Marjin Pemasaran Optimalisasi Hasil Penelitian Terdahulu

2.5. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran mengacu pada perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen Sudiyono, 2002. Dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga pemasaran. Marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut : Perbedaan kegiatan dari setiap lembaga akan menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak lembaga yang terlibat di dalam penyaluran produk dari produsen hingga konsumen akan semakin besar perbedaan harga produk tersebut di titik produsen dibandingkan dengan harga yang akan dibayar konsumen.

2.6. Optimalisasi

Optimalisasi adalah serangkaian proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tertentu. Optimalisasi dapat mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada tujuan maksimalisasi atau minimalisasi melalui fungsi tujuan dengan pendekatan normatif Nasendi dan Anwar dalam Rustiani, 2006. Nilai keuntungan maksimum yang dihasilkan dari proses produksi untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dengan memperhatikan kendala-kendala yang berada di luar jangkauan pelaku kegiatan, merupakan tujuan dilakukannya optimalisasi. Oleh karena itu, dalam upaya melaksanakan tujuan tersebut, kegiatan produksi berusaha untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas di antara berbagai produk yang bersaing Buffa dan Sarin dalam Rustiani, 2006. Riset operasi berusaha menentukan arah tindakan terbaik optimum dari sebuah masalah pengambilan keputusan di bawah pembatasan sumber daya yang terbatas. Dengan demikian riset operasi merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang membantu proses optimalisasi.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Rustiani 2006, dengan judul Optimalisasi Distribusi Sarimi Pada PT Sari Indo Prakarsa Di Wilayah Bogor dan Depok. Penelitian ini menfokuskan pada pengalokasian distribusi yang dapat meminimalisasikan biaya distribusi yang dilakukan oleh PT SIP Bogor. Biaya distribusi aktual PT SIP untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp. 158.109.587,00. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan Linier Programming didapatkan biaya distribusi optimal sebesar Rp. 141.005.496,00 sehingga biaya yang dapat dihemat sebesar Rp. 17.104.051,00. Berdasarkan hasil LP, presentase pengiriman yang terbesar adalah menuju daerah Kecamatan Bogor Utara karena biaya angkut murah. Sedangkan, hasil analisa penyimpangan menunjukkan bahwa distribusi aktual yang dilakukan PT SIP belum optimal dalam menghemat biaya distribusi. Sholeh 2005 dengan judul Optimalisasi Distibusi Pemasaran Ikan Bandeng di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya alokasi distribusi pemasaran ikan bandeng di Kabupaten Lamongan ke berbagai daerah tujuan yang paling optimum. Alokasi optimum yang dimaksud adalah alokasi distribusi yang menggunakan biaya distribusi paling minimum dengan memperhatikan berbagai kendala yang ada, yaitu besarnya produksi dan besarnya jumlah permintaan daerah-daerah tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi pemasaran ikan bandeng dari Kabupaten Lamongan belum berada pada kondisi optimal. Jika pemasar mendistribusikan ikan bandeng dari Kabupaten Lamongan sesuai dengan alokasi distribusi optimum maka biaya yang dapat dihemat adalah sebesar Rp. 309.000.000,00. Aditya 2002 dengan judul Optimalisasi Distribusi Teh Botol Sosro di PT. Sasana Caraka Mekarjaya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis upaya distribusi yang dilakukan oleh PT Sasana Caraka Mekarjaya dan menganalisis berapa besar penyimpangan antara distribusi aktual dan optimal. Hasil penelitian menunjukkan distribusi aktual Teh botol Sosro selama tahun 2000 adalah sebesar 117.460 krat dan total distribusi optimal sebesar 146.597 krat sehingga terdapat kekurangan pada distribusi aktual sebesar 29.137 krat. Biaya distribusi aktual Tahun 2000 mencapai Rp. 19.595.248,00. Setelah dilakukan pengalokasian produk dengan program linier maka, biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 18.751.707,00 dan biaya yang dapat dihemat adalah sebesar Rp. 843.541,00 dari anggaran PT Sinar Sosro.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 208.819.860 orang dan 87,20 dari total jumlah penduduk menganut agama Islam. Hal ini merupakan peluang yang cukup besar bagi industri penerbitan buku yang bertemakan Islam untuk menerbitkan buku-buku Islam didukung oleh kebebasan mengemukakan pendapat setelah terwujudnya Era Reformasi serta semakin mudahnya menerbitkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers SIUPP. Keadaan tersebut di atas memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pertumbuhan perindustrian buku Islam. Hal ini terlihat dari jumlah anggota penerbit Buku Islam yang tergabung dalam IKAPI mengalami peningkatan. Pada kurun waktu 1981-1989 jumlah penerbit buku Islam yang berjumlah 6 penerbit, pada kurun waktu 2000-2003 meningkat menjadi 20 penerbit buku yang menjadi anggota IKAPI dan jumlah tersebut belum termasuk penerbit yang tidak tergabung dengan IKAPI. Pertumbuhan tersebut menyebabkan semakin tinggi tingkat persaingan di perindustrian buku Islam sehingga menuntut setiap penerbit untuk mencapai efisiensi pada kinerjanya, salah satunya dalam pemasaran. Pencapaian efisiensi pemasaran bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang ketat, sehingga penerbit dapat memaksimalkan keuntungan. Untuk mengetahui tingkat optimalisasi distribusi pemasaran buku, dilakukan analisis dengan Linier Programming untuk mengetahui biaya distribusi optimal ke daerah-daerah tujuan distribusi. Setelah diperoleh biaya ditribusi optimal dilakukan analisis penyimpangan dan analisis perubahan margin pemasaran dibandingkan dengan biaya distribusi aktual yang dikeluarkan penerbit sehingga didapatkan informasi yang dapat dijadikan masukan bagi penerbit dalam melaksanakan kegiatan distribusi pemasaran bukunya.