Kekeruhan 1. Parameter Fisika a.

Fluktuasi suhu rata-rata per stasiun 25.3 28.6 28.8 23.0 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 29.0 30.0 stasiun I stasiun II Stasiun III stasiun pengamatan Su hu °C Gambar 2. Fluktuasi suhu rata-rata per stasiun.

b. Kekeruhan

Berdasarkan nilai kekeruhan rata-rata per tahun seperti terlihat pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa nilai kekeruhan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 mengalami fluktuasi yang cukup lebar. Nilai kekeruhan ini berkisar antara 18,56-69,22 NTU. Pada tahun 1999 nilai kekeruhan sebesar 29,78 NTU, dan mengalami penurunan pada tahun 2000 menjadi 18,56 NTU, namun pada tahun 2001 terjadi peningkatan yang cukup tinggi hingga mencapai nilai 69,22 NTU. Pada tahun 2002 kembali terjadi penurunan menjadi 57,67 NTU serta pada tahun 2003 kembali meningkat menjadi 68,82 NTU. Secara keseluruhan nilai kekeruhan dari tahun 1999 sampai tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 39,04 NTU atau sebesar 131. Peningkatan nilai kekeruhan ini berkaitan erat dengan semakin meningkatnya kandungan padatan tersuspensi dan senyawa koloid dalam perairan. Meningkatnya masukan bahan-bahan penyebab kekeruhan ini diduga berasal dari buangan limbah rumah tangga, industri dan juga erosi. Peningkatan luas tanah kosong dan luas pemukiman serta menurunnya luas hutanvegetasi campuran memungkinkan untuk meningkatkan laju erosi. Fluktuasi ke ke ruhan rata-rata pe r tahun 68.82 57.67 69.22 18.56 29.78 10 20 30 40 50 60 70 80 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun K e ke ruhan N TU Gambar 3. Fluktuasi kekeruhan rata-rata per tahun. Jika dilihat dari nilai kekeruhan tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 pada tiap stasiun pengukuran seperti terlihat pada Tabel 6 tampak bahwa nilai kekeruhan ini mengalami fluktuasi dengan kisaran nilai yang berbeda- beda. Pada stasiun I tampak bahwa nilai kekeruhan berkisar antara 21-70 NTU, stasiun II berkisar antara 20,33–78,77 NTU dan pada stasiun III nilai kekeruhan berkisar antara 37–73,33 NTU. Tabel 4. Fluktuasi rata-rata kekeruhan per stasiun untuk setiap tahun pengukuran Tahun Pengukuran Lokasi Satuan 1999 2000 2001 2002 2003 Stasiun II NTU 23 21 70 58 63,53 Stasiun III NTU 20,33 27,33 64,33 65 78,77 Stasiun IV NTU 46 37 73,33 50 64,17 Keterangan : Baku mutu = 100,00 NTU Sedangkan jika dilihat pada nilai kekeruhan rata-rata per stasiun seperti terlihat pada Gambar 4 tampak terjadi kenaikan tingkat kekeruhan dari stasiun I sampai Stasiun III hulu ke hilir. Meningkatnya nilai kekeruhan ini diduga disebabkan oleh akumulasi bahan-bahan organik dan bahan-bahan tersuspensi yang masuk ke badan sungai dari hulu stasiun ini. Bahan-bahan organik dan bahan-bahan tersuspensi yang masuk ke badan sungai ini kemungkinan besar berasal dari erosi akibat pembangunan perumahan yang diawali dengan pembukaan lahan, perataan dan pemadatan tanah. Tindakan ini menyebabkan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah tidak dapat terserap namun terus mengalir dan menggerus permukaan tanah dan pada akhirnya masuk ke badan sungai dengan membawa hasil gerusan tersebut. Selain itu pembuangan limbah rumah tangga dan limbah industri ke badan sungai juga merupakan sumber masuknnya bahan-bahan ini ke badan sungai. Kondisi ini didukung dengan data yang menunjukkan adanya peningkatan luas pemukiman dan tanah kosong serta menurunnya luas hutan atau vegetasi campuran pada kecamatan yang dilalui DAS Cisadane ini. Fluktuasi kekeruhan rata-rata per stasiun 47.11 51.15 54.10 42.00 44.00 46.00 48.00 50.00 52.00 54.00 56.00 stasiun I stasiun II Stasiun III stasiun pengamatan Ke ker u h a n N TU Gambar 4. Fluktuasi kekeruhan rata-rata per stasiun.

c. Padatan Tersuspensi