Parameter Kualitas Air 1. Parameter Fisika

lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Kelas tiga : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk membudayakan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau untuk keperluan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas empat : Air yang peruntukannya dapat digunaka untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama. D. Parameter Kualitas Air D. 1. Parameter Fisika a. Suhu Menurut Nybakken 1998 diacu dalam Harimurthy 2002, suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Suhu sangat berperan dalam proses ekosistem perairan dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme perairan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi tanaman dan ikan secara langsung dan dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut di perairan Nugraheni 2001. Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan ketempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu yang lebih tinggi daripada air asalnya Fardiaz 1992. Menurut Sutrisno 1991 diacu dalam Nugroho 2003, suhu perairan dapat bervariasi tergantung faktor adanya pencemar, misalnya pembuangan air limbah dapat menyebabkan kenaikan temperatur perairan, sehingga mengganggu kehidupan air misalnya ikan dan lain-lain.

b. Kekeruhan

Kekeruhan adalah suatu ukuran pembiasan cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi suatu zat pencemar yang terkandung di dalam air, seperti adanya bahan liat, endapan lumpur, senyawa berwarna terlarut, plankton, dan organisme mikroskopik lainnya Center dan Hill, 1979 dalam Suryadipura, 1996. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air APHA, 1985 dalam Nugroho 2003. Menurut Koesoebiono 1979 diacu dalam Yuristria 1994, pengaruh utama kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok, sehingga menurunkan aktifitas fotosintesis fitoplankton dan algae benthik. Kondisi air yang keruh biasanya kurang disukai oleh hewan bentos Reid, 1961 dalam Adrian 2003. c. Kandungan Padatan Tersuspensi Padatan tersuspensi adalah bahan yang masih tetap tinggal sebagai sisa selama penguapan dan pemanasan pada suhu 102 – 105 ° C. Bahan-bahan yang mempunyai tekanan uap kecil di bawah suhu ini akan hilang selama prosedur penguapan dan pemanasan. Penentuan padatan tersuspensi akan sangat berguna dalam analisis pengairan tercemar dan buangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi air buangan domestik dan untuk menentukan efisiensi unit-unit pengolahan Saeni, 1989. Air buangan industri mengandung jumlah padatan teruspensi dalam jumlah yang bervariasi tergantung dari jenis industrinya. Air buangan dari industri-industri makanan, terutama industri farmasi dan industri tekstil sering mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah relatif tinggi. Padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinarcahaya ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis Fardiaz, 1992. d. Kandungan Padatan Terlarut Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa anorganik dan organik terlarut air, mineral dan garam-garamnya Sebagai contoh air buangan pabrik gula biasanya mengandung berbagai jenis gula yang terlarut, sedangkan air buangan industri kimia sering mengandung mineral seperti merkuri Hg, timbal Pb, arsenik As, cadmium Cd, Khromium Cr, nikel Ni, Cl 2 , serta garam-garam kalsium dan magnesium yang mempengaruhi kesadahan air Fardiaz 1992. Padatan terlarut mempengaruhi ketransparanan dan warna air, yang ada hubungannya dengan produktifitas Sastrawijaya, 1991. Padatan terlarut total adalah bahan-bahan terlarut total dan koloid berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lainnya yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 μm Rao, 1992 dalam Effendi, 2000.

D. 2. Parameter Kimia