini diusahakan sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa perekonomian kita dijalankan dengan azas kekeluargaan. Ada 3 aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal di Indonesia yakni :

a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham saham perusahaan.

b. Pemeratan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham.

c. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.

B. Laporan Keuangan 1. Pengertian

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2007) “laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,


(27)

sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Laporan keuangan juga merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pemimpin perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi.


(28)

2. Tujuan

Harahap (2007 : 122) mengutip pernyataan APB Statement No. 4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial

Statement Business Enterprises dalam menjelaskan tujuan laporan keuangan yang

digolongkan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif. a. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.

b. Tujuan umum

Adapun tujuan umum laporan keuangan sebanyak lima tujuan.

1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud:

a) untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, b) untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya,

c) untuk menilai kemampuannya menyelesaikan utang-utangnya, d) menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:

a) memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham,

b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan,

c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan,

d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

c. Tujuan Kualitatif

Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut:

1) Relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar sesuai dan


(29)

2) Understandibility, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan

bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya,

3) Verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh

pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama,

4) Neutrality, yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak

yang berkepentingan di mana informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak pihak tertentu saja,

5) Timeliness, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk

pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat,

6) Comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling

dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain,

7) Completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus

mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai. 3. Pemakai

Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang berbeda. Hal tersebut terjadi sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan keuangan itu sendiri. Menurut Kusnadi dan Kertahadi (2001 : 17), pihak yang berkepentingan secara langsung terhadap laporan keuangan perusahaan, pada umumnya terdapat 7 kelompok, yaitu para pemilik, para kreditor, para calon pemilik dan kreditor, manajemen, pihak pajak, para buruh, dan para langganan.

a. Para pemilik. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai, bagian laba yang diharapkan dan menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan.

b. Para kreditor. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk menetapkan syarat kredit, menjaga keamanan kekayaan yang digunakan oleh perusahaan kemudian menilai apakah kepercayaan yang diberikan perlu ditarik atau dipertahankan.

c. Para calon pemilik dan kreditor. Kelompok ini berkepentingan karena kelompok ini akan memasukkan kekayaan ke dalam perusahaan, akan tetapi sebelum dimasukkan kelompok ini terlebih dahulu harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan pada saat itu, hasil yang telah dicapai perusahaan dan tingkat keamanan kekayaan yang akan ditanamkan. Disamping itu, kelompok ini harus menetapkan berapa


(30)

jumlah aman bagi penanaman, berapa jumlah yang benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan untuk tujuan apa perusahaan tersebut memerlukan uang pinjaman.

d. Manajemen. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan dengan tujuan untuk menaksir sifat dan jumlah uang atau dana yang diperlukan, mengevaluasi hasil-hasil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan masa lampau, memproyeksikan posisi keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan dividen, merekomendir setiap reorganisasi atau dissolasi maupun lainnya yang berkaitan dengan bidang manajemen perusahaan.

e. Pihak pajak. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan, dengan tujuan untuk menghitung kemudian menetapkan besarnya pajak yang ditugaskan kepada perusahaan, menaksir sanksi yang akan dijatuhkan karena perusahaan tidak mengindahkan ketentuan perpajakan, melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kekayaan dan hasil operasi yang dilaporkan. Kelompok ini mempunyai sifat memaksa, artinya keputusan yang telah ditetapkan bersifat mengikat dan harus.

f. Para buruh. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk dijadikan dasar di dalam berunding dengan pimpinan perusahaan sehubungan dengan upah atau gaji yang akan diterima, atau untuk menganalisis prospek dari buruh sendiri apakah tempat ia bekerja tersebut sudah cukup aman, stabil dan menguntungkan. g. Para langganan. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan

perusahaan untuk tujuan menaksir perubahan harga yang akan ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk memutuskan perlu tidaknya mencari sumber-sumber alternatif dari barang atau jasa yang diperlukan.

4. Komponen

Laporan keuangan yang umum dikenal adalah : a. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah daftar yang memuat posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, baik harta maupun modal. Neraca sering disebut dengan laporan posisi keuangan, yaitu melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari perusahaan pada tanggal tertentu dan membantu dalam memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas di masa depan. Dengan melihat hubungan di


(31)

unsur-unsur ini, para pemakai laporan keuangan dapat memprediksi indikator resiko perusahaan dan arus kas di masa depan berupa likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan (Kieso, 2004 : 170). Dalam neraca sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat berdasarkan historical cost.

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang terpenting karena mencerminkan kegagalan atau keberhasilan operasional suatu usaha bisnis dalam mencapai salah satu tujuan utamanya yaitu memperoleh keuntungan atau laba bersih. Laba bersih terjadi jika pendapatan yang diperoleh oleh suatu usaha bisnis melebihi beban yang dikeluarkan, sebaliknya jika beban yang dikeluarkan melebihi pendapatan yang diperoleh maka akan dihasilkan rugi bersih. Fungsi dari laporan laba rugi adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu; memberi dasar untuk memprediksi kinerja di masa depan; membantu menaksir resiko atau ketidakpastian dari pencapaian arus kas di masa depan (Kieso, 2004 : 124). Laporan laba rugi sering kali disusun dengan dasar akrual yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi dan mengakui beban pada saat periode terjadi, tanpa melihat waktu penerimaan atau pengeluaran kas.

c. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Stakeholder Equity)

Laporan ini merupakan ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Penambahan dalam ekuitas pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan. Pengurangan


(32)

ekuitas pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama peridoe berjalan. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang saham atas aktiva perusahaan.

d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan ini menggambarkan jumlah kas masuk-penerimaan kas dan jumlah kas keluar-pengeluaran kas dalam suatu periode tertentu. Aktivitas usaha akan menghasilkan arus kas masuk bersih (bila penerimaan kas lebih besar dari pengeluaran kas), serta arus kas keluar bersih (bila penerimaan kas lebih kecil dari pengeluaran kas).

Pengertian laporan arus kas menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) adalah “memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang diklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi”. Menurut Stickney dan Weil (1994 : 216) arus kas mempunyai tiga komponen, yaitu :

1) Aktivitas Operasi (Operations)

Melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.

2) Aktivitas Investasi (Invesments)

Umumnya melibatkan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas dan mencakup: (a) pemberian dan penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.

3) Aktivitas Pendanaan (Financing)

Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik serta mencakup: (a) perolehan kas dari kreditur dan pembayaran kembali pinjaman, dan (b) perolehan modal dari pemilik dan tingkat pengembalian dari investasi.


(33)

PSAK No. 2 (IAI, 2007) tentang arus kas menjelaskan bahwa laporan arus kas dapat digunakan untuk:

1) Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

2) Mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

3) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.

4) Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future

cash flow) dari berbagai perusahaan.

5) Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi setiap perusahaan.

Komponen dari laporan arus kas ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Komponen Laporan Arus Kas Sumber: Stickney dan Will (1994:217)

e. Catatan atas Laporan Keuangan ( Notes to Financial Statement )

Catatan dan penjelasan atas laporan keuangan (notes to financial statement) adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2007), ”Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan

Kas yg dikeluarkan utk operasi brg & jasa

Arus kas dari aktivitas operasi

Kas yg diterima dari penjualan investasi, property, tanah & peralatan

Kas yg dikeluarkan utk pembyrn deviden & reakuisisi dari saham & obligasi

Arus kas dari aktivitas investasi

Kas yg diterima dari penerbitan saham & obligasi

Kas yg dikeluarkan utk akuisisi dari investasi, property, tanhan & peralatan

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Perubahan bersih trhdp kas utk periode yg bersangkutan

Aktivitas Investasi Aktivitas Operasional

Aktivitas Pendanaan

Kas yg diterima dari penjualan brg & jasa


(34)

arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen”. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

C. Laba 1. Pengertian

Dewasa ini banyak perusahaan mendasarkan kinerja pada laba atau profit yang dicapai (financial performance). Paradigma yang banyak dianut oleh perusahaan tersebut adalah profit oriented. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya (Suwardjono, 2005 : 455). Perusahaan membagi laba yang dihasilkan kepada para pemegang saham, dalam bentuk deviden. Laba yang dibagikan adalah laba setelah bunga dan pajak (keuntungan bersih).

2. Laba Akuntansi

Laba akuntansi seperti yang didefinisikan pada PSAK 46 (IAI, 2007) adalah “laba sebelum pajak”. Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000 : 32) menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis”.


(35)

Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wild et.al. (2005 : 411), terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui.

a. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.

b. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.

Selain itu, Belkaoui (2000 : 217) juga mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi :

a. Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh

perusahaan (terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.

b. Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada

kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu. c. Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi

pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income.

d. Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos

historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada


(36)

saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost).

e. Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode

dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.

Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung laba. Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return on

investment) daripada sekadar perubahan kas.

Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah :

a. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi,


(37)

b. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,

c. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme,

d. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

D. Laporan Arus Kas 1. Pengertian

Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi/ laba. Dalam perkembangan berikutnya yang dilatar belakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan. Akhirnya pada tahun 1961, American

Institute and Certified Public Accountant (AICPA) mengakui pentingnya

penggunaan laporan arus kas dan mensponsori riset mengenai hal ini.

Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standar (SFAS) No. 95 oleh Financial

Accounting Standard Board (FASB) tentang Statement of Cash Flow yang

kemudian menjadi efektif sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan setelah tanggal 15 Juli 1988. FASB merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan untuk menaksir likuiditas perusahaan, fleksibilitas perusahaan dan keuangan, profitabilitas dan risiko.

Kieso (2002 : 716) memberikan definisi laporan arus kas sebagai “The


(38)

cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of and enterprise during a period in a format that reconciles the beginning and ending cash balance.” Dari definisi yang dinyatakan oleh Kieso

dapat diperoleh pemahaman bahwa laporan arus kas merupakan laporan utama yang melaporkan mengenai penerimaan kas, pembayaran kas dan hasil perubahan dalam nilai bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada suatu periode tertentu (Sofiyanti 2009 : 26).

Di Indonesia, usaha untuk meningkatkan pengungkapan laporan keuangan ditandai dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 pada tanggal 7 September 1994 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1995. Pada PSAK No. 2 (IAI, 2007) dinyatakan bahwa “perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian pelaporan keuangan”.

2. Klasifikasi

Menurut PSAK No. 2 (IAI : 2007), laporan arus kas melaporkan 3 klasifikasi aktivitas, yaitu “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.”

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

(principal revenue activities). Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya berasal


(39)

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode, yaitu:

a. Metode langsung

Dengan penggunaan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan,

b. Metode tidak langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) antara lain:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain, c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa,

d. Pembayaran kas kepada karyawan,

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus,

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007)adalah:


(40)

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan),

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forwad contracts,

option contracts, dan swap contracts kecuali jika kontrak tersebut

dilakukan untuk tujuan perdagangan atau diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen pasar modal lainnya, b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik saham

perusahaan,

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya,

d. Pelunasan pinjaman,

e. Pembayaran kas sewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

3. Tujuan dan Manfaat

PSAK No. 2 (IAI, 2007) menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah sebagai berikut:

Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas


(41)

serta kapasitas perolehannya. Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.

Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya perusahaan membayar semua kewajibannya. Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya seperti neraca, laporan rugi/ laba, laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk:

a. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi kas,

b. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkaan kas dan setara kas, c. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

arus kas masa depan dari berbagai perusahaan,

d. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan,

e. Menilai kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Laporan Arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut akan membantu menunjukkan bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang melaporkan kerugian tetap dapat membeli aktiva tetap atau membayar dividen. Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor,


(42)

kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas.

E. Saham 1. Pengertian

Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham. Contohnya adalah hak mendapatkan pendapatan tetap dari perusahaan disamping punya kewajiban untuk ikut menanggung risiko bila perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham juga berhak mengontrol perusahaan sesuai dengan kapasitas (jumlah) saham yang dimilikinya melalui rapat umum pemegang saham dengan menggunakan hak suara yang dimilikinya.

Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Setiap saham yang diperjualbelikan di pasar memiliki harga yang disebut harga pasar saham. Harga penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual pada saat akhir hari bursa.

2. Karakteristik

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Beberapa karakteristik saham:

a. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen memiliki sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti


(43)

saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap memiliki karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa. b. Saham Biasa (Common Stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa memiliki beberapa hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa.

c. Saham Treasuri (Treasury Stock)

Menurut Jogiyanto (2003) “saham treasuri (treasury stock) adalah saham perusahaan yang pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri” (Adinegoro 2007 : 45).

F. Teori Sinyal

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi


(44)

kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham saham, dimana harga saham menjadi naik.

Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.

Hanafi (2002 : 244) secara teoritikal membedakan pasar modal yang efisien kedalam tiga kategori sebagai berikut (Sofiyanti 2009 : 34):


(45)

1. Efisiensi Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan dalam bentuk lemah jika harga mencerminkan informasi masa lampau. Implikasi dari efisiensi bentuk lemah adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi masa lampau. Hal ini menggambarkan bahwa informasi masa lampau tidak bisa dipakai untuk memprediksi harga dimasa mendatang,

2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semistrong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Contoh informasi yang dipublikasikan adalah pengumuman laporan keuangan, penggumuman keputusan kontrak, pengumuman dividen, pengumuman peraturan tertentu, dan lainnya. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan, dimana pada waktu informasi dipublikasikan, harga langsung berubah menyesuaikan terhadap informasi tersebut. Penyesuaian terjadi secara penuh, sehingga sesudah publikasi informasi tersebut, harga menjadi stabil lagi,

3. Efisiensi Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang bersifat pribadi, dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu). Informasi pribadi (inside information) adalah informasi yang belum dipublikasikan. Biasanya informasi tersebut hanya beredar dikalangan orang dalam (insiders), seperti direksi-direksi perusahaan. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak bisa memperoleh keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi dalam, dan juga semua informasi yang ada. Tentu saja bentuk efisiensi semacam ini merupakan bentuk efisiensi yang sangat ekstrim, dan barangkali masih jauh dari kenyatan.

Sendi pokok dalam gagasan dasar pasar efisien setengah kuat adalah bahwa semua partisipan pasar mengetahui informasi publik karena inti dari informasi yang terkandung dalam laporan arus kas ditujukan untuk dipublikasikan. Jika seperangkat informasi secara luas diketahui oleh partisipan pasar (publik) pada saat yang sama, dan jika mereka sepakat dengan implikasi tersebut terhadap harga saham, persaingan akan menggerakkan harga pada pasar tersebut. Ini berarti para investor hanya bisa berharap untuk mendapatkan keuntungan atas saham yang seimbang dengan resikonya. Sehubungan dengan informasi akuntansi, seseorang


(46)

tidak bisa mengharapkan pasar bereaksi kecuali jika informasi tersebut berguna. Informasi yang berguna dalam konteks ini adalah informasi yang relevan dan dapat dipercaya bagi pihak yang berkepentingan.

Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Investor


(47)

diharapkan melaksanakan analisis terhadap laporan arus kas, sehingga mereka akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

G. Teori Asimetris Informasi

Husnan (2003 : 325) mengatakan Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Sofiyanti, 2009 : 36).

Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan dating, dengan demikian penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.


(48)

Para pemegang saham hendaknya memperhatikan pendapatan perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan dimasa yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan arti bahwa perusahaan mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga menunjukkan adanya stabilitas penjualan yang cukup besar. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba. Pengamatan dipasar modal mengindikasi bahwa laba mempengaruhi harga saham.

Menurut Husnan (1997 : 272-274) harga saham dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu (Hilal, 2009 : 38):

1. Resiko atau Beta saham tersebut. Apabila resiko meningkat maka laba makin besar.

2. Tingkat keuntungan bebas resiko. Semakin tinggi keuntungan bebas resiko maka semakin besar keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal. Keuntungan bebas resiko juga mempengaruhi besarnya tingkat keuntungan portofolio pasar yang berpengaruh terhadap harga saham.

Jika perusahaan bisa memperoleh laba yang besar maka secara teoritis perusahaan mampu membagikan deviden yang makin besar. Teori keuangan mengatakan bahwa laba tidak perlu dibagikan sebagai deviden jika perusahan bisa menggunakan laba tersebut dengan menguntungkan. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain informasi


(49)

tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Laba tahunan memiliki kandungan informasi, apabila pengumuman laba akan menyebabkan perubahan reaksi investor terhadap distribusi aliran kas di masa yang akan datang, yang akan menyebabkan perubahan harga saham. Beberapa penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan harga dan return saham dapat dilihat dari hasil penelitian dipasar modal yang telah dilakukan sebelumnya yaitu antara lain:

1. Ball dan Brown (1968) dalam penelitian Adinegoro (2007) menunjukkan adanya hubungan positif antara laba tahunan dan tingkat keuntungan abnormal, artinya jika laba mengalami kenaikan maka rata-rata tingkat keuntungan abnormal juga akan meningkat dan peningkatan itu terjadi sepanjang tahun, sebaliknya jika perubahan laba tersebut berupa penurunan maka tingkat keuntungan abnormal juga akan menurun terus sepanjang tahun.

2. Beaver (1970) dalam penelitian Adinegoro (2007) menunjukkan bahwa pengumuman laba memberikan informasi baru bagi pasar, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan harga saham.

3. Brown (1970) dalam penelitian Adinegoro (2007) menunjukkan terjadinya peningkatan abnormal return sebesar 5% selama 12 bulan sebelum laba diumumkan pada perusahaan yang labanya mengalami penurunan, abnormal

returnnya selama 12 bulan sebelum laba diumumkan terus menerus mengalami

penurunan sebesar 9%.

4. Beaver, Charke dan Wright (1979) dalam penelitian Adinegoro (2007) menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tanda (sign) dan besarnya


(50)

(magnitude) perubahan laba tak terduga dengan tanda dan besarnya keuntungan abnormal dalam periode sebelum laba tahunan diumumkan.

5. Budi Purwantoro Jati (2005) dalam penelitian Adinegoro (2007) menunjukkan bahwa secara signifikan perubahan harga saham dipengaruhi oleh perubahan laba.

6. Easton dan Harris (1991) dalam penelitian Hilal (2009), menunjukkan bahwa secara signifikan keuntungan saham dipengaruhi oleh perubahan laba akuntansi dengan probability-value (p-value) < 0,01.

7. Husnan, et al (1995) dalam penelitian Hilal (2009), menunjukkan bahwa laporan keuangan yang menurut informasi laba mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham. Hal ini tercemin pada lebih tingginya kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham pada periode pengumuman laporan keuangan dibandingkan dengan periode di luar pengumuman.

Dari berbagai hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keuntungan saham. Peningkatan laba akuntansi dapat mendorong investor untuk lebih tertarik dalam membeli saham perusahaan. Ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan berujung pada meningkatnya return saham perusahaan. Laba yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan karena tertarik akan laba investasi yang lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong pada peningkatan harga saham.


(51)

I. Kaitan Antara Arus Kas Terhadap Harga Saham

Tujuan pelaporan keuangan sebagai penyedia informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power) menimbulkan harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan dengan arus kas (cash

flow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan kas. Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk membentuk suatu dasar bagi pembelian saham, di samping harga saham itu sendiri. Hal ini disebabkan karena harga saham mencerminkan penilaian atas kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (kas) dan kemampuan untuk membayar deviden.

Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan.


(52)

Kadangkala aliran kas dan laba memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi informasi mana yang seharusnya digunakan oleh investor. Jika informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan infonnasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini. Beberapa penelitian tentang hubungan arus kas dengan harga dan

return saham dapat dilihat dari hasil penelitian dipasar modal yang telah

dilakukan sebelumnya yaitu antara lain:

1. Ambar (1998) dalam penelitian Sofiyanti (2009) melakukan analisis terhadap 37 emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan pada periode tahun 1991 hingga 1994, dan didapati bahwa periode 1991 dan 1992 tidak terjadi reaksi pasar berupa perubahan rata-rata volume perdagangan saham yang signifikan sedangkan pada publikasi laporan keuangan desember 1993 dan 1994 terdapat reaksi pasar berupa peningkatan volume perdagangan saham.

2. Daniati (2006) dalam penelitian Sofiyanti (2009) melakukan pengamatan pada sektor industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ periode tahun 1999-2004, dengan sampel sebanyak 34 perusahaan tersebut, dan ditemukan bahwa variabel arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.

3. Miller dan Rock (1985) dalam penelitian Sofiyanti (2009) dengan teori sinyal (signaling theory) menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, dengan demikian arus


(53)

kas dari aktivitas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.

4. Yen (1999) dalam penelitian Sofiyanti (2009) menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi memiliki hubungan positif dengan volume perdagangan saham, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan dan arus kas dari aktivitas investasi tidak memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham.

5. Jensen (1986) dalam penelitian Fitra (2007) menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia. Diduga investor telah memanfaatkan informasi dari aktivitas pendanaan guna menilai apakah perusahaan sudah memanfaatkan sebaik-baiknya modal yang ada untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional dan investasinya.

Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham, karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yaitu dengan cara investor bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

J. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham antara lain:


(54)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun

Penelitian

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

2009 Fathul Hilal

Pengaruh Laba Akuntansi, Total Arus Kas dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di BEI

Independen: 1. Laba Akuntansi 2. Total Arus Kas

3. Net Profit Margin

Dependen: Return Saham

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa laba

akuntansi dan total arus kas tidak mempunyai pengaruh signifikan secara sendiri sendiri (parsial) terhadap return saham tetapi Net

Proft Margin (NPM) mempunyai

pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return saham baik secara sendiri sendiri (parsial) ataupun secara bersama-sama (simultan).

2007 Fitra Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

Independen: Informasi Arus Kas Dependen: Volume Perdagangan Harga Saham

Menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2003-2006. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.

2007 Rico

Adinegor o Sinaga

Analisis Pengaruh Perubahan Laba Akuntansi

Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005

Independen: Perubahan Laba Akuntansi Dependen: Perubahan Harga Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

2009 Lenny Sofiyanti R. Silitonga

Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan

Independen: 1. Arus kas dari aktivitas operasi

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari


(55)

Laba Akuntansi (X1)

Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007

2. Arus kas dari aktivitas investasi

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Dependen: Harga Saham

aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman Namun arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sumber : Penulis, 2010.

K. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2010. Arus Kas Dari

Aktivitas Operasi (X2)

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

(X3)

Harga Saham

(Y)

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan


(56)

Keterangan: Variabel Bebas

• (X1) : Laba Akuntansi

• (X2) : Arus Kas Dari Aktivitas Operasi • (X3) : Arus Kas Dari Aktivitas Investasi • (X4) : Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Variabel Terikat

• (Y) : Harga Saham Penutupan

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermuda dalam menganalisisnya. Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka penulis membuat perumusan hipotesis sebagai berikut:

H1: Informasi laba akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

H2: Arus kas dari aktivitas operasi secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

H3: Arus kas dari aktivitas investasi secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

H4: Arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.


(1)

Lampiran v (lanjutan)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot Sebelum Transformasi


(2)

Lampiran v (lanjutan)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .687a

.473 .442 .47759 .473 15.454 4 69 .000 2.098

a. Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_AKI, LG10_AKO, LG10_LA b. Dependent Variable: LG10_HS


(3)

Lampiran vi

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4.521 1.325 -3.412 .001

LG10_LA .267 .075 .415 3.557 .001 .560 1.784

LG10_AKO .186 .087 .223 2.133 .036 .700 1.429

LG10_AKI .193 .088 .218 2.191 .032 .775 1.290

LG10_AKP -.018 .105 -.017 -.173 .863 .777 1.287

a. Dependent Variable: LG10_HS

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14.100 4 3.525 15.454 .000a

Residual 15.738 69 .228

Total 29.838 73

a. Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_AKI, LG10_AKO, LG10_LA b. Dependent Variable: LG10_HS


(4)

Lampiran vii

Tabel t Dengan Signifikansi 5%

degree of freedom t-tabel two tail degree of freedom t-tabel two tail

1 12.70620474 36 2.028094001

2 4.30265273 37 2.026192463

3 3.182446305 38 2.024394164

4 2.776445105 39 2.02269092

5 2.570581836 40 2.02107539

6 2.446911851 41 2.01954097

7 2.364624252 42 2.018081703

8 2.306004135 43 2.016692199

9 2.262157163 44 2.015367574

10 2.228138852 45 2.014103389

11 2.20098516 46 2.012895599

12 2.17881283 47 2.011740514

13 2.160368656 48 2.010634758

14 2.144786688 49 2.009575237

15 2.131449546 50 2.008559112

16 2.119905299 51 2.00758377

17 2.109815578 52 2.006646805

18 2.10092204 53 2.005745995

19 2.093024054 54 2.004879288

20 2.085963447 55 2.004044783

21 2.079613845 56 2.003240719

22 2.073873068 57 2.002465459

23 2.06865761 58 2.001717484

24 2.063898562 59 2.000995378

25 2.059538553 60 2.000297822

26 2.055529439 61 1.999623585

27 2.051830516 62 1.998971517

28 2.048407142 63 1.998340543

29 2.045229642 64 1.997729654

30 2.042272456 65 1.997137908

31 2.039513446 66 1.996564419

32 2.036933343 67 1.996008354


(5)

Lampiran vii (lanjutan)

Tabel F Dengan Signifikansi 5%

degree of freedom n=1 n=2 n=3 n=4

1 161.4476388 199.5 215.7073454 224.5832553

2 18.51282051 19 19.16429213 19.24679434

3 10.12796449 9.552094496 9.276628153 9.117182253

4 7.708647422 6.94427191 6.591382116 6.388232909

5 6.607890974 5.786135043 5.409451318 5.192167773

6 5.987377607 5.14325285 4.757062663 4.53367695

7 5.591447851 4.737414128 4.3468314 4.120311727

8 5.317655072 4.458970108 4.066180551 3.837853355

9 5.117355029 4.256494729 3.862548358 3.633088511

10 4.964602744 4.102821015 3.708264819 3.478049691

11 4.844335675 3.982297957 3.587433702 3.356690021

12 4.747225347 3.885293835 3.490294819 3.259166727

13 4.667192732 3.805565253 3.410533645 3.179117053

14 4.600109937 3.738891832 3.343888678 3.112249848

15 4.543077165 3.682320344 3.287382104 3.055568276

16 4.493998478 3.633723468 3.238871517 3.00691728

17 4.451321772 3.591530568 3.196776841 2.96470811

18 4.413873419 3.554557146 3.159907589 2.927744173

19 4.380749692 3.521893261 3.127350004 2.895107308

20 4.351243503 3.492828477 3.098391211 2.866081402

21 4.324793743 3.466800112 3.072466985 2.840099807

22 4.300949502 3.443356779 3.049124988 2.81670834

23 4.279344309 3.422132208 3.027998381 2.795538737

24 4.259677273 3.402826105 3.008786569 2.776289289

25 4.24169905 3.385189961 2.99124091 2.75871047

26 4.225201273 3.369016359 2.975153964 2.742594137

27 4.210008468 3.354130829 2.960351318 2.727765306

28 4.195971819 3.340385558 2.946685266 2.714075804

29 4.182964289 3.327654499 2.93402989 2.701399332

30 4.170876786 3.315829501 2.922277191 2.689627574

31 4.159615098 3.304817252 2.911334014 2.67866711

32 4.149097446 3.294536816 2.901119584 2.668436943

33 4.139252496 3.284917651 2.891563517 2.658866501

34 4.130017746 3.275897991 2.882604204 2.649894014

35 4.1213382 3.267423525 2.874187484 2.641465186


(6)

37 4.105455897 3.251923846 2.858796054 2.626052285

38 4.098171731 3.244818361 2.851741336 2.618988014

39 4.091278558 3.238096135 2.845067805 2.612305612

40 4.084745733 3.231726993 2.838745398 2.605974949

41 4.078545731 3.225683842 2.83274713 2.599968983

42 4.072653759 3.219942293 2.827048712 2.594263371

43 4.067047426 3.214480328 2.82162822 2.588836146

44 4.06170646 3.20927802 2.816465817 2.583667427

45 4.056612461 3.204317292 2.811543506 2.578739184

46 4.051748692 3.199581706 2.806844929 2.574035025

47 4.047099895 3.195056281 2.802355176 2.569540013

48 4.042652129 3.190727336 2.798060635 2.565240508

49 4.038392634 3.186582352 2.793948852 2.561124034

50 4.034309707 3.182609852 2.790008406 2.55717915

51 4.030392595 3.178799292 2.786228813 2.553395351

52 4.0266314 3.175140971 2.782600423 2.549762972

53 4.023016998 3.171625948 2.779114345 2.546273104

54 4.01954096 3.168245967 2.77576237 2.542917526

55 4.016195493 3.164993396 2.772536908 2.539688635

56 4.012973378 3.161861165 2.769430932 2.536579392

57 4.009867916 3.158842719 2.766437926 2.533583269

58 4.006872886 3.155931971 2.763551837 2.530694205

59 4.003982503 3.153123258 2.76076704 2.527906566

60 4.001191377 3.150411311 2.758078296 2.525215102

61 3.998494482 3.147791213 2.75548072 2.522614923

62 3.995887126 3.145258377 2.752969754 2.520101464

63 3.993364924 3.142808517 2.750541138 2.517670458

64 3.990923772 3.140437622 2.748190888 2.515317914

65 3.988559825 3.138141935 2.745915273 2.513040096

66 3.986269479 3.135917934 2.743710792 2.510833499

67 3.984049349 3.133762315 2.741574163 2.508694835

68 3.981896256 3.131671971 2.739502302 2.506621016

69 3.979807209 3.129643983 2.737492308 2.504609137


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

3 96 83

Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

0 35 80

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 5 22

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 0 106

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 79

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22

PENGARUH INFORMASI LABA DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 17