Garis Besar Sistematika Skripsi

pendidikan yang tinggi dan usia memasuki perkawinan yang matang menjadi hal yang dapat mempengaruhi kematangan emosi.

2. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ibu-ibu rumah tangga khususnya dan bagi remaja pada umumnya bahwa tingkat pendidikan dan usia memasuki perkawinan dapat mempengaruhi kematangan emosi seseorang, sehingga akan lebih baik bila mempertimbangkan tingkat kematangan emosi sebelum memutuskan untuk menikah, dengan cara mencari pengalaman kerja yang cukup, dan meningkatkan tingkat pendidikan.

F. Garis Besar Sistematika Skripsi

Sistematika dalam skripsi ini terdiri dari 3 tiga pokok yaitu meliputi : 1. Bagian Awal Skripsi Bagian ini berisi halaman judul, sari, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi Bagian isi skripsi terdiri dari : Bab I Pendahuluan yang berisi tentang secara global isi skripsi ini. Pada pendahuluan dikemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistemtika skripsi. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis. Pada bab ini terdapat tinjauan pustaka, memuat teori-teori yang dijadikan sebagai landasan penulisan dalam penelitian ini meliputi; a Kematangan Emosi yang meliputi; pengertian kematangan emosi, ciri-ciri kematangan emosi, faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi, b Tingkat Pendidikan yang meliputi; pengertian tingkat pendidikan, ciri-ciri pendidikan, tujuan pendidikan, tingkatan dalam pendidikan, c usia memasuki perkawinan yang meliputi; pengertian perkawinan, tujuan perkawinan, sahnya perkawinan, batas usia memasuki perkawinan, d perbedaan usia memasuki perkawinan dan tingkat pendidikan terhadap kematangan emosi dan hipotesis tentang kematangan emosi pada wanita usia 25-35 tahun ditinjau dari tingkat pendidikan dan usis memasuki perkawinan di Desa Tunahan Kec. Keling Kab. Jepara tahun 2006. Bab III Metodologi Penelitian. Pada bagian ini berisi tentang jenis penelitian, metode penentuan objek peneliti yang terdiri dari: populasi, sampel dan tehnik sampling, variabel penelitian, metode pengumpilan data, metode pengumpulan validitas dan reliabilitas, pelaksanaan uji coba, hasil uji coba analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang hasil-hasil penelitian yang meliputi; persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, uji validitas dan reliabilitas, hasil penelitian dan analisis data, pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup. Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan yang ditarik dari analisis data hipotesis serta pembahasan, saran yang berisi masukan- masukan bagi penulis untuk perbaikan. 3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. KEMATANGAN EMOSI

1. Pengertian Kematangan Emosi.

Patty 1982: 117 menyatakan bahwa emosi adalah perasaan terkejut, takut, sedih, marah, gembira yang bersifat bukan saja rohani tetapi juga jasmani. Emosi dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang merangsang dari organisme, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Chaplin, 2002: 163. Adapun Crow Crow dalam Sunarto dan Hartono, 2002: 150 menyatakan bahwa emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and psychological stirred- up state in the individual, and that shows it self in this overt behavior”, atau dengan kata lain emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental, fisik, dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan- perubahan fisik. Sunarto 2002: 150 mengungkapkan bahwa pada saat terjadi emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada fisik, antara lain berupa : 1. Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona. 2. Peredaran darah: Bertambah cepat bila marah. 3. Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut. 4. Pernapasan: bernapas panjang kalau kecewa. 5. Pupil mata: membesar bila marah. 6. Liur: mengering kalau takut atau tegang. 7. Bulu roma: berdiri kalau takut. 8. Pencernaan: mencret-mencret kalau tegang. 9. Otot: ketegangan dan ketakutan mebyebabkan otot menegang atau bergetar tremor. 10. Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif. Berdasarkan tanda-tanda perubahan yang telah dijelaskan diatas bahwa emosi yang baik adalah emosi yang dapat mengendalikan perubahan-perubahan fisik sedangkan kematangan adalah suatu kesiapan. Gunarsa 1991: 25 menyatakan bahwa kematangan emosi merupakan dasar perkembangan seseorang dan sangat mempengaruhi tingkah laku. Selain itu Chaplin 2000: 165 mendefinisikan kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak. Hurlock 1994: 213 mengemukakan bahwa petunjuk kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang, sehingga