BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan keganasan yang paling umum terjadi pada populasi wanita diseluruh dunia Andrews, 2009. Badan Kesehatan Dunia
WHO menyebutkan 8 sampai 9 wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Kanker payudara dapat disebabkan oleh beberapa faktor
resiko, sedangkan penyebab pastinya belum dapat diketahui secara pasti Dewi, 2009.
Negara di dunia memiliki perbedaan dalam angka insidensi dan angka kematian akibat kanker payudara. Resiko untuk kanker payudara lebih tinggi
di negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Robbins, 2007. The
American Cancer Society 2008 memperkirakan setiap tahun sekitar 178.000 wanita Amerika akan terdiagnosis kanker
payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita berusia 40 sampai 55 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian wanita.
Pada tahun 2008 angka kematian akibat kanker payudara telah menurun karena telah dikembangkan dan disosialisasikannya program deteksi awal
serta penanganan kanker payudara yang lebih efektif Dewi, 2009. Di Inggris ditemui 1 dari 12 wanita menderita kanker payudara. Insiden
kanker payudara idealnya diukur oleh data kanker berdasarkan populasi yang mencatat seluruh diagnosis baru kanker pada populasi tertentu dan pada tahun
tertentu. Di beberapa negara frekwensi kanker payudara meningkat,
Universitas Sumatera Utara
peningkatan frekwensi ini sangat meningkat di negara berkembang yang sebelumnya memiliki insiden kanker payudara rendah Andrews. 2009.
Saryono 2008 menyatakan bahwa, kanker payudara merupakan angka kejadian yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini karena kanker
payudara menempati urutan kedua setelah kanker rahim. Di Indonesia masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70 penderita
datang ke pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian
khusus. Menegakkan diagnosa dini sudah demikian majunya sehingga seharusnya keterlambatan datang untuk memeriksakan diri sudah semakin
berkurang Manuaba, 2004. Tingkat
pengetahuan pasien tentang kanker dan penatalaksanaannya akan sangat berpengaruh terhadap kuat atau tidaknya motivasi pasien untuk
menjalanimenyelesaikan program kemoterapi. Begitu juga dengan pasien menjalani kemoterapi, meskipun kemoterapi merupakan suatu pengobatan yang
dirasa sangat berat, namun bila seseorang memiliki pengetahuan yang baik, maka ia akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk dapat menyelesaikannya dan
mendapat tujuan yang diinginkannya, dengan demikian kemungkinan untuk drop out kemoterapi dapat dihindari Subekti, 2010.
Penyebab pasien tidak mengikuti pengobatan kemoterapi secara rutin dan meninggalkan jadwal pengobatan kemoterapi dalam satu siklus
pengobatan adalah karena fisik pasien yang tidak kuat sehingga tidak dapat melanjutkan pengobatan. Mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh
obat-obatan kemoterapi pada pasien, petugas kesehatan yang terlibat, dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan di sekitarnya, dibutuhkan standar operasional prosedur kemoterapi yang menjadi acuan bagi petugas kesehatan untuk melakukan
pemberian kemoterapi yang aman. Prosedur pelaksanaan yang dilakukan dengan baik dan sesuai SOP dapat meminimalisir risiko. Untuk itu maka saat
ini para ahli riset kanker telah berupaya dan berlomba lomba untuk menciptakan obat-obatan baru yang lebih efektif namun relatif memiliki efek
samping yang lebih minimal bagi kualitas hidup pasien Barron. 2010. Laporan penelitian yang menunjukan bahwa kemoterapi praoperasi
dapat mengurangi 50 besar tumor pada lebih dari 90 kasus. Tanpa kemoterapi pasien tersebut memerlukan tindakan bedah yang lebih berat,
yaitu mastektomi Saryono, 2008. Berdasarkan hasil observasi peneliti jumlah Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan pada Bulan April
Tahun 2012 sebanyak 162 orang, dan 58 orang yang menjalani kemoterapi. Dengan demikian, berdasarkan hasil penjelasan diatas peneliti tertarik
untuk meneliti tentang bagaimanakah pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan.
2. Rumusan Masalah