61
mengenai ruang lingkup kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 19 ayat 2 UUPA yang hanya meliputi pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah,
pendaftaran dan peralihan hak atas tanah serta pemberian tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat.
73
2. Obyek Pendaftaran Tanah.
Dalam kegiatan pendaftraran tanah tidak semua bidang-bidang tanah menjadi obyek pendaftaran tanah, hanya obyek tertentu yang telah ditentukan oleh undang-
undang. Pengaturan terhadap obyek pendaftaran tanah diatur lebih lanjut dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu
sebagai berikut: 1. Obyek pendaftaran tanah meliputi:
a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
b. Tanah Hak Pengelolaan. c. Tanah Wakaf.
d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. e. Hak Tanggungan.
f. Tanah Negara.
2. Dalam hal tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf f, pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan bidang
tanah yang merupakan tanah Negara dalam daftar tanah.
73
Urip Santoso, ibid, halaman 13.
Universitas Sumatera Utara
62
Obyek pendaftaran tanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, kecuali tanah negara dibukukan dalam Buku Tanah dan diterbitkan sertipikat sebagai
tanda bukti haknya. Obyek pendaftaran tanah bila dikaitkan dengan sistem pendaftaran tanah menggunakan sistem pendaftaran tanah registration of titles
bukan sistem pendaftaran akta registration of deed. Sistem pendaftaran hak tampak dengan adanya Buku Tanah sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data
fisik yang dihimpun dan disajikan serta diterbitkannya sertipikat sebagai surat tanda bukti hak yang didaftar.
74
Sedangkan dalam pendaftaran akta, yang didaftar bukan haknya, melainkan justru aktanya yang didaftar, yaitu dokumen-dokumen yang
membuktikan diciptakannya hak yang bersangkutan dan dilakukannya perbuatan- perbuatan hukum mengenai hak tersebut kemudian.
75
Pendaftaran tanah menurut UUPA dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menganut sistem
pendaftaran hak bukan sistem pendaftaran akta.
76
3. Asas Pendaftaran Tanah.
Soedikno Mertokusumo menyatakan bahwa dalam pendaftaran tanah dikenal 2 macam asas, yaitu :
77
a. Asas Specialiteit. Artinya pelaksanaan pendaftaran tanah itu diselenggarakan atas dasar peraturan
perundang-undangan tertentu,
yang secara
teknis menyangkut
masalah
74
A.P Parlindungan, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Mandar Maju, 1991, halaman 480.
75
Ibid, halaman 480.
76
Urip Santoso, ibid, halaman 32.
77
Soedikno Mertokusumo, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta : Karunika-Universitas Terbuka, 1988, halaman 99.
Universitas Sumatera Utara
63
pengukuran, pemetaan, dan pendaftaran peralihannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dapat memberikan kepastian hukum terhadap hak
atas tanah, yaitu memberikan data fisik yang jelas mengenai luas tanah, letak, dan batas-batas tanah.
b. Asas Openbaarheid asas publisitas. Asas ini memberikan data yuridis tentang siapa yang menjadi subyek haknya, apa
nama hak atas tanah, serta bagaimana terjadinya peralihan dan pembebanannya. Data ini sifatnya terbuka untuk umum, artinya setiap orang dapat melihatnya.
Berdasarkan asas ini, setiap orang berhak mengetahui data yuridis tentang subyek hak, nama hak atas tanah, peralihan hak, dan pembebanan hak atas tanah yang ada
di Kantor Pertanahan KabupatenKota, termasuk mengajukan keberatan sebelum sertipikat diterbitkan, sertipikat pengganti, sertipikat yang hilang atau sertipikat
yang rusak. Pendaftaran
tanah dilaksanakan
berdasarkan asas
sederhana, aman,
terjangkau, mutakhir dan terbuka yaitu :
78
a Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan terutama para pemegang hak atas tanah. b Asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu
diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum.
78
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Universitas Sumatera Utara
64
c Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi
lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaran pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan.
d Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus
menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi dikemudian hari.
e Asas terbuka dimaksudkan agar masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat.
4. Tujuan Pendaftaran Tanah