33
G. Metode Pelitian 1. Spesifikasi Penelitian
Dari judul dan permasalahan yang dalam penelitian ini dan supaya dapat memberikan hasil yang bermanfaat maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian
yang bersifat normatif atau doktrin yang juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen, karena lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat
sekunder yang ada diperpustakaan. Pada penelitian normatif, data sekunder sebagai sumberbahan informasi dapat
merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
43
2. Metode Pendekatan
Metode Pendekatan yang dipergunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode pendekatan normatif yang secara deduktif, dimulai analisis terhadap pasal-
pasal yang mengatur hal-hal yang menjadi permasalahan terhadap pembatalan sertipikat ganda. Metode pendekatan ini digunakan dengan mengingat permasalahan
yang diteliti berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yaitu hubungan peraturan yuridis normatif, yaitu dengan meneliti sumber dengan peraturan lain serta
kaitannya dengan penerapannya dalam praktek.
43
Pelaksanaan penelitian normatif secara garis besar ditujukan kepada : a. Penelitian terhadap asas-asas hukum.
b. Penelitian terhadap sistematika hukum. c. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum.
d. Penelitian terhadap sejarah hukum. e. Penelitian terhadap perbandingan hukum.
dikutip dari Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, Jakarta : Sinar Grafika, 1996, halaman 14-15.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Sumber Data
Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan dari data primer. Dalam penelitian hukum
normatif, data yang diperlukan adalah data sekunder. Data sekunder tersebut diperoleh dari :
Data sekunder yang diteliti terdiri atas : a. Bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan antara lain Undang-
Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 Tentang
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah, Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1
tahun 1999 tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan dan sebagainya. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa bahan-bahan hukum primer tersebut, antara lain berupa buku-buku rujukan yang relevan, hasil karya
tulis ilmiah dan berbagai makalah yang berkaitan.
Universitas Sumatera Utara
35
c. Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan sekunder, kamus umum, kamus bahasa, majalah, surat kabar, artikel, internet, dan jurnal-jurnal hukum.
44
4. Alat Pengumpulan Data