BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Sidik Ragam
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pertambahan tinggi,
pertambahan diameter, berat kering total BKT, nisbah pucuk akar, berat media,
kekompakan media dan analisis jaringan. Untuk mengetahui respon pengaruh perlakuan dari masing-masing media yang digunakan terhadap parameter
tanaman, maka dilakukan sidik ragam Tabel 2. Untuk mengetahui ada tidak adanya pengaruh yang berbeda dalam masing-masing perlakuan maka dilakukan
uji Duncan. Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh semua media yang digunakan
terhadap parameter semai jabon
Parameter F hitung
Pertambahan tinggi 38,16
Pertambahan diameter 29,26
Berat kering total 9,92
Nisbah pucuk akar 6,53
Berat media 4,78
berpengaruh nyata p0,05
4.2 Tinggi semai
Tinggi semai dapat digunakan sebagai indikator maupun parameter petumbuhan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang
diterapkan Sitompul dan Guritno 1995. Tinggi semai diukur satu minggu setelah semai dipindahkan ke polibag. Perlakuan media yang digunakan memberikan
pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon pada selang kepercayaan 95 Tabel 2. Karena itu, untuk mengetahui jenis perlakuan yang
berbeda nyata pada penggunaan media dengan penambahan kompos maka dilakukan uji Duncan Tabel 3 dan Lampiran 1.
Tabel 3 Pengaruh media terhadap tinggi semai jabon
Perlakuan media Tinggi rata-rata cm
peningkatan dibandingkan kontrol Kontrol 8,9
b 0,00
Ofer 16,2 a 82,0
Batang pisang 14,0 a
57,3 Andam 7,4
b -16,6
Cocopeat 4,5 c
-49,4 Guano 3,4
c -61,8 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada
selang kepercayaan 95.
Media dengan penambahan kompos Ofer dan batang pisang dapat meningkatkan tinggi semai jabon lebih baik dibandingkan dengan kontrol.
Penambahan kompos Andam tidak meningkatkan tinggi semai jabon dibandingkan dengan kontrol. Penambahan kompos Cocopeat dan Guano
meningkatkan tinggi semai jabon lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Riap tinggi menunjukkan perubahan tinggi semai yang diperoleh dari
perhitungan selisih tinggi semai akhir pengamatan dengan tinggi semai awal pengamatan. Untuk melihat laju pertumbuhan tinggi semai jabon per minggu
dapat dilihat pada Gambar 2.
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
m0 m1
m2 m3
m4 m5
m6 m7
Kontrol Ofer
Andam Cocopeat
Guano B.
Pisang
Gambar 2 Laju rata-rata pertumbuhan tinggi semai jabon per minggu.
Berdasarkan Gambar 2 semua media perlakuan yang digunakan menunjukkan pertambahan tinggi setiap minggunya. Hal ini dapat disebabkan
adanya faktor genetik dan lingkungan ruang tumbuh dan penerimaan cahaya
matahari serta kemampuan tanaman beradaptasi dan tumbuh dengan baik dengan suatu media tanam. Selain itu juga, Sitompul dan Guritno 1995 menyatakan
bahwa sebagai parameter pengaruh lingkungan, tinggi tanaman sensitif terhadap faktor cahaya.
Media dengan penambahan Ofer memberikan peningkatan tinggi sebesar 82,0 dibandingkan dengan kontrol, sedangkan untuk media dengan penambahan
kompos batang pisang memberikan peningkatan tinggi sebesar 57,3 dibandingkan dengan kontrol. Pertumbuhan tinggi pada perlakuan media dengan
penambahan Cocopeat dan penambahan Guano menunjukkan peningkatan tinggi masing-masing -49,4 dan -61,8 dibandingkan dengan media kontrol, sehingga
tidak dianjurkan dalam pengaplikasian di persemaian, dalam upaya mengefisiensi biaya, waktu, dan tenaga.
Gambar 3 Pertumbuhan tinggi dari setiap media perlakuan pada akhir pengamatan. Keterangan : 1. Tanaman pada perlakuan media penambahan Ofer
2. Tanaman pada perlakuan media penambahan Kompos batang pisang 3. Tanaman pada perlakuan media Kontrol
4. Tanaman pada perlakuan media penambahan Andam 5. Tanaman pada perlakuan media penambahan Cocopeat
6. Tanaman pada perlakuan media penambahan Guano
Semai jabon pada perlakuan media penambahan Ofer dan kompos batang pisang terlihat sangat subur, hijau, segar, dengan ukuran daun yang besar Gambar
3. Daun merupakan tempat pembentukan fotosintat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman yang mempunyai daun yang lebih
luas pada awal pertumbuhan akan lebih cepat tumbuh karena kemampuan
1
6 5
4 3
2
menghasilkan fotosintat yang lebih tinggi dari tanaman dengan luas daun yang lebih rendah Sitompul dan Guritno 1995.
Semai jabon pada media dengan penambahan Guano dan Cocopeat menunjukkan pertumbuhan tinggi yang lebih rendah dibandingkan dengan
kontrol. Hal ini karena kompos yang digunakan belum matang. Pada saat Guano dicampurkan, masih tercium bau pesing. Berdasarkan hasil penelitian Muliawan
2009 kriteria kematangan kompos juga dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi kecepatan pengaplikasian ke tanaman dan pertumbuhan tanaman
karena kompos yang mentah dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat mematikan tanaman. Kompos yang sudah matang memiliki kandungan
bahan organik yang dapat didekomposisi dengan mudah, nisbah CN yang rendah, tidak menyebarkan bau yang ofensif, kandungan kadar airnya memadai dan tidak
mengandung unsur-unsur yang merugikan tanaman. Cocopeat mengandung sedikit hara dan bersifat mampu meyimpan serta
menahan air. Sifat ini dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman yang menyukai kelembaban atau media tanam yang tidak terlalu kering.
Kelemahan Cocopeat ialah adanya kandungan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman Abidanish 2010. Cocopeat cenderung mengandung klor
tinggi. Jika klor bereaksi dengan air akan menyebabkan media tanam menjadi asam, sedangkan tanaman menyukai kondisi media yang netral. Hal ini akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat atau terganggu Handreck dan Black 2002.
4.3 Diameter semai