II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran dan Bauran Pemasaran
Menurut Kotler 2000, pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kotler 2000, bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan secara terus menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya
di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat aspek atau variabel 4P, yaitu : a.
Product produk, komponen-komponen dari produk di antaranya keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi dan imbalan. b.
Price harga, komponen-komponennya seperti daftar harga diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, dan syarat kredit.
c. Promotion promosi, komponen-komponennya seperti promosi penjualan,
periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan pemasaran langsung. d.
Place tempat, komponen-komponennya seperti saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.
2.2. Distribusi 2.2.1. Distribusi Fisik Logistik
Distribudi fisik adalah seperangkat kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan arus bahan atau barang jadi dari tempat asal menuju
tempat pemakai atau konsumen untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan distribusi fisik adalah mengantarkan produk pada waktu yang tepat dengan tingkat biaya
serendah mungkin Kotler, 2005. Pedagang besar atau grosir distributor mempunyai perbedaan dengan
pengecer dalam beberapa hal. Pertama, pedagang-pedagang besar kurang memperhatikan promosi, suasana, dan lokasi karena mereka bertransaksi dengan
pelanggan bisnis dan bukan konsumen akhir. Kedua, transaksi perdagangan besar
biasanya lebih besar daripada transaksi eceran dan pelanggan besar biasanya meliputi daerah perdagangan yang lebih luas daripada pengecer. Ketiga,
pemerintah berhubungan dengan pedagang besar dan pengecer dengan cara yang berbeda dalam hal hukum dan pajak Kotler, 2005.
2.2.2. Saluran Distribusi
Kotler 2000 memberikan definisi saluran pemasaran atau saluran distribusi sebagai rangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam
proses untuk menjadikan suatu produk barang atau jasa untuk dikonsumsi. Produk barang atau jasa dihasilkan oleh produsen dengan melakukan proses mengubah
bahan baku menjadi produk jadi yang diinginkan oleh konsumen. Produsen sering melakukan kegiatan pemasaran untuk mencapai tingkat penjualan yang
diharapkan, salah satu pemasaran yang ditempuh oleh produsen adalah pemasaran hubungan, yaitu, pemasaran yang mempunyai tujuan membangun hubungan
jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama, seperti pelanggan, pemasok, dan distributor, dalam rangka
mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang. Pemasaran hubungan membangun ikatan ekonomi, teknik, dan sosial
yang kuat di antara pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat mengurangi biaya transaksi dan waktu bagi produsen.
Produsen mempertimbangkan secara matang saluran pemasaran yang dipilih untuk menyalurkan produknya sampai ke tangan konsumen sehingga
didapatkan keputusan yang tepat, karena saluran pemasaran yang berbeda memberikan keuntungan yang berbeda pula. Keputusan yang tepat atas pemilihan
jalur dari saluran pemasaran produk di antara jalur-jalur yang ditempuh, dapat meningkatkan efisiensi biaya pemasaran dan membuat produk-produk tersedia
secara luas dan mudah diperoleh pasar serta dapat mempermudah dalam mencari besarnya marjin yang diterima setiap lembaga yang terlibat. Lembaga pemasaran
adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta
mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh
komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi
pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin dan konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin
pemasaran Sudiyono, 2002. Terdapat empat level saluran pemasaran untuk menyampaikan barang ke
konsumen Kotler, 2005, yaitu : 1.
Saluran level-nol saluran pemasaran langsung terdiri dari perusahaan manufaktur langsung menjual kepada pelanggan.
2. Saluran satu level berisi satu perantara penjualan, seperti pengecer.
3. Saluran dua level berisi dua perantara umumnya adalah pedagang besar
dan pengecer. 4.
Saluran tiga level berisi tiga perantara yaitu pedagang besar, agen, dan pengecer.
Gambar 2. Saluran distribusi barang konsumen Kotler, 2005 Menurut Kotler 2005, terdapat tiga sistem atau strategi distribusi
pemasaran, yaitu 1 distribusi eksklusif, 2 distribusi selektif, dan 3 distribusi intensif. 1 Distribusi eksklusif adalah produsen sangat membatasi perantara
dalam memasarkan produknya. Distribusi ini digunakan apabila produsen ingin tetap memegang kendali atas tingkat dan keluaran layanan yang ditawarkan
perantara. Produsen mengharapkan untuk memperoleh penjualan yang lebih berdedikasi dan lebih mengenal produk yang ditawarkan sehingga kemitraan yang
P R
O D
U
S E
N K
O N
S U
M E
N Pengecer
Pedagang Besar
Pengecer Pengecer
Pedagang Besar
Agen
besar antara produsen dengan penyalur sangat diperlukan. 2 Distribusi selektif adalah produsen menggunakan beberapa perantara yang telah dipilih dan bersedia
memasarkan dan menjual produknya. Strategi ini digunakan perusahaan- perusahaan mapan dan perusahaan-perusahaan baru yang mencari distributor.
Strategi ini biasa dipakai untuk memasarkan produk baru dengan meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan
jumlah transaksi lebih terbatas. 3 Distribusi intensif yaitu produsen menempatkan produknya di sebanyak mungkin gerai untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan
konsumen.
2.3. Program Linier
Menurut Mulyono 1991, Linier Progamming LP merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai suatu
tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya yang ditemukan oleh George B. Dantzig. Linier Programming diterapkan dalam
berbagai masalah, seperti masalah ekonomi, masalah industri, militer, transportasi, sosial dan lain-lain. Dalam penerapannya di bidang transportasi, model
perencanaan linier tersebut adalah model transportasi. Linier Progamming merupakan metode perhitungan untuk perencanaan terbaik di antara
kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Penentuan rencana terbaik tersebut terdapat banyak alternatif dalam perencanan untuk mencapai
tujuan spesifik pada sumberdaya yang terbatas dan LP mempunyai beberapa kelebihan dalam penerapannya Soekartawi, 1992:
a. Mudah dalam pelaksanaannya, terlebih lagi apabila menggunakan alat
bantu komputer. b.
Dapat menggunakan banyak variabel, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimum dapat dicapai,
c. Fungsi tujuan objective function dapat difleksibelkan sesuai dengan
tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia.
Disamping memiliki kelebihan-kelebihan, LP juga memiliki kelemahan- kelemahan :
a. Proses analisis akan sulit dilakukan bahkan tidak mungkin dilakukan
apabila tidak terdapat alat bantu, yaitu komputer, b.
Penggunaan asumsi linieritas yang di dalam kenyataannya kadang-kadang asumsi ini tidak sesuai.
Sedangkan menurut Supranto 1988, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan teknik LP :
1. Fungsi obyektif harus didefinisikan dengan jelas dan dinyatakan sebagai
fungsi obyektif yang linier. 2.
Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik. 3.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat yang ditambahkan additivity.
4. Fungsi obyektif dan ketidaksamaan menunjukkan adanya pembatasan
harus linier. 5.
Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif X
j
≥ 0, untuk semua j. 6.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat yang dapat dibagi divisibility.
7. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas finitness.
8. Aktivitas harus proposonal terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada
hubungan yang linier antar aktivitas dengan sumber-sumber. 9.
Model programming deterministik, artinya sumber dan aktivitas diketahui secara pasti single-valued expactations.
2.4. Model Transportasi