Peran Perdagangan Eceran dalam Perekonomian Masyarakat

cara pembeliannya dilakukan dengan tawar menawar. Contoh pasar tradisional adalah pasar Inpres dan pasar lingkungan. Keadaan pasar tradisional kurang berkembang dan cenderung tetap tanpa banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kesan kotor, kumuh, becek masih melekat pada pasar tradisional, harga tidak pasti, adu tawar, barang tidak lengkap menyebabkan pasar tradisional kehilangan pembelinya. Namun pasar tradisional tetap memiliki keunggulan, yaitu dari segi interaksi dan komunikasi sosial di mana terjadi keakraban antara penjual dengan pembeli. Penjual mengenal konsumen dengan baik. Menurut sifat pendistribusinya pasar dapat digolongkan menjadi pasar eceran yaitu pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil dan pasar perkulakangrosir yaitu pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar Departemen Perdagangan, 2006.

2.1.4. Peran Perdagangan Eceran dalam Perekonomian Masyarakat

Perdagangan eceran merupakan bentuk perdagangan yang melayani konsumen akhir secara langsung. Bidang usaha dari perdagangan eceran antara lain mencakup kegiatan perdagangan di supermarket, departement store, pertokoan besar, pertokoan biasa, perdagangan eceran di kios, perdagangan keliling, perdagangan pesanan, perdagangan jasa, dan dalam hal perdagangan pengumpulan berhubungan langsung dengan produsen kecil. Salah satu bidang usaha perdagangan eceran yang banyak diminati oleh masyarakat adalah perdagangan di kios, yang umumnya dilakukan di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan pranata ekonomi yang relatif tua dengan fungsi menyalurkan barang-barang kebutuhan sehari-hari khususnya dan kebutuhan hidup lainnya. Peranan ekonomi maupun sosialnya yang telah melembaga merupakan bagian dari dinamika perkembangan suatu masyarakat. Meskipun saat ini tumbuh berbagai pranata baru dan modern tetapi peranan strategis pasar tradisional belum tergantikan karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengubah budaya belanja masyarakat Indonesia. Pasar tradisional berperan sebagai penyangga sistem ekonomi nasional, khususnya sektor perdagangan yang langsung menyediakan kebutuhan konsumen. Pasar tradisional turut berperan dalam penyerapan tenaga kerja, hal ini terlihat dari jumlah pedagang yang terserap dalam pasar tradisional. Sebagai contoh, di Jakarta ada kurang lebih 66 ribu pedagang tertampung di kios-kios resmi pasar tradisional. Sementara itu yang tidak tertampung jumlahnya hampir dua kali lipat sekitar 100 ribu pedagang sedangkan di Surabaya dan Bandung jumlah pedagang yang tertampung tidak kurang dari 25 ribu orang dan 13 ribu orang. Pedagang di pasar tradisional termasuk ke dalam kategori pengusaha kecil, di mana usaha kecil itu sendiri merupakan kegiatan ekonomi rakyat sebagai bagian integral dunia usaha yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang makin seimbang dan pemerataan pembangunan berdasarkan demokrasi ekonomi. Dengan demikian usaha kecil perlu diberdayakan dan diberikan peluang berusaha agar mampu dan sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam pembangunan. Kehadiran pasar modern dapat menimbulkan dampak negatif terhadap eksistensi pasar tradisional yang digerakkan oleh para pengusaha kecil , menengah dan koperasi seperti pengurangan pola jam kerja dan pengurangan volume penjualan serta persaingan dalam bentuk lain, sehingga diperlukan bentuk tatanan perekonomian yang memungkinkan berkembangnya potensi ekonomi masyarakat dan terjadinya interaksi yang saling menguntungkan diantara para pelaku ekonomi. Tatanan itu dapat terwujud melalui pola kemitraan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil dan koperasi Departemen Perdagangan, 2005.

2.2. Penelitian Terdahulu