Sahnya Perkawinan. USIA MEMASUKI PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan

Pernikahan sebagai titik awal pembentukan keluarga baru, calon suami istri harus memahami dan mengetahuii sahnya pernikahan agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari ajaran agama. Pernikahan dilaksanakan sesuai ajaran agama dan dicatat sesuai perundang-undangan yang berlaku.

4. Batasan Usia Memasuki Perkawinan

Pernikahan menuntut pertanggungjawaban dari kedua belah pihak suami istri. Oleh karena itu baik calon suami maupun istri harus benar-benar siap lahir dan batin untuk menghadapi pernikahan dalam memasuki pintu gerbang rumah tangga. Orang yang menikah usia tigapuluhan atau usia empatpuluhan seringkali membutuhkan banyak waktu untuk penyesuaian dalam perkawinannya dan hasilnya tidak sama puasnya dengan yang dilakukan oleh pasangan yang kawin lebih awal. Akan tetapi, mereka yang menikah pada usia belasan atau awal duapuluhan cenderung lebih buruk dalam penyesuaian diri Hurlock, 1994: 289. a. Batas umur dalam perundangan Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun. Untuk melangsungkan perkawinan.seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat ijin dari kedua orang tua pasal 6 ayat 2 UU No 1 tahun 1974. Jadi bagi pria maupun wanita yang telah mencapai umur 21 tahun tidak perlu ada ijin dari orang tua untuk melangsungkan perkawinan. Jika kedua mempelai tidak mempunyai orang tua lagi atau orang tua yang bersangkutan tidak mampu menyatakan kehendaknya misalnya karena berpenyakit, kurang akal, sakit ingatan dan lain-lain, ijin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dengan kedua calon mempelai dalam garis keatas selama mereka masih hidup Hilman Hadikusumo,1990: 50 Hasil yang diperoleh jika menikah sesuai dengan batas umur sesuai perundangan antara lain adalah dapat menjalankan kehidupan rumah tangganya dengan baik karena usianya sudah termasuk usia matang dalam melakukan perkawinan, perkawinannya merupakan perkawinan yang sah karena telah diijinkan oleh pihak keluarga atau wali sehingga anak yang dilahirkan adalah anak yang sah dari hasil perkawinan. b. Batas umur dalam hukum adat Hukum adat di Indonesia pada umumnya tidak mengatur tentang batas umur untuk melangsungkan perkawinan. Hal ini berarti hukum adat memperbolehkan perkawinan.semua umur. Kedewasaan seseorang dalam hukum adat diukur dengan tanda-tanda bangun tubuh, apabila anak wanita sudah haid dan buah dada sudah membesar berarti ia sudah dewasa. Bagi pria ukuran kedewasaan hanya dilihat dari perubahan suara, bangun tubuh, sudah mengeluarkan air mani atau sudah mempunyai nafsu seks Hilman Hadikusumo, 1990: 52.