sehingga dalam pemanfaatannya harus seimbang dengan upaya konservasi dan kelestariannya sampai tercapai pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan.
4.2. Karakteristik Ekosistem dan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil
Pulau-pulau kecil dalam hal ini disingkat PPK dikenal sebagai wilayah yang memiliki karakteristik khas seperti luas daratannya yang kecil, relatif jauh
dari daratan induk mainland, relatif peka dalam konteks ekonomi maupun lingkungan Srinivas 1998 dalam Adrianto, 2006. Dalam konteks faktor
lingkungan, persoalan lingkungan di PPK dibagi dua kategori yaitu 1 persoalan lingkungan secara umum common environmental problems, dan 2 persoalan
lingkungan lokal local environmental problems. Persoalan lingkungan secara umum didefinisikan oleh Hall 1999 dalam
Adrianto 2006 sebagai persoalan yang terjadi di hampir seluruh pulau-pulau kecil di dunia commons. Persoalan ini mencakup limbah lokal, persoalan
perikanan, kehutanan, penggunaan lahan dan persoalan hak ulayat pulau. Persoalan limbah terutama dihasilkan dari kegiatan manusia yang menjadi
penduduk pulau kecil. Tergantung pada kemampuan setiap pulau, sebaiknya pulau dilengkapi dengan fasilitas IPAL instalasi pengolahan limbah. Namun di
Indonesia saat ini, fasilitas IPAL belum menjadi fasilitas standar bagi pengelolaan PPK. Sementara itu, untuk persoalan yang menyangkut kegiatan perikanan,
penangkapan ikan berlebih dan merusak telah menjadi indikasi umum dari terjadinya kerusakan kualitas sumberdaya perikanan dan lingkungan laut di PPK.
Banyak terjadi ekosistem PPK seperti terumbu karang rusak karena kegiatan konstruksi, penggalian dredging, polusi yang disebabkan oleh kegiatan
pembangunan di PPK atau karena aktifitas penangkapan ikan secara merusak seperti pemboman dan peracunan ikan
. Seperti halnya dengan sumberdaya laut, sumberdaya lahan darat seperti
hutan juga merupakan persoalan lingkungan yang secara luas terjadi di PPK. Penebangan pohon yang tidak terkendali, kebakaran hutan dan beberapa dampak
turunan seperti erosi dan hilangnya keanekaragaman hayati hutan merupakan salah satu karakteristik persoalan ini. Selain itu, persoalan tata guna lahan dan hak
ulayat juga tergolong dalam persoalan lingkungan yang secara luas terjadi di PPK.
27
Karena memiliki karakteristik yang kecil dalam konteks fisik, maka pemanfaatan lahan harus diperhatikan sedemikian rupa sehingga tidak sampai melebihi daya
dukung lingkungan dari PPK tersebut. Pengaturan penggunaan lahan secara komprehensif dan tepat sesuai dengan peruntukkannya merupakan prasyarat
utama bagi pengelolaan lahan PPK secara berkelanjutan. Kategori persoalan lingkungan kedua di PPK adalah persoalan lokal local
environmental problems yang terdiri dari hilangnya tanah atau lahan soil loss
baik secara fisik maupun kualitas, kekurangan air water shortage, limbah padat dan bahan kimia beracun dan problem spesies langka. Kehilangan tanah baik
dalam arti fisik maupun kualitas kesuburan terjadi karena erosi lahan yang juga terjadi di berbagai wilayah lainnya. Pulau-pulau kecil secara nyata memiliki luas
lahan darat relatif sempit atau kecil sehingga akan berpengaruh bagi masyarakat yang beraktifitas sebagai petani dan penggarap lahan di PPK. Hal yang sama
terjadi pada persoalan air bersih yang menjadi faktor pembatas pada PPK sehingga perlu ada teknik atau cara untuk menjaga ketersediaannya. Limbah padat
seperti bekas mobil, sepeda motor atau barang-barang lainnya menjadi persoalan
ketika lahan pembuangan limbah menjadi terbatas karena sifat PPK yang kecil dalam konteks luas wilayah
.
4.3. Karakteristik Negatif Disadvantages Ekonomi Pulau-Pulau Kecil