BAB II Modul Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul
Modul menerapkan prinsip Profesional bekerja merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran dari kompetensi-kompetensi lainnya. Modul ini merupakan modul yang termasuk dalam kategori dasar kompetensi Kejuruan. Dalam pendidikan dan pelatihan Menerapkan Prinsip Profesonal Bekerja akan menuntun siswa menjadi karyawan atau pengusaha yang mempunyai rasa tanggung jawab industry terhadap lingkungan sekitar dan tidak merugikan masyarakat serta mampu bekerja secara professional, mampu menerapkan pedoman, prosedur dan aturan kerja yang berlaku, dapat mengelola informasi yang diperoleh untuk melaksanakan sebuah pekerjaan, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu dan sumber daya serta mampu mengelola kompetensi personal.
B. Prasyarat Mempelajari Modul
Menerapkan Prinsip-Prinsip Profesional Bekerja merupakan kompetensi yang diajarkan pada siswa sekolah kejuruan dan merupakan kelompok mata diklat Dasar Kejuruan. Untuk mempelajari kompetensi ini tidak perlu ada kompetensi lain yang harus dikuasai terlebih dahulu karena kompetensi ini bersifat mandiri.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Sebelum mempelajari modul ini perhatikan dan ikutilah petunjuk – petunjuk serta cara – cara mempelajarinya, baik oleh siswa maupun oleh guru atau fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur yang ada pada petunjuk penggunaan modul ini.
1. Penjelasan bagi Siswa
a.Pelajari secara berurutan dari kegiatan belajar 1, 2, 3, 4 dan kegiatan belajar 5 b.Persiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai sub kompetensi
yang dipelajari
c.Kerjakan tes formatifnya
d.Cocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban (jangan melihat kunci jawaban sebelum selesai mengerjakan tes formatif) karena tujuan tes formatif ini untuk menguji sejauh mana tingkat penguasaan Anda atas kompetensi tersebut.
e.Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai minimal 7,50 lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum memenuhi standar minimal 7,50 (tujuh koma lima puluh) maka harus mengulangi kegiatan belajar yang masih belum berhasil sampai memperoleh standar minimal yang ditentukan.
(2)
f. Setelah selesai mempelajari sub kompetensi 5 dan dinyatakan lulus dari semua sub kompetensi maka kerjakan evaluasinya. Tes evaluasi adalah tes untuk menguji kemampuan penguasaan siswa secara keseluruhan atas kompetensi Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
g.Hasil jawaban evaluasi dicocokan dengan kunci jawaban evaluasi
h. Apabila ada hal yang kurang dimengerti tanyakan ke fasilitator atau guru. 2. Peran Fasilitator
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses pembelajaran
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahapan belajar
c. Membantu siswa memahami konsep-konsep dan praktek baru dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses pembelajaran.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya h. Melaksanakan penilaian
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan dan ketrampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa
k. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian kompetensi siswa dalam Membuka Usaha Eceran/Ritel sehinggga peserta didik mampu bersaing di dunia industri.
1. Kinerja yang Diharapkan
Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari kompetensi ini adalah terbentuk kompetensi siswa dari segi pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam Menerapkan Prinsip-Prinsip Profesional Bekerja
2. Kreteria Keberhasilan
Kreteria keberhasilan dalam penguasaan kompetensi ini diukur dari segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas yaitu memperoleh nilai kompetensi siswa melalui angka yang diperolehnya, dan dari segi kualitas yaitu terbentuknya kompetensi siswa dari segi pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
(3)
3. Variabel dan Kreteria Keberhasilan
Siswa dinyatakan kompeten bila telah memperoleh batas minimal nilai 7,50 (tujuh koma nol-nol). Bila belum mencapai batas minimal tersebut siswa harus mengulang kembali. Kreteria dan variabel keberhasilan adalah sebagai berikut : 9, 00 – 10,00 = A : Kompetensi Istimewa
8, 00 – 8, 99 = B : Kompetensi Amat Baik 7, 50 – 7, 99 = C : Kompetensi Baik - 6, 99 = D : Belum kompeten E. Cek Kemampuan
Untuk mengukur kemampuan awal terhadap penguasaan kompetensi, maka jawablah pertanyaan berikut semampunya.
1. Sebutkan arti pekerja professional dan berikan contohnya ! 2. Sebutkan cirri-ciri pekerja professional !
3. Jelaskan keuntungan mempunyai penjual professional bagi perusahaan ! 4. Sebutkan fungsi dari kode etik profesi !
5. Sebutkan beberapa permasalahan yang dapat dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi itu penting !
6. Sebutka tips agar bisa bekerja sesuai dengan skala prioritas !
7. Berilah contoh kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan professional kerja terhadap tenaga kerja dan pegawai !
8. Sebutkan beberapa kompetensi teknis yang harus dikuasai pekerja ! 9. Sebutkan beberapa cara agar bisa lebih efisien mengatur waktu dan lebih
produktif !
(4)
BAB II PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa
Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-Prinsip Profesional Bekerja Sub Kompetensi :
1. Mengidentifikasi luas sector dan tanggung jawab industry
2. Mengidentifikasi dan Menerapkan pedoman, prosedur dan Aturan 3. Mengelola Informasi
4. Merencanakan Penyelesaian Pekerjaan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu dan sumber daya
5. Merancang dan Mengelola Kompetensi Personal
No Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
Mengetahui, Peserta Diklat
Fasilitator
(...) (...)
B. Kegiatan Belajar
Berikut ini akan dipelajari lima kegiatan belajar, mencakup Kegiatan Belajar 1, Kegiatan Belajar 2, Kegiatan Belajar 3, Kegiatan Belajar 4 dan Kegiatan Belajar 5.
(5)
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik mampu : 1. Mendefinisikan pengertian professional dalam dunia profesi
2. Menjelaskan pengertian lembaga profesi dan perannya dalam dunia pemasaran barang dan jasa
3. Menjelaskan profesi tenaga pemasaran
A. Pengertian Profesional Dalam Dunia Profesi 1. Pengertian Profesionalisme
Istilah profesionalisme berasal dari kata profesi atau profesional yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu. Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti (1) bersifat profesi (2) memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, (3) beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua kriteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya. Contoh guru, dosen, dokter, bidan, polisi dan tentara.
Tenaga profesional di era global sekarang banyak yang diperlukan. Perusahaan maupun instansi-instansi pemerintah memerlukan tenaga ahli agar mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Setiap perusahaan bisnis harus berpikir secara fundamental untuk mengembangkan profesionalisme kerja para pegawainya.
Pengertian professional juga bisa dimaknai sebagai berikut :
a. Profesional menunjukan pelaku, sekaligus sifat, atribut atau kualitas bagi penyandang gelar ini, definisi paling mudah dari “professional” adalah ‘bukan amatir”.
b. Profesional adalah kerja. Seorang professional bekerja untuk mendapatkan imbalan
c. Profesional berarti mempertahankan kualitas profesionalitas dari “ gangguan-gangguan” emosional.
d. Inti dari semuanya, professional adalah melakukan yang terbaik dari setiap yang kita kerjakan.
Prinsip-prinsip perilaku profesionalisme :
Kegiatan Belajar 1
(6)
a. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional hendaklah melaksanakan pertimbangan professional dan moral seluruh keluarga.
b. Kepentingan publik
Harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan public
c. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas publik maka harus melaksanakan seluruh tanggung jawab professional.
d. Obyektifitas dan Independent
Seseorang professional harus mampu mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik.
e. Kecermatan dan keseksamaan
Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etnik profesi. f. Lingkup dan sifat produk jasa
Seseorang professional dalam praktik publik harus mengamati prinsip perilaku professional dalam menentukan lingkup dan sikap produk dan jasa yang diberikan.
2. Pengertian Profesi
Profesi dapat diartikan bidang pekerjaan yang didasari oleh keahlian dan tanggung jawab yang tinggi. Keahlian yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut karena yang bersangkutan telah memahami benar mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Ciri utama profesi antara lain :
a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang siginifikan
c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat d. Adanya proses lisensi atau sertifikat
e. Adanya organisasi
f. Otonomi dalam pekerjaanya 3. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab yaitu bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut terhindar dari kesalahan-kesalahan sehingga hasilnya memuaskan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka tenaga professional adalah pekerja/pegawai yang telah memiliki keahlian dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Bekerja secara professional adalah bekerja yang didasarkan pada keahlian, bukan bekerja yang didasarkan kepada perintah saja. Untuk menjadi pekerja professional diperlukan belajar dengan tekun melalui learning by doing, keuletan dan kesabaran.
Dalam diri pekerja yang professional terdapat cirri-ciri sebagai berikut : a. Selalu mengejar kesempurnaan kerja
b. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja
c. Tekun, ulet dan gigih untuk membuat sesuatu yang lebih baik
d. Integritasnya tinggi dalam menegakan kebenaran dan berkaitan dengan pekerjaannya e. Pemikiran dan tindakan selalu selaras dan konsisten
f. Mencintai profesi yang ditekuni
Dalam kenyataannya manusia sebagai mahluk Tuhan memiliki watak masing-masing yang berdampak dalam profesionalisme kerja.
Tiga watak pekerja professional tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kerja seorang professional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
(7)
b. Kerja seorang professional harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, eksklusif dan berat
c. Kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus menundukan diri pada mekanisme control kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
Pelanggaran kode etik profesi bias dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum mencakup 2 kasus yaitu :
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya di junjung tinggi oleh profesi itu.
b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat di pertanggung jawabkan menurut standar maupun kreteria professional.
B. Profesi Penjual Dalam Pemasaran
Sepintas banyak orang yang berpendapat bahwa pemasaran mempunyai pengertian yang sama dengan penjualan namun yang sebenarnya kedua hal tersebut sangat berbeda. Menurut Willem J. Stanton dan Petter Rix dalam bukunya yang berjudul Marketing Aprectical
Approach mengatakan pemasaran merupakan suatu interaksi yang bertujuan membangun
hubungan melalui pertukaran yang dimulai sebelum terjadi pertukaran dalam hal ini mulai dari perencanaan, perkenalan melalui promosi, produksi barang atau jasa, pertukaran melaui penentuan harga dan distribusi produk dari produsen /distributor kepada konsumen dan kegiatan setelah produk tersebut terjual atau pelayanan pasa jual meliputi penyediaan garansi, suku cadang dan tenaga teknik serta inovasi produk sebagai upaya memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Sedangkan penjualan merupakan kegiatan bagian dari pemasaran yang berfokus pada peningkatan volume penjualan dengan cara meyakinkan konsumen sehingga termotivasi membeli suatu produk, dengan demikian dalam kegiatan penjualan diperlukan kemampuan/pengetahuan menjual suatu produk hingga jumlah penjualan meningkat tanpa memperhitungkan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi konsumen.
1. Membentuk Tenaga Penjual
Penjual atau tenaga penjual merupakan barisan terdepan yang berhadapan langsung (tatap muka) dengan pelanggan, memberikan segala informasi yang dimiliki oleh suatu produk untuk meyakinkan konsumen sehingga memperhatikan , tertarik, timbul keinginan dan membuat keputusan untuk membeli.
Agar tujuan penjualan dapat tercapai maka seorang penjual karakteristiknya sebaiknya dapat disesuaikan dengan karakter produk tersebut, yang dimulai dari :
a. Menentukan susunan tenaga penjual
Penentuan susunan tenaga penjual diawali dengan mengidentifikasi aktifitas bisnis dalam berbagai kelompok. Aktifitas ini bertujuan memberikan arah darimana pekerjaan dimulai dan dimana kegiatan berakhir. Dengan mengetahui
(8)
berbagai aktifitas usaha perlu dibuat uraian kerja pada setiap kelompok kerja atau bagian sehingga siapapun yang akan melakukan pekerjaan tersebut tidak menimbulkan masalah yang berarti serta dapat terlaksana sebaik mungkin. Demikian juga halnya mengenai hubungan kerja dalam suatu kelompok, antar kelompok termasuk dalam menyampaikan laporan atau menerima teguran maupun tugas dari pimpinan yang lebih tinngi. Menciptakan budaya kerja yang sistematis dan teratur memudahkan setiap individu atau organisasi yang mempunyai kepentingan pada suatu usaha, kemudahan-kemudahan tersebut dapat mendorong pekerja dan konsumen merasa nyaman.
b. Menentukan Persyaratan Tenaga Penjual
Hal yang terpenting adalah menentukan-menentukan persyaratan pekerja baik dari segi pendidikan, fisik, maupun tingkat keahlian tertentu termasuk pengalaman kerja dibidang yang diinginkan. Seleksi tenaga kerja dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dan bagi mereka yang ditetapkan memenuhi persyaratan dan diterima perlu sekali dilakukan orientasi lingkungan dan kondisi pekerjaan yang akan dilakukan setiap jam kerja, tidak hanya itu saja untuk mendapatkan kinerja yang optimal perlu diberikan latihan, setelah latihan barulah dilakukan penempatan pada tempat yang sesuai dengan prinsip the righ man in the righ place.
c. Meningkatkan Kemampuan Penjual
Menjual merupakan masalah perorangan yang sifatnya kreatif. pekerjaan menjual merupakan keahlian yang tidak mungkin terganti dengan mesin. Memang kita mengenal ada mesin Yang bisa menjual secara otomatis (vending machine) namun pelayanan mesin itu terbatas pada barang-barang tertentu saja. Sangat beruntung sebuah perusahaan yang mempunyai seorang yang sangat ahli dan profesional.
Seorang penjual profesional memiliki gambaran sebagai berikut :
a) He posses satisfactory amount of basic ability to sel l (memiliki kemampuan
menjual yang memuaskan)
b) He consciously chose the selling field and is proud of it (bangga memiliki
pekerjaan menjual ini)
c) He is loyal to high ethical standard (memiliki standar etika yang tinggi)
d) He skilled in this work (terampil dalam pekerjaannya)
e) He is knowledge is trough (memiliki pengetahuan)
Tenaga penjual adalah mereka yang secara langsung dan tidak langsung terlibat melakukan aktivitas perusahaan mulai dari top manajer sampai tingkat yang paling bawah sekalipun memiliki tingkat yang paling bawah sekalipun memiliki tingkat kemampuan yang komferhensif untuk melakukan tugas masing-masing dalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan pada saat transaksi maupun sesudah transaksi diharapkan dapat memberikan kepuasan dan rasa senang kepada pengunjung.
(9)
Adapun yang dimaksud konferhensip adalah meliputi kemampuan mengendalikan pelayanan, pemeliharaan lingkungan dan mempromosikan perusahaan sebagai bagian peningkatan pelayanan, di kemas menjadi kepribadian para penjual yang selalu dikembangkan dalam rangka mengutamakan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Penjual yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan akan mendukung kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal ini disebabkan dengan pelanggan yang puas maka ia akan menjadi pelanggan yang loyal bahkan akan mejadi media promosi perusahaan kita tanpa kita mengeluarkan biaya sedikitpun.
Selain itu hal yang penting lainnya agar pelanggan puas adalah kemampuan penjual dalam mengenali suatu produk yang dijualnya (Produk Knowledge). Hampir tidak bias dibayangkan mala petaka apa yang akan menimpa suatu perusahaan jika personilnya (penjual) tidak dapat memberikan informasi produk yang dibutuhkan pelanggan, mungkin mereka akan berkata mengapa orang yang tidak paham mengenai suatu produk ditempatkan pada bagian yang mereka tidak pahami secara benar. Oleh karena itu kualitas profesionalisme yang dimiliki suatu pelaku bisnis atau penjual terhadap produk merupakan harapan yang diidam-idamkan pelanggan sehingga mereka mau membelajakan uangnya dalam rangka memenuhi kepuasan yang diinginkan, misalnya seorang penjual di toko kaset hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang music dan alat audio dengan demikian semua kesulitan atau pertanyaan pelanggan tentang music dapat terjawab dengan baik sesuai prosedur perusahaan yang benar, kondisi ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk membeli produk, pelanggan tidak ragu-ragu membelanjakan uangnya untuk membeli produk audio, alat video, VCD, kaset audio dll.
Kemampuan professional pada bidang tertentu dapat dimiliki seseorang melalui pendidikan, latihan dan pengalaman. Pengembangan kepribadian penjual senantiasa dikembangkan setiap saat termasuk mengerjakan atau melakukan hal kecil yang sederhana bahkan mungkin tidak tercantum dalam uraian kerja secara detail umpama memberikan pertolongan bagi pelanggan yang mencari produk yang tidak tersedia ditempat, melakukan pengamatan terhadap kondisi tempat bekerja selalu bersih dan tertata rapi serta persediaan produk tidak kosong, khusus produk yang laku banyak jumlah pembeliannya dibatasi sehingga kapanpun pelanggan dating mereka percaya produk yang dicari selalu tersedia perilaku ini akan memberi dampak bahwa produk lain juaga akan terjual.
2. Menerapkan Etika dan Perilaku Penjual
Semua gerakan penjual akan mendapatkan kesan bagi setiap konsumen dan akan memahaminya sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku dilingkungan masing-masing. Oleh karena itu seorang penjual harus dapat menunujukan etika dan perilaku yang menarik serta mudah menyesuaikan diri dengan kultur konsumen.
Dalam setiap menghadapi pelanggan seorang penjual perlu memahami etika dan perilaku penjual yang meliputi :
(10)
a. Attitude Dalam Pelayanan
Penampilan serasi akan menambah kepercayaan diri dalam berhadapan dengan orang lain sekaligus merupakan gambaran sikap, jika seseorang dapat memperlakukan dirinya dengan baik tentu ia akan dapat memberikan pelayanan kepada siapaun dengan baik/menyenangkan.
Penampilan serasi bermakna dapat menyesuaikan pakaian, aksesoris dan kosmetik yang digunakan dengan karakter pekerjaannya. Misalnya seorang pramuniaga kosmetik dan pramuniaga sembako dengan jelas perbedaan dari cara berpakaian dan tata rias wajah, hal ini disebabkan penampilan harus sesuai dengan pekerjaan. Penampilan serasi secara umum meliputi :
Penampilan Serasi
Menggunakan kosmetik terutama warna perlu disesuaikan dengan pakaian yang dikaitkan dengan pekerjaan, begitu juga dalam menggunakan aksesoris atau perhiasan bentuk, model dan ukurannya perlu diperhatikan secara seksama supaya menarik tetapi aman(mengutamakan keselamatan) dalam melakukan pekerjaan.
Keserasian berbusana selalu bertitik tolak dari pekerjaan yang dilakukan baik mode, warna, ukuran sedangkan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah :
o Usia
o Waktu (Pagi, siang, sore atau malam hari) o Warna kulit
Berpikir Positif
Pada saat berhadapan dengan pe;anggan pekerja harus menunjukan ketrampilan berkomunikasi, memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen tentunya berkaitan dengan produk, untuk menambah kesan baik, perhatian dan simpati pada saat berbicara pada saat berbicara pekerja diharapkan memperhatikan :
Jarak yang idial, tidak terlalu dekat
Volume dan nada suara yang enak dan sopan
Mengatur kecepatan berbicara agar resiver memahami pesan yang disampaikan
Memilih kata yang sopan dan mudah dipahami
Melakukan kontak mata secara sopan dan bersahabat
Mengucapkan kata secara jelas.
Ada juga hal-hal yang harus dihindari pada saat melakukan pembicaraan :
Tidak membiarakan agama, rasial dan pribadi
Jangan mendominasi pembicaraan sebaiknya yang dominan adalah pelanggan
Cari alasan lain jika hendak mengundurkan diri b. Attention Penjual
Pada hakekatnya manusia ingin diperhatikan dalam arti perhatian yang wajar, perhatian dapat dilakukan dengan memberikan sapaan atau melihat sambil tersenyum ramah sebagai ucapan selamat dating sebagai pertanda pengunjung telah mendapat
(11)
izin sehinggga mereka akan merasa nyaman dan dapat mencari apa saja yang diinginkan secara wajar.
Attention/perhatian dapat dilakukan dengan menggunakan LO antara lain :
Listening (Mendengar)
Melalui pendengaran berarti merekam semua data yang disampaikan melalui suara, kemudian diolah dan digunakan sebagai dasar pelayanan. Seandainya terjadi gangguan pesan yang diterima kurang dipahami, lebih baik ditanyakan kembali, untuk memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan komunikasi.
Observing (Mengamati)
Tindakan mengamati pelanggan bertujuan mengumpulkan data memastikan apakah seorang memerlukan bantuan atau sebaliknya. Dari hasil pengamatan penjual dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi pengunjung secara sopan dan selalu memperlihat sikap menghormati sekalipun kepada pengunjung yang dicurigai berbuat sesuatu yang dapat merugikan perusahaan.
c. Action Penjual
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang provider dalam memberikan pelayanan terhadap pengunjung mulai dari memelihara tempat kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapi, setiap petugas diharapkan mampu memberikan masukan kepada pelanggan secara jujur dengan menggunakan pengetahuan produk (Product
Knowledge).
Pelanggan membutuhkan pelayanan atas kebutuhan mereka dan penjual menyediakan kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan keuntungan(laba). Dibeberapa Negara yang telah maju, pernah diadakan penelitian terhadap para pelanggan mengapa mereka pindah berbelanja ke toko lain, 60% dari responden menjawab karena PELAYANAN antara lain :
a) Sikap acuh tak acuh dari penjual terhadap pelanggan b) Penjual bertindak kurang bijaksana
c) Penjual terlalu memaksa pelanggan untuk membeli
d) Penjual kurang pengetahuan tentang barang yang dijualnya
e) Penjual memberikan penjelasan yang tidak tepat tentang pemakaian barang f) Penjual kurang menarik.
Persaingan bebas yang terjadi hamprr di semua bentuk usaha, maka setipa penjual atau pengusaha melaukan action (tindakan) yang terbaik untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui siklus yang meliputi :
a) Memberikan perhatian terhadap semua pelanggan
b) Mengamati atau bertanya dengan cara yang ramah atas produk yang dibutuhkan c) Menjawab pertanyaan secara jujur tanpa ragu-ragu dari beberapa produk yang
ditawarkan ada yang rekomendasi dalam arti lebih baik dan mungkin lebih bergengsi dengan memperhatikan tipe pembeli yang dihadapi.
d) Tepat waktu jika sedang sibuk dapat minta izin akan melayaninya setelah menyelesaikan satu pekerjaan, sajikan dan peragakanlah produk yang diinginkan.
Langkah-langkah saat kita menjual antara lain : a) Sapa , misal selamat pagi
(12)
b) Buka, missal apabila pengunjung ragu katakana langsung kalau produk banyak peminatnya
c) Demo, misal memperagakan cara kerja, cara menggunakan produk d) Tutup, memastikan produk jadi dibeli atau tidak
e) Tambah, menawarkan produk lain sebagai pelengkap atau paduan yang disebut juga product complement
d. Mengenal Pelanggan
Ada beberapa jenis tipe pelanggan antara lain :
a) Pelanggan Rasional yaitu tipe pelanggan yang tidak ceroboh ia membeli produk yang dibutuhkan, skala prioritas, asas manfaat dengan pertimbangan kemampuan dan daya beli tidak berpatok pada merk, model atau warna.
b) Pelanggan emosional yaitu pelanggan yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi, pelanggan emosional biasanya menjadi konsumen yang fanatic.
c) Pelanggan Bermasalah, antara lain pelanggan pemarah, pelanggan tidak sabar, pelanggan pengancam, pelanggan pemali, pelanggan cerewet.
C. Mengidentifikasi sector danTanggung jawab industri 1. Pengertian Perusahaan Industri
Perusahaan Industri merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku (raw
material) menjadi barang jadi (Finished Goods). Misalnya, Kapas diolah perusahaan industry
menjadi pakaian. Barang jadi tersebut kemudian dijual setelah sebelumnya disimpan sementara di gudang penyimpanan. Kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut proses produksi.
Berikut beberapa factor yang menentukan bidang usaha perusahaan industry. a. Tanah
b. Bahan Baku
c. Transportasi
d. Pemasaran
e. Tenaga Kerja
f. Tenaga penggerak
2. Jenis-jenis Usaha dalam Bidang Ekonomi a. Agraris
Usaha dibidang Agraris menggunakan lahan tanah sebagai factor produksi utama. Misalnya pertanian, perkebunan dan peternakan.
b. Industri
Usaha dibidang industry merupakan jenis usaha yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.
(13)
c. Perdagangan
Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang-barang produksi kepada pihak lain tanpa mengolah bahan tersebut. Misalnya pedagang beras, bahan bangunan dan makanan.
d. Jasa
Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda melainkan memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan. Misalnya guru, dokter, dan paramedic.
3. Pengelolaan Usaha
a. Usaha yang dikelola sendiri/perorangan
Kelebihan dari usaha yang dikelola sendiri adalah : 1) Pemilik bebas mengatur usahanya
2) Semua keuntungan dapat dinikmati sendiri
3) Rahasia perusahaan terjamin
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut : 1) Modal terbatas
2) Tenaga terbatas
3) Kesinambungan usaha kurang terjamin
4) Resiko ditanggung sendiri
b. Usaha dikelola kelompok
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : a) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan yang bertujuan memberikan pelayanan pada masyarakat dan bukan semata-mata mencari keuntungan.
b) Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan yang bertujuan memberikan pelayanan pada masyarakat dan mencari keuntungan.
c) Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan yang modalnya terdiri atas sahan-saham yang sebagian sahamnya dimiliki Negara dan sebagian lagi swasta.
2) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) a) Firma (Perusahaan Persekutuan)
Firma adalah badan usaha yang dimiliki oleh paling sedikit dua orang dan resiko ditanggung bersama.
b) Persekutuan Komanditer (CV)
CV adalah badanusaha yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang. Dalam CV terdapat dua macam keanggotaan yaitu anggota aktif dan pasif. Anggota aktif bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Anggota pasif hanya sebatas pemilik modal.
(14)
c) Perseroan Terbatas (PT)
PT adalah badan usaha yang modalnya dihimpun dari beberapa orang melalui penjualan saham. Saham adalah surat tanda bukti keikutsertaan menjadi pemilik perusahaan.
d) Koperasi
Koperasi adalah badan usaha bersama yang memiliki organisasi berdasarkan atas asas kekeluargaan yang bertujuan mensejahterakan anggotanya.
(15)
D. Rangkuman
Pengertian Profesionalisme menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003) adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Prinsip-prinsip perilaku profesionalisme antara lain a) Tanggung jawab, b)
Kepentingan publik c). Integritas, d) Obyektifitas dan Independent, e) Kecermatan dan
keseksamaan f) Lingkup dan sifat produk jasa
Profesi dapat diartikan bidang pekerjaan yang didasari oleh keahlian dan tanggung jawab yang tinggi. Keahlian yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut karena yang bersangkutan telah memahami benar mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan tersebut. Contoh guru, dosen, dokter, bidan, polisi dan tentara dll.
Ciri utama profesi antara lain :
a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang siginifikan
c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat d. Adanya proses lisensi atau sertifikat
e. Adanya organisasi
f. Otonomi dalam pekerjaanya
Seorang penjual profesional memiliki gambaran/ cirri - ciri sebagai berikut : a) He
posses satisfactory amount of basic ability to sel l (memiliki kemampuan menjual yang
memuaskan), He consciously chose the selling field and is proud of it (bangga memiliki pekerjaan menjual ini), He is loyal to high ethical standard (memiliki standar etika yang tinggi), He skilled in this work (terampil dalam pekerjaannya), He is knowledge is trough
(memiliki pengetahuan).
Langkah-langkah saat kita menjual antara lain : a) Sapa , misal selamat pagi, b) Buka, missal apabila pengunjung ragu katakana langsung kalau produk banyak peminatnya, c) Demo, misal memperagakan cara kerja, cara menggunakan produk, d) Tutup, memastikan produk jadi dibeli atau tidak, e) Tambah, menawarkan produk lain sebagai pelengkap atau paduan yang disebut juga product complement
Ada beberapa jenis tipe pelanggan antara lain :
a. Pelanggan Rasional yaitu tipe pelanggan yang tidak ceroboh ia membeli produk yang dibutuhkan, skala prioritas, asas manfaat dengan pertimbangan kemampuan dan daya beli tidak berpatok pada merk, model atau warna.
b. Pelanggan emosional yaitu pelanggan yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi, pelanggan emosional biasanya menjadi konsumen yang fanatic.
c. Pelanggan Bermasalah, antara lain pelanggan pemarah, pelanggan tidak sabar, pelanggan pengancam, pelanggan pemali, pelanggan cerewet.
Kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut proses produksi. Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi antara lain : 1) Bidang Agraris yaitu Usaha dibidang Agraris menggunakan lahan tanah sebagai factor produksi utama. Misalnya pertanian, perkebunan dan peternakan. 2) Bidang Industri yaitu Usaha dibidang industry merupakan jenis usaha yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. 3) Bidang Perdagangan yaitu
(16)
Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang-barang produksi kepada pihak lain tanpa mengolah bahan tersebut. Misalnya pedagang beras, bahan bangunan dan makanan, 4). Bidang Jasa yaitu Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda melainkan memberikan pelayanan kepada pihak
E. Tugas
1. Amatilah lingkungan sekitar rumah anda yang masih dalam satu kelompok Rukun Tetangga kemudian tulislah jenis pekerjaan apa saja yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggalmu
2. Kelompokan jenis – jenis pekerjaan yang tergolong sebuah profesi 3. Amatilah ciri-ciri profesi yang melekat pada masing-masing pekerjaan 4. Buatlah laporan hasil pengamatan sesuai format yang telah disediakan
(17)
Laporan Hasil Pengamatan
Nama : ……….
Alamat Pengamatan : ……….
A. Jenis-jenis pekerjaan
……….
……….
……….
……….
Dst
B. Kelompok pekerjaan yang tergolong profesi
No Jenis Pekerjaan Ciri-Ciri Keterangan
……….
……….
………
……….
……….
……….
……….
………
……….
……….
……….
……….
………
……….
……….
(18)
F. Tes Formatif Pilihan Ganda
1. Bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu disebut … A. Staff Ahli
B. Profesi C. Ahli D. Talent
E. Mata Pencaharian
2. Berikut ini yang bukan merupakan prinsip-prinsip perilaku profesionalisme adalah … A. Tanggung jawab
B. Kesabaran C. Integritas
D. Obyektivitas dan independent E. Kepentingan publik
3. APLI adalah organisasi yang menaungi para penjual langsung Indonesia. Hal ini memberikan bukti nyata bahwa tenaga penjual merupakan sebuah profesi karena mempunyai cirri utama profesi. Berdasarkan deskripsi diatas cirri yang tepat adalah … A. Mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki profesi
B. Adanya proses lisensi atau sertifikasi C. Adanya organisasi
D. Otonomi dalam pekerjaan
E. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang siginifikan
4. Ciri-ciri seorang pekerja yang professional adalah seperti yang tersebut dibawah ini, kecuali …
A. Tekun, ulet dan gigih untuk membuat yang lebih baik B. Pemikiran dan tindakan selalu selaras dan konsisten C. Mencintai profesi yang ditekuni
D. Menyelesaikan pekerjaan dengan cepat tanpa mempertimbangkan kualitas hasil E. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja
5. Salah satu watak pekerja yang professional adalah …
A. Kerja seorang professional beritikad untuk menyelesaikan target B. Kerja seorang professional mementingkan imbalan
C. Kerja seorang professional tidak diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral D. Kerja seorang professional dilandasai oleh kemampuan yang biasa
E. Kerja seorang professional beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang di geluti
6. Berikut ini yang bukan merupakan gambaran seorang penjual yang professional adalah …
A. Memiliki kemampuan menjual yang memuaskan B. Bangga memiliki pekerjaan menjual
C. Memiliki standar etika yang tinggi D. Memiliki pengetahuan
E. Selalu menghitung prestasi yang telah diraih
7. Seorang penjual yang professional harus mampu menjelaskan produk yang dijualnya dengan benar kepada konsumen oleh karena itu mereka harus memahami …
A. Harga produk
B. Jumlah stock di gudang C. Produsen produk D. Suplier produk
(19)
8. Dalam menghadapi pelanggan seorang penjual perlu memahami etika dan perilaku penjual misalnya attitude/sikap dalam pelayanan yang berhubungan dengan keserasian penampilan yang meliputi …
A. Busana, aksesoris dan tata rias
B. Busana dengan mobil yang dikenakan C. Busana dengan kantor
D. Busana dengan warna laptope E. Warna sepatu
9. Memastikan produk jadi dibeli atau tidak merupakan langkah menjual yang berupa … A. Sapa
B. Buka
C. Demo
D. Tutup E. Tambah
10. Pelanggan yang membeli produk karena kebutuhan, asas manfaat dengan pertimbangan daya beli adalah tipe pelanggan …
A. Emosional B. Rasional C. Pemalu D. Bermasalah E. Cerewet
Essay
1. Jelaskan pengertian profesionalisme ! 2. Berilah 6 contoh profesi !
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan usaha yang dikelola sendiri ! 4. Jelaskan langkah-langkah saat menjual !
(20)
G. Lembar Kerja 1
1. Tugas
Buatlah kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Observasilah perusahaan Ritel yang dekat dengan rumah anda kemudian amatilah pelayanan yang diberikan masing-masing perusahaan Ritel. Masing-masing kelompok mengamati pelayanan perusahaan Ritel yang berbeda-beda. Lakukan analisis pelayanan yang diberikan masing-masing perusahaan Ritel apakah karyawan yang bertugas saat itu sudah mencerminkan seorang pekerja yang professional agar bisa memuaskan pelanggan ?
2. Alat dan bahan
a. Identitas diri dan surat pengantar dari sekolah b. daftar kuesioner
c. alat tulis menulis
d. Kuesioner/ Angket penelitian
3. Langkah kerja
a. Membawa surat pengantar dari sekolah
b. Lakukan pengamatan terhadap pelayanan yang diberikan karyawan c. Berikan tanda cek list (v) dari hasil pengamatan
d. Semua siswa harus melakukan pengamatan dengan objek pengamatan dalam melayani konsumen berbeda-beda kemudian mendiskusikan semua objek yang diamati agar dapat dipahami oleh semua anggota kelompok
e. Diakhiri dengan pembuatan laporan hasil pengamatan tiap kelompok dan diskusikan di kelas
(21)
Angket Hasil Pengamatan Pelayanan Terhadap Konsumen Nama Perusahaan Ritel : ………
Alamat : ………
Kelompok : ………
Ketua : ………
Anggota : ……… ………
……… ………
……… ………
No Pertanyaan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1. Untuk menyambut calon pelanggan yang datang apakah perusahaan menerapkan “salam” ?
Bagaimana bentuk salamnya ?
……… ……… 2. Ketika ada calon pelanggan yang datang dan
terlihat bingung apakah perusahaan menerapkan langkah “buka” ?
Tulisan bentuk pernyataannya !
……… ……… 3. Calon pelanggan yang sudah mulai tertarik dengan
sebuah produk apakah ada inisiatif dari karyawan untuk menerapkan langkah “demo” agar calon pelanggan lebih yakin ?
Apa yang di demokan ? ……… ……… ……… 4. Apabila calon pelanggan sudah memutuskan
pilihannya apakah perusahaan menerapkan langkah “tutup” untuk meyakinkan kedua belah pihak akan pilihannya ?
Bagaimana bentuk pernyataan penutupnya ? ……….. ……… 5. Setelah calon pelanggan memutuskan pilihannya
apakah perusahaan menerapkan langkah “tambah” untuk meningkatkan volume penjualan (omset penjualan) ?
Bagaimana bentuk pernyataannya ?
……… ………
Kesimpulan :
……… ………
(22)
Tingkat ketercapaian = Jumlah jawaban benar Jumlah soal X 100% Petunjuk
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1. Hitunglah hasil jawaban Anda yang benar dan pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda tentang sub Kompetensi “Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja”
Kreteria Ketercapaian :
9, 00 – 10,00 = A : Kompetensi Istimewa 8, 00 – 8, 99 = B : Kompetensi Amat Baik 7, 50 – 7, 99 = C : Kompetensi Baik - 6, 99 = D : Belum kompeten
Jika tingkat ketercapaian mencapai minimal 75% maka berhak mengikuti kompetensi selanjutnya “ Mengidetifikasi dan Menerapkan Pedoman, Prosedur dan Aturan “, tetapi bila ketercapaian masih dibawah minimal maka harus mengulang kembali subkompetensi “Mengidentifikasi Luas Sektor dan Tanggungjawab Industri”.
(23)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik mampu : 1. Menguraikan kode Etik profesi penjual
2. Menerapkan kode etik APLI dalam dunia usaha
A. Kode Etik Profesi
1. Pengertian Kode Etik Profesi
Kode yaitu tanda-tanda atau symbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau kesepakatan suatu organisasi.
Kode etik yaitu norma atau azaz yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun tempat kerja. Apa yang baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Kode etik adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
Kode etik profesi menurut UU No. 8 tentang Pokok-Pokok Kepegawean adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi bisa menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukan arah moral bagi suatu profesi sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis tapi sebaliknya selalu di damping refleksi etis. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain, karena tidak akan dijiwai oleh ita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam di atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-ita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan dengan tekun dan konsekuen. Syarat lainnya agar kode etik bisa berhasil adalah pelaksanaanya diawasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
2. Fungsi Kode Etik
1) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip-prinsip profesionalisme yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
Kegiatan Belajar 2
(24)
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2) Kode etik profesi merupakan sarana control social bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan, maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan social).
3) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak luar di organisasi profesi tentang hubungan dalam keanggotaan profesi. Maksudnya para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
3. Sifat Kode Etik Profesi
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya mengacu pada hal-hal berikut : 1) Singkat
2) Sederhana
3) Jelas dan konsisten 4) Masuk akal
5) Dapat diterima
6) Praktis dan dapat dilaksanakan 7) Komprehensif dan lengkap 8) Positif dalam formulasinya
Sedangkan orientasi dilaksanakan dan diterapkan Kode Etik hendaknya ditujukan kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1) Rekan 2) Profesi 3) Badan
4) Nasabah/pemakai 5) Negara
6) Masyarakat
B. Kode Etik Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI)
Kode Etik ini berisi pedoman yang mengatur hubungan antara :
1. Perusahaan anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan para Penjual Langsung atau calon Penjual Langsung.
2. Perusahaan Anggota APLI dan para Penjual Langsung serta para Konsumen 3. Perusahaan-perusahaan Anggota, karena mereka berkompetisi di pasar bebas. 4. Individu-individu yang mengajukan keluhan, Administrator Kode Etik APLI dan
perusahaan-perusahaan Anggota APLI. 1. Hal-hal umum:
1.1. Ruang Lingkup
Kode Etik ini berisi bagian-bagian yang berjudul Pengaturan untuk Perlindungan Konsumen; Pengaturan antara Perusahaan dan Penjual Langsung; dan Antar Ketiga bagian ini membahas berbagai interaksi seputar penjualan langsung dirancang untuk membantu terciptanya kepuasan dan perlindungan Konsumen, mempromosikan persaingan dalam rangka system dunia usaha bebas dan meningkatkan citra publik tentang penjualan langsung.
(25)
1.2 Daftar Istilah
Untuk keperluan Kode Etik, istilah-istilah yang digunakan memiliki arti sebagai berikut :
Administrator Kode Etik yaitu Orang atau badan independen yang ditunjuk oleh APLI untuk memantau kepatuhan suatu Perusahaan terhadap Kode Etik dan untuk menyelesaikan keluhan terhadap pelanggaran Kode Etik ini.
Perusahaan yaitu Suatu badan usaha yang (i) menggunakan system distribusi Penjualan Langsung untuk memasarkan Produk-produknya, dan (ii) merupakan anggota APLI.
Konsumen yaitu Seseorang yang membeli atau menkonsumsi produk-produknya dari seorang Penjual Langsung atau suatu Perusahaan.
Penjual Langsung yaitu Seseorang atau suatu badan yang berhak untuk membeli dan/atau menjual Produk-produk perusahaan dan yang berhak untuk merekrut Penjual Langsung lainnya. Penjual Langsung pada umumnya memasarkan secara langsung produk-produk konsumsi kepada Konsumen di luar lokasi eceran tetap dan permanen, dan biasanya melalui penjelasan atau demonstrasi produk dan jasa. Seorang Penjual Langsung bisa merupakan sebuah agen komersial independen, kontraktor independen, dealer atau distributor independen, pekerja bayaran atau pekerja bebas atau pelaku penjualan serupa lainnya dari suatu Perusahaan Penjualan Langsung.
Formulir Pemesanan yaitu Dokumen yang tercetak atau tertulis yang menegaskan rincian pesanan seorang Konsumen dan disertai bukti penjualan (kwitansi) untuk Konsumen. Untuk pembelian melalui internet, formulir yang berisi semua syarat penawaran dan pembelian disediakan dalam format yang dapat dicetak atau dapat diunduh.
Produk yaitu Barang-barang dan jasa-jasa baik yang berwujud maupun tidak.
Perekrutan yaitu Suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu seseorang menjadi Penjual Langsung.
1.3 Perusahaan
Perusahaan berjanji untuk mengadopsi atau mentaati Kode Etik ini sebagai persyaratan keanggotaan dan perpanjangan keanggotaan APLI. Perusahaan-perusahaan juga berjanji untuk mempublikasikan Kode Etik ini berikut ketentuan-ketentuan umumya yang berlaku untuk Konsumen dan Penjual Langsung, serta informasi mengenai dimana Konsumen dan Penjualan Langsung dapat memperoleh salinan Kode Etik ini.
1.4 Penjualan Langsung
Para Penjual Langsung tidak terikat secara langsung oleh Kode Etik ini, tetapi sebagai salah satu persyaratan keanggotaan dalam system distribusi Perusahaan, mereka diwajibkan untuk mentaati aturan-aturan perilaku yang memenuhi standar Kode Etik ini. 1.5 Pengaturan Diri Sendiri
Kode Etik ini bukan undang-undang tetapi kewajiban-kewajibannya mengharuskan suatu tingkat perilaku etis dari perusahaan dan Penjual Langsung yang sesuai atau melampaui tuntutan hukum yang berlaku. Ketidak patuhan terhadap Kode Etik
(26)
tidak menimbulkan tanggung jawab atau tanggung jawab hukum secara perdata. Dengan berakhirnya keanggotaan dalam APLI, suatu Perusahaan tidak lagi terikat oleh Kode Etik ini. Akan tetapi ketentuan-ketentuan Kode Etik ini tetap berlaku untuk kegiatan-kegiatan atau transaksi-transaksi yang terjadi selama Perusahaan tersebut masih menjadi anggota APLI.
1.6 Peraturan Setempat
Perusahaan atau Penjualan Langsung harus mematuhi semua syarat-syarat hukum di Negara tempat mereka menjalankan bisnis. Oleh karena itu, Kode Etik ini tidak menyatakan kembali semua kewajiban hukum; kepatuhan Perusahaan dan Penjual Langsung terhadap hukum yang berkaitan dengan Penjualan Langsung merupakan syarat diterimanya atau berlanjutnya keanggotaan dalam APLI.
1.7 Pengaruh Ekstrateritorial
Semua Asosiasi Penjualan Langsung berjanji untuk mewajibkan setiap anggotanya mematuhi WFDSA World Codes of Conduct for Direct Selling (Kode Etik Penjualan Langsung World Federation of Direct Selling Association) sebagai persyaratan keanggotaan dan perpanjangan keanggotaan mereka dalam Asosiasi untuk kegiatan-kegiatan penjualan langsung di luar negara asal, kecuali kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan tersebut berada di bawah yurisdiksi Kode Etik Penjualan Langsung di Negara lain tempat anggota tersebut berada.
2. Pengaturan Untuk Perlindungan Konsumen 2.1 Praktek-praktek Terlarang
Penjual Langsung dilarang menggunakan praktek-praktek penjualan yang bersifat menyesatkan, menipu atau tidak jujur.
2.2 Identifikasi
Sejak awal presentasi penjualan, Penjual Langsung tanpa diminta wajib dengan jujur dan jelas memperkenalkan diri mereka; identitas Perusahaan mereka; Produk mereka; dan tujuan pertemuan/berkumpulnya mereka kepada para calon Konsumen 2.3 Penjelasan dan Peragaan
Penjual Langsung harus memberikan kepada Konsumen penjelasan dan peragaan produk secara akurat dan lengkap terkait, terutama sehubungan dengan harga, kondisi barang dan jika ada, syarat-syarat kredit; syarat pembayaran; masa tenang, termasuk kebijakan pengembalian, syarat-syarat jaminan; layanan purna jual; dan tanggal pengiriman/pengantaran. Penjual Langsung harus memberikan jawaban yang akurat dan mudah dipahami atas semua pertanyaan Konsumen. Dalam hal klaim yang dilakukan sehubungan dengan kemanjuran, Penjual Langsung hanya membuat klaim produk sebagaimana yang tertulis atau yang secara verbal sudah disahkan oleh Perusahaan. 2.4 Formulir Pemesanan
Formulir Pemesanan tertulis harus diberikan atau disediakan untuk Konsumen pada saat dilakukannya penjualan. Bila penjualan dilakukan melalui pos, telepon, internet atau cara lainnya yang serupa tanpa tatap muka, salinan formulir pemesanan harus
(27)
disediakan dalam format yang dapat dicetak atau diunduh melalui internet. Formulir Pemesanan harus mencantumkan nama Perusahaan dan Penjual Langsung berikut nama lengkap, alamat tetap, dan nomor telepon Perusahaan atau Penjual Langsung, dan seluruh ketentuan penjualan. Ketentuan-ketentuan garansi atau jaminan; rincian dan batas-batas layanan purna jual; nama dan alamat pemberi garansi; jangka waktu garansi; dan tindakan perbaikan yang disediakan bagi Konsumen harus ditetapkan secara jelas dalam Formulir Pemesanan atau literature pendamping lainnya yang menyertai produk. Semua ketentuan dan persyaratan harus jelas terbaca.
2.5 Literatur
Literatur promosi, iklan dan surat penawaran via pos tidak boleh memuat keterangan, pernyataan, foto atau ilustrasi Produk yang bersifat mengecoh, menipu dan menyesatkan. Literatur Promosi harus berisikan nama dan alamat atau nomor telepon Perusahaan dan dapat juga mencakup nomor telepon Penjual langsung.
2.6 Kesaksian
Perusahaan dan Penjual Langsung tidak boleh menggunakan kesaksian atau dukungan dalam bentuk apapun yang dinyatakan tidak benar, atau yang tidak dapat diterapkan lagi, yang tidak berkaitan dengan penawaran atau yang dipergunakan dengan cara yang dapat menyesatkan Konsumen.
2.7 Perbandingan dan Pencemaran
Perusahaan atau Penjual Langsung tidak diperbolehkan menggunakan perbandingan yang menyesatkan. Poin-poin perbandingan harus didasarkan pada fakta-fakta yang dapat dibenarkan. Perusahaan atau Penjual Langsung tidak boleh secara tidak jujur mencemarkan suatu nama dagang Perusahaan, bisnis atau Produk, baik secara langsung maupun secara implisit. Perusahaan atau Penjual Langsung tidak diperbolehkan memanfaatkan secara tidak etis nama dagang, simbol Perusahaan bisnis atau Produk lain 2.8 Masa tenang dan Pengembalian Barang
Baik diwajibkan secara hukum maupun tidak, Perusahaan dan Penjual Langsung harus menawarkan suatu masa tenang yang memungkinkan pelanggan membatalkan pesanannya dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan dan masuk akal. Masa tenang harus dinyatakan dengan jelas. Perusahaan dan Penjual Langsung yang menawarkan hak untuk pengembalian, baik dengan persyaratan atau tidak, harus melakukannya secara tertulis.
2.9 Penghormatan pada Hak Pribadi
Penjual Langsung harus melakukan kontak pribadi atau via telepon dengan Konsumen hanya dengan cara dan waktu yang pantas untuk menghindari hal yang mengganggu. Seorang Penjual Langsung harus menghentikan suatu demonstrasi atau presentasi penjualan segera, bila diminta oleh Konsumen. Penjual Langsung dan Perusahaan harus mengambil langkah yang tepat untuk memastikan perlindungan terhadap semua informasi pribadi yang diberikan oleh Konsumen, calon potensial Konsumen, atau seorang Penjual Langsung.
2.10Kewajaran/Keadilan
Penjual Langsung harus menghormati kurangnya pengalamanan Konsumen, Penjual Langsung tidak diperbolehkan menyalah gunakan kepercayaan Konsumen atau
(28)
mengeksploitasi usia, penyakit, serta kurangnya pemahaman atau pengetahuan bahasa pada Konsumen.
2.11 Penjualan Referal
Perusahaan dan Penjual Langsung tidak boleh membujuk seseorang untuk membeli barang atau jasa berdasarkan penjelasan untuk mendapat pengurangan atau pengembalian harga penjualan bila dapat mereferensikan calon pelanggan untuk pembelian barang atau jasa yang sama, apabila pengurangan pengembalian tersebut belum tentu terjadi dimasa yang akan datang.
2.12Pengiriman Barang
Perusahaan dan Penjual Langsung harus memenuhi pesanan Konsumen pada waktu yang tepat.
3. Pengaturan Terhadap Penjual Langsung 3.1 Kepatuhan Penjual Langsung
Perusahaan harus mewajibkan para Penjual Langsung mereka, sebagai satu syarat keanggotaan dalam system distribusi Perusahaan, untuk mematuhi standar-standar Kode Etik ini.
3.2 Perekrutan
Perusahaan tidak boleh menggunakan praktek-praktek perekrutan yang bersifat menyesatkan, menipu dan tidak jujur.
3.3 Informasi Bisnis
Informasi yang disediakan oleh Perusahaan bagi Penjual Langsung mengenai peluang dan hak-hak serta kewajiban terkait harus akurat dan lengkap. Perusahaan tidak boleh memberikan informasi dalam bentuk apapun yang tidak dapat diverifikasi, atau memberi janji yang tidak dapat dipenuhi kepada calon Penjual Langsung. Perusahaan-perusahaan tidak boleh menyampaikan keuntungan-keuntungan peluang penjualan kepada seorang calon rekrutan cara palsu atau mengecoh.
3.4 Remunerasi dan pelaporan
Perusahaan harus memberikan kepada para Penjual Langsung laporan periodik, sebagaimana yang berlaku untuk setiap penjualan, pembelian, rincian pendapatan, komisi, bonus, diskon, pengiriman barang, pembatalan dan data lain yang relevan kepada Penjual Langsung sesuai dengan perjanjian yang disepakati Perusahaan dengan Penjual Langsung. Semua uang terhutang harus dibayarkan dan setiap pemotongan sejumlah uang harus dilakukan dengan cara yang tepat secara komersial
3.5 Pernyataan Penghasilan
Perusahaan dan Penjual Langsung tidak boleh membuat laporan atau pernyataan yang tidak benar tentang jumlah penjualan, potensi penjualan atau penghasilan dari Penjual Langsung. Setiap pernyataan pendapatan dan penjualan yang dibuat harus berdasarkan pada fakta-fakta yang didukung oleh dokumen.
3.6 Hubungan
Perusahaan harus mempersiapkan perjanjian tertulis, yang harus ditanda tangani oleh perusahaan maupun Penjualan Langsung yang berisikan semua rincian mendasar dari
(29)
kepada Penjual Langsung mengenai kewajiban hukum termasuk ijin yang berlaku, registrasi dan pajak.
3.7 Iuran
Perusahaan dan Penjual Langsung tidak boleh mewajibkan Penjual Langsung atau calon Penjual Langsung untuk membayar iuran keanggotaan yang tinggi, biaya pelatihan, iuran waralaba, iuran untuk biaya bahan promosi atau iuran lainnya yang hanya berkaitan dengan hak untuk ikut serta dalam bisnis penjualan langsung. Biaya yang dikenakan untuk menjadi Penjual Langsung harus berhubungan secara langsung dengan nilai bahan, produk, atau layanan yang diterima sebagai gantinya.
3.8 Pemutusan Hubungan
Pada saat hubungan seorang Penjual Langsung dengan Perusahaan diputuskan, perusahaan harus membeli kembali produk yang tidak terjual dan masih dapat dijual kembali, termasuk bahan-bahan promosi, alat bantu dan alat-alat penjualan yang dibeli dalam kurun waktu 12 bulan terakhir dikurangi biaya penanganan hingga 10 % dari harga pembelian bersih. Perusahaan juga dapat melakukan pemotongan untuk biaya setiap manfaat yang telah diterima oleh Penjual Langsung berdasarkan pembelian barang-barang yang dikembalikan.
3.9 Persediaan Produk
Perusahaan tidak boleh mewajibkan atau mendorong Penjual Langsung untuk membeli stok Produk dalam jumlah yang besarnya tidak masuk akal. Perusahaan harus mengambil langkah yang semestinya untuk memastikan bahwa Penjual Langsung yang menerima kompensasi untuk volume penjualan downline mengkonsumsi atau menjual kembali produk-produk yang mereka beli agar dapat memenuhi syarat untuk menerima kompensasi.
3.10 Materi-materi lain
Perusahaan harus melarang Penjual Langsung memasarkan atau mewajibkan orang lain melakukan pembelian materi-materi yang tidak sesuai dengan kebijakan dan prosedur Perusahaan. Penjual Langsung yang menjual literarur promosi atau literatur pelatihan yang telah disetujui oleh perusahaan, baik dalam bentuk cetak maupun dalam bentuk elektronik, diwajibkan: (1) menggunakan hanya materi-materi yang memenuhi standar-standar yang ditetapkan perusahaan, (2) menghindari pemberlakukan pembelian alat bantu penjualan sebagai persyaratan menjadi downline Penjual, (3) menyediakan alat bantu penjualan dengan harga yang pantas, setara dengan bahan-bahan serupa yang tersedia secara umum dipasaran, dan (4) menawarkan kebijakan pengembalian tertulis yang sama dengan kebijakan pengembalian pada Perusahaan yang diwakili oleh Penjual Langsung tersebut. Perusahaan harus mengambil langkah yang pantas dan konsisten untuk memastikan bahwa alat bantu penjualan yang diproduksi oleh Penjual Langsung mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik ini dan tidak bersifat menyesatkan atau menipu. 3.11 Pelatihan bagi Penjual Langsung
Perusahaan harus menyediakan pelatihan yang memadai guna mengasah kemampuan Penjual Langsung untuk bekerja secara etis.
(30)
4. Perilaku Antar Perusahaan 4.1 Interaksi
Perusahaan-perusahaan anggota APLI harus melakukan kegiatan-kegiatan mereka dalam semangat persaingan yang sehat.
4.2 Pembujukan
Perusahaan dan Penjual Langsung tidak boleh secara sistematis membujuk atau mengajak Penjual Langsung yang berasal dari Perusahaan lain.
4.3 Pencemaran Nama Baik
Perusahaan tidak diperbolehkan mencemarkan atau mengizinkan Penjual Langsung mereka mencemarkan nama baik Produk, rencana pemasaran dan penjualan atau bentuk-bentuk lainnya dari Perusahaan lain
5. Penegakan Kode Etik
5.1 Tanggung Jawab Perusahaan
Tanggung jawab utama pelaksanaan Kode Etik berada pada masing-masing perusahaan. Bila terjadi pelanggaran terhadap Kode Etik, Perusahaan harus melakukan segala upaya untuk memuaskan pihak yang mengajukan keluhan.
5.2 Administrator Kode Etik
APLI harus menunjuk seseorang atau suatu badan independen sebagai Administrator Kode Etik. Administrator Kode Etik harus memantau ditaatinya Kode Etik dengan tindakan tindakan yang tepat dan bertanggung jawab terhadap penanganan keluhan dan seperangkat aturan yang menjabarkan proses penyelesaian keluhan. Administrator Kode Etik harus menyelesaikan keluhan konsumen yang belum terselesaikan atas dasar pelanggaran terhadap Kode Etik
5.3 Perbaikan
Administrator Kode Etik dapat mewajibkan pembatalan pemesanan, pengembalian Produk yang telah dibeli, pengembalian uang pembayaran atau tindakan-tindakan yang tepat lainnya, termasuk peringatan kepada Penjual Langsung atau Perusahaan, pembatalan atau penghentian kontrak Penjual Langsung atau hubungan-hubungan lainnya dengan Perusahaan, dan peringatan kepada Perusahaan.
5.4 Penanganan Pengaduan
APLI dan Administrator Kode Etik harus membuat, mempublikasikan dan menerapkan prosedur penanganan keluhan untuk memastikan penyelesaian yang tepat atas semua keluhan. Perusahaan juga harus membuat, mempublikasikan dan menerapkan prosedur penanganan keluhan pelanggan berdasarkan proses-proses penanganan keluhan pelanggan mereka masing-masing untuk memastikan penyelesaian yang tepat atas semua keluhan.
5.5 Publikasi
Semua Perusahaan diminta untuk mempublikasikan Kode Etik APLI kepada Para Penjual Langsung dan konsumen mereka.
(31)
Kode etik yaitu norma atau azaz yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun tempat kerja. Apa yang baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Kode etik profesi menurut UU No. 8 tentang Pokok-Pokok Kepegawean adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi bisa menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukan arah moral bagi suatu profesi sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode Etik APLI ini berisi pedoman yang mengatur hubungan antara :
1. Perusahaan anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan para Penjual Langsung atau calon Penjual Langsung.
2. Perusahaan Anggota APLI dan para Penjual Langsung serta para Konsumen 3. Perusahaan-perusahaan Anggota, karena mereka berkompetisi di pasar bebas. 4. Individu-individu yang mengajukan keluhan, Administrator Kode Etik APLI dan
perusahaan-perusahaan Anggota APLI.
Kode etik APLI terdiri dari beberapa bagian antara lain 1) Hal-hal Umum, 2) Penagaturan untuk perlindungan konsumen, 3) Pengaturan terhadap penjualan langsung, 4) Perilaku antar perusahaan, 4) Penegakan kode etik
D. Tugas
1. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil
2. Masing-masing kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda
3. 1 kelompok mendapat peran sebagai penjual , 1 kelompok mendapat peran sebagai pembeli, 1 kelompok mengamati perilaku kelompok yang memerankan penjual dan 1 kelompok mengamati perilaku kelompok yang memerankan pembeli.
4. 1 kelompok yang mendapat peran sebagai penjual membuat scenario penjualan panci serba guna merk Maxim bagaimana cara memasarkan produk kepada konsumen agar sesuai dengan kode etik APLI tentang pengaturan untuk perlindungan konsumen
5. 1 kelompok yang memerankan sebagai pembeli merespon scenario dari penjual agar proses demonstrasi berhasil
6. 1 Kelompok yang bertugas sebagai pengamat penjual, mengamati selama proses demonstrasi kemudian menganalisis apakah penjual yang memasarkan produk maxim itu telah menerapkan kode etik APLI tentang perlindungan konsumen dengan berdiskusi. 7. 1 kelompok yang bertugas sebagai pengamat pembeli, menagamati selama proses
demonstrasi kemudian menganalisis apakah pembeli dirugikan karena penyimpangan dari kode etik APLI
8. 2 Kelompok yang bertugas sebagai pengamat menpresentasikan hasil tugasnya di depan kelas
E. Tes Formatif 2
1. Jelaskan pengertian kode etik menurut UU No 8 tentang pokok – pokok Kepegawean!
2. Sebutkan fungsi kode etik !
3. Kode etik APLI mengatur hubungan antara siapa saja ?
4. Jelaskan maksud penjual langsung berdasarkan Kode etik APLI !
5. Siapakah yang harus menyelesaikan keluhan konsumen yang belum terselesaikan atas dasar pelanggaran terhadap kode etik ?
(32)
Tingkat ketercapaian = Jumlah jawaban benar Jumlah soal X 100% F. Lembar Kerja
1. Studi Kasus
Ibu widi seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak yang masih balita. Pada suatu hari sekitar jam 14. 00 ketika ia sedang menidurkan anak-anaknya datang serombongan penjual peralatan dapur yang akan mendemonstrasikan barang dagangannya. Ibu Widi diminta untuk memanggilkan tetangga sekitarnya agar menyaksikan demo yang dilakukan penjual ibu sehingga ia meninggalkan anak-anaknya yang masih balita sehingga mereka rewel dan menangis tak berhenti-henti sampai sore. Analisislah kasus yang terjadi pada ibu Widi apakah ia telah dirugikan oleh perilaku penjual langsung ? kode etik APLI bagian mana telah dilanggar oleh penjual tersebut ? 2. Alat dan bahan yang diperlukan adalah alat tulis kantor dan bahan bacaan yang berupa
Kode etik APLI. 3. Langkah kerja :
a. Cermati kasus yang terjadi pada ibu Widi
b. Pahami kode etik APLI yang mengatur tentang Pengaturan untuk perlindungan konsumen
c. Analisislah apakah ibu Widi telah dirugikan atas perilaku penjual karena pelanggaran kode etik APLI !
Petunjuk
Cocokanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 2. Hitunglah hasil jawaban Anda yang benar dan pergunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda tentang sub Kompetensi “Mengidentifikasi dan Menerapkan Pedoman, Prosedur dan Aturan”
Kreteria Ketercapaian :
9, 00 – 10,00 = A : Kompetensi Istimewa 8, 00 – 8, 99 = B : Kompetensi Amat Baik 7, 50 – 7, 99 = C : Kompetensi Baik - 6, 99 = D : Belum kompeten
Jika tingkat ketercapaian mencapai minimal 75% maka berhak mengikuti kompetensi selanjutnya “ Mengelola Informasi “, tetapi bila ketercapaian masih dibawah minimal maka harus mengulang kembali subkompetensi “Mengidentifikasi dan Menerapkan Pedoman, Prosedur dan Aturan”.
Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Belajar 3
Mengelola Informasi
(33)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat mampu :
1. Mengelompokan data dan informasi untuk kepentingan profesionalisme bekerja 2. Memecahkan masalah dan pengambilan keputusan dengan dukungan informasi 3. Menganalisis informasi untuk kepentingan internal dan eksternal
4. Memanajemen informasi dan database formal
5. Menyajikan informasi untuk kepentingan pemakai informasi
A. Informasi Dan Manajemen Informasi 1. Pengertian Data dan Informasi
Data adalah gambaran atau fakta yang secara relatif belum berarti bagi penerimanya. Data cenderung berupa informasi yang masih mentah, belum diolah dan belum bisa memberikan manfaat yang lebih bagi pemakainya.
Contoh data antara lain : data penjualan, data pembelian, data penduduk,data pelanggan dan lain – lain.
Data dapat dikelompokan berdasarkan jenis , sifat, dan waktunya. Berdasarkan jenisnya, data terdiri dari :
1) Data primer, yaitu data utama atau data pokok yang dibutuhkan, contoh: data pembelian , data penjualan, data keuangan
2) Data sekunder, yaitu data pendukung atau data pelengkap untuk suatu kebutuhan, contoh: data pelanggan, data pemasok/suplier
Berdasarkan sifatnya , data terdiri dari :
1) Data sementara, yaitu data yang sifat pemakaiannya hanya sementara, contoh data peserta Ujian, data peserta pemilu.
2) Data permanen, yaitu data tetap yang dibutuhkan untuk waktu yang lama, contoh: data guru, data karyawan perusahaan.
Berdasarkan waktunya, data terdiri dari:
1) Data historis, yaitu data-data lama di masa yang lalu, contoh:data penjualan dan data pembelian tahun yang lalu.
2) Data terkini, yaitu data yang dihasilkan pada saat sekarang, contoh: data penjualan dan data pembelian tahun 2012.
Selain data ada istilah lain yaitu dokumen, keduanya hampir sama bentuknya. Dokumen lebih berupa kumpulan data yang sudah terpilah-pilah menurut kelompok data. Dokumen lebih bersifat formal, sedangkan data bisa disajikan menurut kepentingan pemakainya. Dokumen juga lebih tertata dan tersusun secara kronologis sesuai urutan waktu dan pembuatannya. Contoh dokumen adalah arsip surat masuk dan surat keluar, agenda rapat pimpinan, surat keputusan, dan sebagainya.
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti. Informasi lebih memiliki nilai jual dibandingkan dengan data.Informasi merupakan salah satu sumber dasar yang ada bagi para manajer dan memiliki nilai. Informasi mempunyai nilai karena informasi akan memberikan sumber yang nyata dan akan lebih berperan bila suatu perusahaan kemudian bertambah besar.
Kebutuhan informasi didasarkan pada kegiatan bisnis yang semakin kompleks, contoh: Pada perusahaan rokok SAMPOERNA yang memiliki 700 pabrik dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia tidak dapat mengamati unsur fisik (penjual, karyawan, pelanggan,
(34)
SISTEM INFORMASI
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Manajemen Data Penyimpanan Pemutakhiran
Penarikan kembali data
Pengendalian dan pengamanan data
Pengadaan informasi
dsb) secara langsung. Manajer akan menggunakan tampilan laporan sebagai informasi untuk mengetahui keberadaan perusahaan dan pabrik. Dengan demikian informasi merupakan sumber yang paling penting bagi seorang manajer.
2. Sistem Informasi
Informasi membantu operasi harian dan pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dihasilkan oleh sistem informasi.
Sistem Informasi adalah kerangka yang terdiri dari berbagai sumber daya yang terkoordinasi yang mengumpulkan, mengolah, mengendalikan, dan mengelola data melalui tahapan yang berurutan guna menghasilkan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi kepada berbagai pemakai untuk berbagai keperluan.
Karakteristik dari sebuah sistem informasi adalah: 1) Melaksanakan tugas yang diperlukan
2) Berpegang pada prosedur yang relatif standar 3) Menangani data yang rinci
4) Menyediakan informasi pemecahan masalah
Sistem informasi menjalankan 5 tugas atau fungsi utama, yaitu:pengumpulan data, pengolahan data, manajemen data, pengendalian dan pengamanan data, dan pengadaan informasi. Setiap tugas terdiri dari satu langkah atau lebih. Berikut adalah gambaran siklus sistem informasi.
B. Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan Dengan Dukungan Informasi 1. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS)
(35)
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memcahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negative atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Fase pembuatan keputusan menurut Herbert A Simon adalah :
1) Intelegensi yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan. Data mentah diperoleh, diolah dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan
2) Desain yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternative tindakan yang mungkin.
3) Pemilihan yaitu menentukan cara tindakan tertentu dari beberapa cara yang sudah ada pilihan kemudian ditentukan dan dilaksanakan peninjauan kembali.
2. Perilaku Informasi di Tempat Kerja
Katriina Bystrom dan kawan kawan mengusulkan sebuah teori tentang pencarian informasi di tempat kerja yang diberi nama teori Information Activities in Work Task
(IAWT) atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Kegiatan Informasi dalam Tugas Kerja.
Sebagaimana namanya, teori ini ingin menjelaskan fenomena di tempat kerja, khususnya ketika para pegawai mencari dan menggunakan informasi untuk keperluan menyelesaikan tugas (task). Fokus teori ini adalah upaya mengaitkan antara keragaman jenis tugas, kebutuhan informasi dan upaya penemuan –kembali (Information Retrieval).
Dalam teori IAWT, sebuah task atau tugas bukanlah hanya merupakan sesuatu yang eksternal (sesuatu yang diluar kendali seorang pekerja), dan juga bukan melulu internal (sesuatu yang ada dalam pikiran seorang pekerja), melainkan juga sebuah “konstruksi social” dalam konteks kegiatan yang sesungguhnya (real life). Dengan kata lain, sebuah tugas di tempat kerja merupakan sesuatu yang disadari dan di maknai
(perceived) dalam kaitannya dengan keadaan atau situasi tempat kerja.
Selanjutnya teori IAWT mengaitkan antara jenis informasi yang di cari dan ragam sumber informasi yang digunakna dalam bekerja. Disini informasi dianggap sebagai sebuah “perangkat yang abstrak (tidak nyata)” untuk membantu seseorang menyelesaikan tugasnya. Selain itu, terjadi pula pergeseran focus dari “menyelesaikan masalah”
(problem solving)” ke “menyelesaikan tugas” (task solving)”, sehingga sebuah “informasi
tentang tugas” (task information” selalu merujuk ke sebuah tugas tertentu yang jelas batas-batasnya. Informasi tentang tugas biasanya mengandung fakta (apa yang terjadi, siapa saja yang terlibat, kapan, dimana) selain juga mengandung keterangan tentang domain sebuah tugas, baik yang bersifat factual maupun yang bersifat interpretasi.
Bystrom dan kawan-kawan lebih jauh mengaitkan jenis informasi, sumber informasi dan tugas. Perhatian pertama diberikan pada kondisi tugas itu seberapa rumitkah tugas itu bagi seseorang yang disebut dengan task complexity. Kemudian tingkat kerumitan ini dikaitkan dengan berbagai kemungkinan yaitu :
1) Jika seseorang tidak memerlukan informasi sewaktu bekerja, maka sebuah tugas dimaknai secara pasif berdasarkan dokumentasi yang ada. Tugas ini biasanya tugas rutin
(36)
2) Sumber-sumber informasi tentang pekerjaan seringkali adalah orang-orang yang terlibat dalam sebuah tugas, selain dokumen-dokumen di kantor.
3) Sebuah aktivitas (event) maupun sebuah kunjungan kerja juga dapat menjadi sumber informasi
4) Informasi tentang domain kerja biasanya diperoleh dari literature, dari pertemuan dengan pakar dan dari pertemuan rapat.
5) Pakar dan pertemuan atau rapat seringkali merupakan sumber informasi yang paling sering digunakan untuk menyelesaikan tugas.
Ketika untuk sebuah tugas tertentu seseorang merasa memerlukan banyak jenis informasi, maka terjadi 3 kemungkinan yaitu :
1) Ia menggunakan banyak sumber, tetapi mengurangi variasi jenis informasi 2) Ia akan lebih banyak menggunakan rekan kerja sebagai sumber
3) Ia akan lebih sering mencari dokumen eksternal
Sementara itu kalau seseorang berpendapat bahwa tugas yang harus dikerjakannya semakin kompleks alias rumit, maka terjadi 3 kemungkinan yaitu :
1) Ia akan cenderung ingin menggunakan jenis informasi yang beragam 2) Ia akan semakin ragu menetapkan apa sebenarnya yang ia inginkan 3) Para pakar dikantor akan menjadi pihak yang semakin dihandalkan. C. Manajemen Informasi Dan Database Informasi
Manajemen informasi sebagai sumber mempunyai pola yang sama, dimana tugas manajer pada manajemen informasi adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab untuk mengumpulkan data mentah dan meproses menjadi informasi yang dapat digunakan
2. Menentukan oramg-orang dalam perusahaan supaya dapat menerima informasi dengan bentuk yang tepat, pada saat yang tepat pula sehingga informasi dapat digunkan untuk mendukung proses manajemen
3. Membuang informasi yang kuno, tidak lengkap dan slah serta mengganti dengan informasi yang dapat digunakan
Kebutuhan akan menejemen informasi disebabkan oleh :
1. Meningkatnya kompleksitas tugas menejemen, hal ini disebabkan oleh : 1) Pengaruh ekonomi internasional
2) Perkembangan teknologi dunia yang semakin pesat
3) Semakin sempitnya kerangka waktu bagi para menejer untuk mengambil keputusan. 2. Keinginan untuk menggunaka peralatan pemecahan masalah yang lebih baik.
Menejer memiliki fungsi ganda dalam sebuah perusahaan. Menejer harus memperhatikan segenap sumber daya, baik sumber daya keuangan maupun non keuangan. Ada lima bentuk sumber yang dikelola seorang menejer dalam sebuah perusahaan yaitu :
1. Manusia 2. Material
3. Mesin termasuk fasilitas dan energy 4. Keuangan
5. Informasi termasuk data
Peranan Manajerial menurut Mintzberg adalah : 1. Peran antar pribadi (Interpersonal Roles)
Pemimpin (leader) yang mampu menyediakan motivasi, berpenampilan tinggi
(Figure head), melaksanakan tugas seremonial, mampu berhubungan dengan orang
(1)
Evaluasi Pilihan Ganda
1. B 11. C 21. C 31. A
2. E 12. E 22. A 32. D
3. E 13. B 23. E 33. C
4. C 14. C 24. A 34. C
5 A 15. D 25. E 35. C
6. E 16. E 26. E 36. D
7. E 17. C 27. E 37. E
8. B 18. B 28. D 38. E
9. D 19. C 29. C 39. B
10. E 20. A 30. C 40. B
Essay
1.
Prinsip-prinsip perilaku profesionalismen : a. Tanggung jawabDalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional hendaklah melaksanakan pertimbangan professional dan moral seluruh keluarga.
b. Kepentingan publik
Harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan public
c. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas publik maka harus melaksanakan seluruh tanggung jawab professional.
d. Obyektifitas dan Independent
Seseorang professional harus mampu mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik.
e. Kecermatan dan keseksamaan
Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etnik profesi. f. Lingkup dan sifat produk jasa
Seseorang professional dalam praktik publik harus mengamati prinsip perilaku professional dalam menentukan lingkup dan sikap produk dan jasa yang diberikan.
2. Ciri utama profesi antara lain :
a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang siginifikan
c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat d. Adanya proses lisensi atau sertifikat
e. Adanya organisasi
f. Otonomi dalam pekerjaanya
3. Tiga watak pekerja professional tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kerja seorang professional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil
b. Kerja seorang professional harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, eksklusif dan berat
c. Kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus menundukan diri pada mekanisme control kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
(2)
4. Hal-hal yang harus diperhatikan saat kita berkomunikasi dengan pelanggan : a. Jarak yang idial, tidak terlalu dekat
b. Volume dan nada suara yang enak dan sopan
c. Mengatur kecepatan berbicara agar resiver memahami pesan yang disampaikan d. Memilih kata yang sopan dan mudah dipahami
e. Melakukan kontak mata secara sopan dan bersahabat f. Mengucapkan kata secara jelas.
g. Ada juga hal-hal yang harus dihindari pada saat melakukan pembicaraan :
Tidak membiarakan agama, rasial dan pribadi
Jangan mendominasi pembicaraan sebaiknya yang dominan adalah pelanggan
Cari alasan lain jika hendak mengundurkan diri 5. 3 Jenis penggolongan BUMN :
a) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan yang bertujuan memberikan pelayanan pada masyarakat dan bukan semata-mata mencari keuntungan.
b) Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan yang bertujuan memberikan pelayanan pada masyarakat dan mencari keuntungan.
c) Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan yang modalnya terdiri atas sahan-saham yang sebagian sahamnya dimiliki Negara dan sebagian lagi swasta.
6. Sifat dan orientasi kode etik hendaknya mengacu pada hal-hal berikut : a. Singkat
b. Sederhana
c. Jelas dan konsisten d. Masuk akal
e. Dapat diterima
f. Praktis dan dapat dilaksanakan g. Komprehensif dan lengkap h. Positif dalam formulasinya
7. Kode Etik ini berisi pedoman yang mengatur hubungan antara :
a. Perusahaan anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan para Penjual Langsung atau calon Penjual Langsung.
b. Perusahaan Anggota APLI dan para Penjual Langsung serta para Konsumen c. Perusahaan-perusahaan Anggota, karena mereka berkompetisi di pasar bebas. d. Individu-individu yang mengajukan keluhan, Administrator Kode Etik APLI dan
perusahaan-perusahaan Anggota APLI.
8. Praktek terlarang dalam kode etik APLI adalah Penjual Langsung dilarang menggunakan praktek-praktek penjualan yang bersifat menyesatkan, menipu atau tidak jujur.
9. Pihak-pihak yang menjadi orientasi penerapan kode etik yaitu : a. Rekan b. Profesi c. Badan d. Nasabah/pemakai e. Negara f. Masyarakat
10. Kode etik APLI terdiri dari beberapa bagian antara lain 1) Hal-hal Umum, 2) Penagaturan untuk perlindungan konsumen, 3) Pengaturan terhadap penjualan langsung, 4) Perilaku antar perusahaan, 4) Penegakan kode etik
11. Berdasarkan waktunya, data terdiri dari:
a. Data historis, yaitu data-data lama di masa yang lalu, contoh:data penjualan dan data pembelian tahun yang lalu.
(3)
SISTEM INFORMASI
Pengumpulan Data Pengolahan Data Manajemen Data Penyimpanan Pemutakhiran
Penarikan kembali data Pengendalian dan pengamanan data
Pengadaan informasi
b. Data terkini, yaitu data yang dihasilkan pada saat sekarang, contoh: data penjualan dan data pembelian tahun 2012.
12. Karakteristik dari sebuah sistem informasi adalah: a. Melaksanakan tugas yang diperlukan
b. Berpegang pada prosedur yang relatif standar c. Menangani data yang rinci
d. Menyediakan informasi pemecahan masalah 13.
14. Ada lima bentuk sumber yang dikelola seorang menejer dalam sebuah perusahaan yaitu : a. Manusia
b. Material
c. Mesin termasuk fasilitas dan energy d. Keuangan
e. Informasi termasuk data
15. Kemasan informasi harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu sendiri, informasi dikatakan mempunyai nilai apabila diukur dari:
a. Mampu menurunkan biaya penelitian , pengembangan, dan pelaksanaan b. Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat c. Membuat kebijakan lebih efektif
d. Mendukung ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategi pemasaran e. Mengatasi ketidak tahuan
f. Memuaskan manajemen dan pelanggan 16. Manfaat job description bagi karyawan adalah :
a. Untuk mengetahui tugas utama dan tugas tambahan yang perlu dilakukan karyawan. b. Karyawan memperoleh gambaran nyata tentang output kerjanya sendiri atau melihat
prestasi yang dicapai melalui evaluasi kinerja tahunan yang dilakukan perusahaan.
c. Bagi karyawan yang baru menjabat suatu posisi , akan mengetahui dan memahami alur koordinasi dan struktur pembagian wewenang, alat kerja yang digunakan dan lokasi kerjanya.
17. Cara ideal untuk menentukan job description yang lengkap dan sesuai dengan kondisi kenyataan diperlukan hal-hal berikut ini :
a. Proses analisa jabatan
b. Mengundang konsultan eksternal jika diperlukan
c. Melakukan intervieuw ke semua karyawan untuk mengetahui beban kerja yang aktual. 18. Tugas-tugas penting HRD tersebut dikelompokan menjadi bagian-bagian :
a. Assess Needs yaitu HRD bertugas mengidentifikasi kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan
b. Keep Update yaitu HRD harus terus update perkembangan yang terjadi di dunia luar terutama yang terkait dengan industry dimana bisnis bergerak.
(4)
Melaksanakan dan atau Mengelola
Tool/Equipment Operation
Task / Job Process
Science of Process / Tools Aktivitas Pekerjaan
c. Close The Gap yaitu HRD bertugas untuk menutup gap yang terjadi dalam kompetensi ini antara yang dibutuhkan dengan actual.
d. Kompetensi dan Kinerja artinya kompetensi harus ada dalam diri individu dan organisasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
19.
20. Cara mengatur waktu agar lebih efisien dan produktif antara lain : 1) Sediakan waktu untuk diri sendiri, 2) Kenali Mood anda, 3) Hindari obrolan yang tidak ada juntrungnya, 4) Pasang mesin penjawab, 5) Buat jadwal rapat
(5)
BAB III
PENUTUP
Peserta Diklat dikatakan kompeten bila telah melaksanakan tugas-tugas dan Mengerjakan Tes Formatif dan Evaluasi dengam memperoleh batas minimal ketercapaian 75%. Bila belum mencapai kompeten, Siswa harus mengulang kembali Kompetensi “ Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja” . Bagi siswa yang telah mencapai batas minimal ketercapaian 75% berhak mengikuti Uji Kompetensi dari penguji intern atau ekstern .
Daftar Pustaka
Asmaulhusna2602.blogspot.com. Modul Melakukan Prinsip Profesional Bekerja.
Bystrom, K.(2002). “Information and information soures in task of varying complexity” dalam
Journal of the American Society for Information Science and Technology, Vol.53, Hal 581 – 591.
(6)
Sohidin, SE, M.Si, 2010, “Modul Menerapkan Prinsip Praktek Profesional Dalam Bekerja”. Surakarta : LPA Mitra Bijak Surakarta