Karakteristik Negatif Disadvantages Ekonomi Pulau-Pulau Kecil

Karena memiliki karakteristik yang kecil dalam konteks fisik, maka pemanfaatan lahan harus diperhatikan sedemikian rupa sehingga tidak sampai melebihi daya dukung lingkungan dari PPK tersebut. Pengaturan penggunaan lahan secara komprehensif dan tepat sesuai dengan peruntukkannya merupakan prasyarat utama bagi pengelolaan lahan PPK secara berkelanjutan. Kategori persoalan lingkungan kedua di PPK adalah persoalan lokal local environmental problems yang terdiri dari hilangnya tanah atau lahan soil loss baik secara fisik maupun kualitas, kekurangan air water shortage, limbah padat dan bahan kimia beracun dan problem spesies langka. Kehilangan tanah baik dalam arti fisik maupun kualitas kesuburan terjadi karena erosi lahan yang juga terjadi di berbagai wilayah lainnya. Pulau-pulau kecil secara nyata memiliki luas lahan darat relatif sempit atau kecil sehingga akan berpengaruh bagi masyarakat yang beraktifitas sebagai petani dan penggarap lahan di PPK. Hal yang sama terjadi pada persoalan air bersih yang menjadi faktor pembatas pada PPK sehingga perlu ada teknik atau cara untuk menjaga ketersediaannya. Limbah padat seperti bekas mobil, sepeda motor atau barang-barang lainnya menjadi persoalan ketika lahan pembuangan limbah menjadi terbatas karena sifat PPK yang kecil dalam konteks luas wilayah .

4.3. Karakteristik Negatif Disadvantages Ekonomi Pulau-Pulau Kecil

Karakteristik lain adalah bahwa pulau-pulau kecil sangat rentan terhadap bencana alam natural disaster seperti angin topan, gempa bumi, tsunami dan banjir Adrianto dan Matsuda, 2002. Dari sisi ekonomi, dampak bencana alam terhadap ekonomi pulau-pulau kecil hampir selalu sangat besar sehingga tingkat resiko di pulau-pulau kecil menjadi tinggi pula. Sebagai ilustrasi, Tabel 5 menyajikan dampak ekonomi bencana alam di gugusan Kepulauan Amami, selatan Jepang Adrianto dan Matsuda, 2002 Menurut Hein 1990 dalam Adrianto 2004, karakteristik khusus pulau- pulau kecil khususnya yang terkait dengan ukuran luas lahan smallness dan insularitas insularity dapat secara bersama-sama memiliki efek terhadap kebijakan ekonomi pembangunan wilayah pulau-pulau kecil dalam hal ini adalah skala ekonomi. Agar kegiatan ekonomi di pulau-pulau kecil mendapatkan 28 skalanya yang sesuai maka pengembangan sektor perdagangan menjadi diperlukan, walaupun tergantung infrastruktur yang yang tersedia. Tabel 5 . Frekuensi dan Total Nilai Dampak Bencana Alam di Kepulauan Amami Bencana Alam Tahun Angin Topan Hujan Deras Lain-lain Nilai 000JPY¥ 1980 2 - - 2,344,482 1981 2 - - 4,007,320 1982 2 2 2 2,638,700 1983 1 2 - 2,469,070 1984 1 4 - 3,988,709 1985 3 2 - 1,613,760 1986 2 - - 3,006,094 1987 3 7 2 3,611,459 1988 1 2 - 991,279 1989 2 1 - 762,199 1990 4 1 - 16,697,793 1991 4 - - 4,665,200 1992 2 5 - 5,642,624 1993 4 2 1 5,002,114 1994 1 5 - 1,289,051 1995 1 2 2 1,498,046 1996 3 1 - 3,345,387 1997 4 3 - 1,668,970 1998 1 4 - 1,646,759 1999 2 5 - 2,039,465 2000 3 3 2 2,970,627 Sumber : Adrianto dan Matsuda 2002 Selain itu karena karakteristiknya yang kecil secara fisik, maka kegiatan ekonomi yang memungkinkan adalah kegiatan ekonomi yang terspesialisasi. Sebagai ilustrasi, gugusan Kepulauan Amami memiliki spesialisasi kegiatan ekonomi yang berbeda antar pulau-pulaunya. Pulau Okinoerabu 93,6 km 2 memiliki spesialisasi sebagai produsen holtikultur bunga potong, Pulau Yoron sebagai produsen ikan khususnya cumi. Dengan specialized economy tersebut maka akan meningkatkan ketahanan ekonomi pulau tersebut dari faktor eksternal sepanjang pengelolaan kegiatan ekonomi tersebut memperhitungkan tingkat daya dukung pulau secara umum. Karakteristik ekonomi lain dari pulau-pulau kecil adalah tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan atau subsidi dari pihak luar dalam 29 hal ini pemerintah pusat. Karakteristik ini akan membuat subsidi per kapita dari pulau-pulau kecil akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Pengurangan tingkat bantuansubsidi untuk pulau-pulau kecil merupakan hal yang tidak realistik meskipun dalam jangka panjang. Karena pulau-pulau kecil memiliki banyak keterbatasan baik dalam konteks ekonomi maupun ekosistem, maka pemberian subsidi yang tepat sasaran masih merupakan strategi yang diperlukan bagi pengelolaan ekonomi pulau-pulau kecil. Karakteristik lain yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi wilayah adalah tingkat insularitas. Persoalan ekonomi pulau-pulau kecil yang terkait dengan karakteristik ini terutama berkaitan dengan persoalan transportasi dan komunikasi, lingkungan ekonomi yang cenderung monopolistik, melimpahnya sumberdaya kelautan dan dominasi sektor jasa. Transportasi merupakan persoalan yang khas mengingat tingkat insularitas mengakibatkan biaya transportasi yang relatif mahal per km-nya dibanding wilayah lain yang lebih dekat dengan daratan induknya. Skala yang tidak ekonomis ini juga dipengaruhi oleh sulitnya membangun jaringan di pulau-pulau oseanik. Terkait dengan persoalan transportasi, terdapat kecenderungan adanya sistem monopoli dan oligopoli di wilayah pulau-pulau kecil. Hal ini terkait dengan industri perdagangan dimana karena terbatasnya pilihan terhadap suplier sehingga cenderung menjadi monopoli. Isu dan permasalahan pulau-pulau kecil selalu memberikan tantangan kepada para pengambil keputusan tentang bagaimana mengelola pulau-pulau kecil secara berkelanjutan. Pembangunan fisik oleh manusia maupun perubahan- perubahan alam seperti bencana alam menjadi salah satu penyebab utama dari turunnya kualitas lingkungan di pulau-pulau kecil. Debance, 1999 dalam Adrianto, 2004. Pengelolaan pulau-pulau kecil yang dilakukan dengan mengacu pada pedoman umum pengelolaan pulau-pulau kecil DKP 1999 dalam Retraubun, 2000 mengkombinasikan 3 pendekatan yaitu : 1. Pendekatan hak, dengan 3 tujuannya : 30 a Adanya pengakuan dan perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat adat atas tanah dan wilayah perairan pulau-pulau kecil b Terjalinnya kerjasama usaha yang setara antara masyarakat dengan pengusahainvestor dalam pemanfaatan ekosistem pulau-pulau kecil dalam kejelasan hak dan kewajiban masing-masing pihak dan pelaksanaan hak dan kewajiban diawasi oleh pemerintah c Kepastian berusaha bagi pengusahainvestor yang sudah mendapat hak pakai atas tanah dan wilayah perairan pulau-pulau kecil yang dikuasai oleh negara 2. Pendekatan ekosistem dalam alokasi ruang wilayah pulau dan gugus pulau: a Pulau-pulau kecil sangat rentan secara ekologis b Memiliki keterkaitan ekologis, sosial-ekonomi dan sosial budaya dengan ekosistem sekitarnya c Pilihan investasi yang tepat jika berbasis pada keterkaitan di atas 3. Pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan latar setempat : a Mengacu pada alokasi ruang yang telah ditetapkan b Sesuai dengan latar geografis c Karakteristik ekosistem d Sosial budaya masyarakat setempat

4.4 Daya Dukung Lingkungan

Dokumen yang terkait

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

0 9 183

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

6 118 231

Rancangbangun pengelolaan pulau pulau kecil berbasis pemanfaatan ruang (kasus gugus pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi)

0 7 140

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Rancangbangun pengelolaan pulau-pulau kecil berbasis pemanfaatan ruang (kasus gugus Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi)

2 24 150

Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (Studi kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung)

0 3 18

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

2 6 173

Kebutuhan Dasar Kesehatan Masyarakat di Pulau Kecil: Studi Kasus di Pulau Gangga Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara

0 0 9