tahun. Biaya total per tahun adalah Rp. 164.337.440. Dengan kapasitas
produksi sebesar 1123,2 kg per tahun, maka harga pokok produksi teh seledri adalah Rp. 146.312. Margin keuntungan yang ingin didapatkan
adalah 130 , sehingga harga jual teh seledri adalah Rp. 336.600.
6. Analisis Penerimaan
Analisis penerimaan dilakukan untuk mengetahui total pene rimaan yang didapatkan pada usaha teh seledri. Rencana produksi pada tahun ke-1
sebesar 80 , tahun kedua 90 , dan tahun ketiga hingga tahun ke-10 sebesar 100 . Total penerimaan per tahun akan meningkat sebesar 1
sesuai dengan peningkatan penjualan. Proyeksi penjualan teh seledri setiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 29.
7. Proyeksi RugiLaba
Perhitungan rugilaba dilakukan untuk mengetahui apakah usaha teh seledri memberikan keuntungan atau kerugian per tahun. Rugilaba
dihitung dari selisih total penerimaan dengan total pengeluaran. Keuntungan yang diperoleh industri teh seledri setiap tahun tidak tetap.
Hal ini sesuai dengan peningkatan penjualan produk per tahun dan perubahan biaya variabel, pembayaran bunga bank dan pajak penghasilan.
Pada tahun pertama, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 89.512.739. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 28.
8. Perkiraan Aliran Kas
Proyeksi arus kas disusun berdasarkan pendekatan rugi-laba. Dalam hal ini diasumsikan bahwa sumber dana terdiri dari la ba operasi dan
penyusutan. Bila dilihat dari awal investasi, kebutuhan kas keluar untuk pembiayaan investasi yang dijalankan, pada dasarnya dapat dipenuhi atau
ditutup dengan penerimaan kas masuk yang berasal dari pinjaman kredit bank dan modal sendiri.
Aliran kas industri teh seledri setiap tahun terus meningkat. Peningkatan ini merupakan akumulasi kas pada tahun sebelumnya dengan
− −
+ =
2 1
1 2
1 1
i -
NPV i
NPV NPV
i IRR
kas bersih yang diperoleh pada tahun tersebut. Hasil perhitungan proyeksi arus kas industri teh seledri dapat dilihat pada Lampiran 27.
9. Break Event Point BEP
Break Even Point merupakan suatu tingkat produksi pada saat perusahaan belum mendapatkan keuntungan, tetapi juga tidak mengalami
kerugian. Industri teh seledri akan mengalami Break Event Point pada penjualan senilai Rp 110.092.107 atau pada penjualan teh seledri sebanyak
327 kg.
10. Pay Back Period PBP