menghasilkan fotosintat yang lebih tinggi dari tanaman dengan luas daun yang lebih rendah Sitompul dan Guritno 1995.
Semai jabon pada media dengan penambahan Guano dan Cocopeat menunjukkan pertumbuhan tinggi yang lebih rendah dibandingkan dengan
kontrol. Hal ini karena kompos yang digunakan belum matang. Pada saat Guano dicampurkan, masih tercium bau pesing. Berdasarkan hasil penelitian Muliawan
2009 kriteria kematangan kompos juga dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi kecepatan pengaplikasian ke tanaman dan pertumbuhan tanaman
karena kompos yang mentah dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat mematikan tanaman. Kompos yang sudah matang memiliki kandungan
bahan organik yang dapat didekomposisi dengan mudah, nisbah CN yang rendah, tidak menyebarkan bau yang ofensif, kandungan kadar airnya memadai dan tidak
mengandung unsur-unsur yang merugikan tanaman. Cocopeat mengandung sedikit hara dan bersifat mampu meyimpan serta
menahan air. Sifat ini dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman yang menyukai kelembaban atau media tanam yang tidak terlalu kering.
Kelemahan Cocopeat ialah adanya kandungan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman Abidanish 2010. Cocopeat cenderung mengandung klor
tinggi. Jika klor bereaksi dengan air akan menyebabkan media tanam menjadi asam, sedangkan tanaman menyukai kondisi media yang netral. Hal ini akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat atau terganggu Handreck dan Black 2002.
4.3 Diameter semai
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa media yang digunakan berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter semai jabon 7 minggu setelah
disapih Tabel 2. Jika perlakuan media yang diberikan memberikan yang pengaruh nyata pada analisis sidik ragam dengan selang kepercayaan 95 , maka
dilanjutkan dengan uji Duncan Tabel 4 dan Lampiran 2.
Tabel 4 Pengaruh media terhadap diameter semai jabon
Perlakuan media Diameter rata-rata mm
peningkatan dibandingkan kontrol Kontrol 0,2
b 0,0
Ofer 0,3 a 50,0
Batang pisang 0,3 a
50,0 Andam 0,2
b 0,0
Cocopeat 0,1 c
-66,7 Guano 0,1
c -66,7 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada
selang kepercayaan 95
Media dengan penambahan Ofer dan media dengan penambahan kompos batang pisang memberikan pengaruh terbaik dan berbeda nyata terhadap
pertumbuhan diameter semai jabon bila dibandingkan dengan kontrol. Penambahan kompos Ofer dan batang pisang memberikan peningkatan sebesar
50. Media dengan penambahan Cocopeat dan Guano menunjukkan nilai yang berbeda nyata terhadap kontrol, namun perlakuan ini memberikan pengaruh yang
lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan penambahan Cocopeat bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol memberikan nilai peningkatan sebesar
-66,7 dan perlakuan penambahan Guano sebesar -66,7. Dengan demikian, penggunaan perlakuan media dengan penambahan Cocopeat dan Guano tidak
direkomendasikan, mengingat efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Pertambahan diameter merupakan pertumbuhan sekunder pada tanaman.
Sel parenkim batang yang berada di antara ikatan pembuluh tanaman mengalami pertumbuhan menjadi kambium intervasis. Kambium intravasis membentuk
lingkaran tahun dengan bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung, terbentuk akibat
ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit batang Anita 2009.
4.4 Berat Kering Total BKT
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan penambahan kompos pada media yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
berat kering total semai jabon hingga umur 7 minggu Tabel 2. Pengaruh yang nyata pada sidik ragam dengan selang kepercayaan 95, dilanjutkan dengan uji
Duncan Tabel 5 dan Lampiran 3.
Tabel 5 Pengaruh media terhadap berat kering total semai jabon
Perlakuan media BKT Rata-rata gram
Peningkatan dibandingkan kontrol
Kontrol 2,2 bc
0,0 Batang pisang
6,1a 177,3
Ofer 3,9a 77.3
Andam 1,1 c
-50 Guano 0,5
c -77,3
Cocopeat 0,5 c
-77,3 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada
selang kepercayaan 95.
Berat kering total menunjukkan taksiran berat tanaman relatif yang mudah diukur dan merupakan integrasi dari semua peristiwa yang dialami
tanaman sebelumnya sehingga merupakan indikator pertumbuhan yang paling representatif untuk menampilkan penampilan keseluruhan pertumbuhan tanaman
atau suatu organ tertentu Sitompul dan Guritno 1995. Biomassa yang tinggi menunjukkan pertumbuhan tanaman yang baik. Pada umumnya, tumbuhan
menimbun sebagian besar biomassanya di pucuk sedangkan di akar hanya 20-50 dari bobot totalnya Salisbury dan Ross 1992. Berat kering total diperoleh dari
penambahan antara berat kering akar dengan berat kering pucuk. Berat kering total semai jabon pada perlakuan media dengan penambahan
kompos batang pisang dan Ofer memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol Tabel 5. Hal ini dapat dikarenakan pertumbuhan
tinggi dan diameter semai jabon dengan penambahan kompos Ofer dan batang pisang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Berat kering tanaman atau biomassa tanaman meliputi semua bahan tanaman yang secara kasar berasal dari hasil fotosintesis, serapan unsur hara, dan
air yang diolah melaui proses biosintesis. Biomassa mencerminkan efisiensi interaksi proses fisiologis dengan lingkungannya, dan dinilai sebagai manifestasi
dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman Sitompul dan Guritno 1995.
4.5 Nisbah Pucuk-Akar