bahwa pada waktu dan lokasi tersebut perairan ini mengalami pencemaran berat.
Tabel 5. Fluktuasi rata-rata TSS per stasiun untuk setiap tahun pengukuran
Tahun Pengukuran Lokasi
Satuan 1999
2000 2003
Stasiun II mgl
21,33 52,67
189,48 Stasiun III
mgl 20,67
35,33 441,68
Stasiun IV mgl
44 106
399,65
Jika dilihat pada nilai kandungan total padatan tersuspensi rata-rata per stasiun tampak terjadi peningkatan kandungan padatan tersuspensi dari
stasiun I sampai stasiun III. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya akumulasi masukan bahan-bahan yang dapat meningkatkan kandungan
padatan tersuspensi baik dari stasiun I ke stasiun II maupun dari stasiun II ke stasiun III.
Fluktuasi TSS rata-rata per stasiun
87.83 165.89
183.22
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00
stasiun I stasiun II
Stasiun III
stasiun pengamatan T
S S
m ll
Gambar 6. Fluktuasi TSS rata-rata per stasiun.
d. Padatan Terlarut
Pengukuran terhadap total padatan terlarut yang dilakukan selama kurun waktu 1999 sampai dengan 2003 hanya dilakukan pada tiga tahun
pengukuran, yaitu pada tahun 2001, 2002 dan 2003. Berdasarkan hasil pengukuran seperti terlihat pada Gambar 7 tampak bahwa nilai TDS tidak
menunjukkan adanya kecenderungan naik ataupun turun. Namun bila dilihat dari nilai total padatan terlarut pada tahun 2001 dan 2003 tampak terjadi
penurunan kandungan padataan terlarut sebesar 483,97 mgl atau sekitar 100. Rata-rata kandungan tertinggi padatan terlarut terjadi pada tahun 2001
dan terendah terjadi pada tahun 2002. Nilai TDS rata-rata per tahun ini masih berada dalam kisaran baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82
tahun 2001 untuk kelas I-IV, yaitu batas nilai TDS 1000 mgl untuk kelas I-III dan 2000 mgl untuk kelas IV. Nilai baku mutu ini menunjukkan bahwa
berdasarkan kandungan padatan terlarut kondisi air Sugai Cisadane dapat digunakan untuk semua keperluan yang tercantum dalam peraturan
pemerintah tersebut.
Fluktuasi TDS rata-rata per tahun
943.33 459.36
430 100
200 300
400 500
600 700
800 900
1000
2001 2002
2003
Tahun TD
S m
g l
Gambar 7. Fluktuasi TDS rata-rata per tahun. Berdasarkan hasil pengukuran pada tiga stasiun pengukuran seperti
yang terlihat pada Tabel 6 tampak bahwa nilai total padatan terlarut pada tahun 2001 memiliki nilai yang lebih tinggi untuk setiap stasiunnya dibanding
tahun 2002 dan 2003. Adanya pengaruh waktu dan kondisi lingkungan pada saat pengambilan sampel diduga menjadi penyebab tingginya kandungan
padatan terlarut pada tahun ini. Jika dilihat fluktuasi kandungan total padatan terlarut pada setiap stasiun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 tampak
tidak terjadi kecenderungan penurunan atau peningkatan. Tabel 6. Fluktuasi rata-rata TDS per stasiun untuk setiap tahun pengukuran
Tahun Pengukuran Lokasi
Satuan 2001
2002 2003
Stasiun II mgl
1040 260
327,26 Stasiun III
mgl 960
470 441,02
Stasiun IV mgl
830 560
609,82
Jika dilihat pada nilai kandungan total padatan terlarut rata-rata per stasiun tampak terjadi peningkatan kandungan padatan terlarut dari stasiun I
sampai stasiun III. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya akumulasi masukan bahan-bahan yang dapat meningkatkan kandungan padatan terlarut
baik dari stasiun I ke stasiun II maupun dari stasiun II ke stasiun III.
Fluktuasi TDS rata-rata per stasiun
542.42 623.67
666.61
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
stasiun I stasiun II
Stasiun III
stasiun pengamatan TDS
m g
l
Gambar 8. Fluktuasi TDS rata-rata per stasiun. A. 2. Parameter Kimia
a. pH