13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah sesuatu proses perubahan dalam membentuk dan
mengarahkan kepribadian manusia. Perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seseorang Susanto, 2014:1. Dapatlah
dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut
unsur cipta, rasa dan karsa, atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik Sardiman, 2011: 21.
Belajar menurut Hamdani 2011: 21 adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, tidak bersifat verbalistik.
Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Belajar merupakan proses
penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan
penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi seseorang Rifa’I, 2011: 82.
Slameto 2010: 2 berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Thobroni 2011: 21 belajar merupakan suatu proses yang
berulang-ulang yang menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Dahar 2011: 2 mengatakan bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut Majid 2014: 15 belajar pada
hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Berbagai pendapat tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan sehingga dari perubahan tingkah laku tersebut diharapkan
kemampuan seseorang akan meningkat. Belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, atau ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau
melakukannya, tidak bersifat verbalistik. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi
seseorang. 4.1.1.2 Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim
dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar
instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini memerlukan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” live in suatu sistem lingkungan belajar tertentu
Suprujono, 2012: 5. Tujuan belajar hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian meliputi
kecakapan, sikap, kebiasaan dan keribadian. Perubahan itu bersifat menetap dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman Ahmadi, 2014: 1.
Sardiman 2011: 26 berpendapat bahwa tujuan belajar secara umum adalah sebagai berikut: 1 untuk mendapat pengetahuan; 2 penanaman konsep dan
keterampilan; 3 pembentukan sikap. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
belajar mencakup tiga aspek, yakni memperoleh pengetahuan kognitif, memproleh penanaman sikap afektif, dan memperoleh keterampilan psikomotor.
4.1.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Suprijono 2012:4 prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari. 2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3. Fungsional atau bermanfaat sebagi bekal hidup. 4. Positif atau berakumulasi.
5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6. Permanen atau tetap.
7. Bertujuan dan terarah. 8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang
dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran menurut Hamdani 2011: 22 adalah:
a. Kesiapan belajar b. Perhatian
c. Motivasi
d. Keaktifan siswa e. Mengalami sendiri
f. Pengulangan g. Materi pelajaran yang menantang
h. Balikan dan penguatan i. Perbedaan individual
Sardiman 2011: 24-25 berpendapat bahwa prinsip belajar antara lain: a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa. c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama
motivasi dari dalamdasar kebutuhankesadaran atau instrinsic motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan
menderita. d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan dan conditioning atau
pembiasaan e. Kemampuan belajar seseorang harus diperhitungkan dalam rangka menentukan
isi pelajaran. f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu diajar secara langsung, kontrol, kontak,
penghayatan, pengalaman langsung dan pengenalan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif
mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak memengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang berakna.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, belajar merupakan proses, belajar merupakan
bentuk pengalaman, kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan, materi pelajaran yang menantang, balikan dan
penguatan, perbedaan individual, potensi manusiawi dan kelakuan, proses dan penahapan, percobaan dan pembiasaan , kemampuan belajar seseorang harus
diperhitungkan, kemampuan belajar yang bersangkutan, serta bahan pelajaran yang bermakna.
4.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto 2010: 54 berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor Intern Faktor intern yang mempengaruhi proses belajar di bagi menjadi tiga, yaitu
faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani psikis.
b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan menjadi 3
faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang
tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat seperti
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyrakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tesebut, maka dapat disimpulkan bahwa baik faktor intern maupun faktor ekstern mempunyai pengaruh yang kuat
dalam proses belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut mendukung proses belajar pengaruh positif maka hasil belajar yang akan dicapai siswa akan
maksimal.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran