Perbedaan Usia Memasuki Perkawinan Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kematangan Emosi
dengan budaya, tidak mempengaruhi kematangan emosi karena ditempat penelitian, budaya yang dijunjung adalah budaya jawa dan mayoritas
penduduknya adalah orang jawa sehingga budaya jawa menjadi satu-satunya budaya yang dianut di lingkungan penelitian ini. Budaya jawa adalah budaya
yang komplit dengan aturan-aturan dalam kehidupan. Budaya jawa berbeda dengan budaya daerah lainnya sehingga hal ini mempengaruhi kehidupan
masyarakat ditempat penelitian ini. Kata tabu pada masyarakat jawa di tempat penelitian ini masih sangat kental sehingga mereka masih sulit bahkan takut untuk
mengubah atau menghilangkan budaya yang telah mendarahdaging di kehidupannya selama ini. Meskipun media telekomunikasi telah maju namun
yang namanya budaya akan tetap dijunjung karena itulah kekayaan negeri Indonesia ini.
Tingkat pendidikan SD, SLTP dan SLTA dapat mempengaruhi kematangan emosi karena dalam pendidikan diajarkan akan tanggungjawab dan
ini merupakan salah satu ciri orang yang matang sesuai dengan pendapat Anderson dalam Mappiere. 1983: 17. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin matang emosinya, hal ini dapat dilihat dari semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh
individu tersebut sehingga menjadikan individu tersebut menjadi lebih matang dalam hal emosi.
Usia memasuki perkawinan dapat mempengaruhi kematangan emosi karena usia pernikahan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
kematangan emosi. Seperti yang telah dijelaskan di depan bahwa untuk memberikan jawaban persoalan umur berapakah yang merupakan umur ideal
dalam melakukan perkawinan banyak hal yang harus dipersiapkan selain kematangan emosi, juga diperlukan adanya kematangan fisiologis; bahwa usia
yang dikatakan matang secara fisiologis adalah usia 16 tahun bagi wanita dan 19 tahun bagi pria., kematangan psikologis; bahwa usia yang dikatakan matang
secara psikologis adalah usia 21 tahun baik wanita maupun pria, kematangan sosial; khususnya masalah sosial ekonomi dengan keadaan ekonomi yang cukup
maka keluarga tersebut dapat melangsungkan kehidupan keluarganya, tidak mengantungkan diri pada pihak lain misalnya orang tua.
Bila kematangan emosi telah matang, latar belakang pendidikan tinggi, usia menikah yang lama, dan didukung dengan cara berpikir yang baik sehingga
akan dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupannya.