Defenisi Kanker Payudara Stadium Pada Kanker Payudara Lumpectomy Axillary Limph Node Terapi Radiasi

banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya penyesuiaan diri menuju hari tua.

2. Kanker Payudara

2.1 Defenisi Kanker Payudara

Kanker adalah sekelompok penyakit dimana sel tumbuh, berkembang, berubah dan menduplikasikan diri di luar kendali. Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang abnormal yang muncul pada jaringan payudara Dewi. 2009.

2.2 Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara

Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker payudara, diantaranya adalah:

2.2.1 Faktor Genetik

Kanker payudara terkait dengan keluarga kira-kira sebesar 20 , tetapi penyakit tersebut tidak menunjukan pola pewarisan yang pasti. Pewarisan gen yang hanya menyebabkan sedikit peningkatan resiko kanker. Wanita yang dicurigai memiliki resiko kanker payudara karena riwayat keluarga dapat dilakukan pengkajian terhadap individu yang memiliki resiko menderita kanker payudara dan kecenderungan adanya mutasi genetik jika mutasi gen yang diwariskan dalam keluarga telah diidentifikasi, pengujian terhadap mutasi spesifik dapat dilakukan pada setiap kerabat lain, baik yang menderita kanker ataupun tidak. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Riwayat Menstruasi

Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan usia menopouse yang lambat yaitu setelah usia 55 tahun, akan meningkatkan faktor resiko. Sedangkan wanita yang mengalami ooforektomi pramenopouse pada dasarnya mengalami penurunan resiko menderita kanker payudara. 2.2.3 Usia Usia adalah faktor lain yang sangat penting, wanita yang lebih tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Resiko ini mulai meningkat mulai usia 40 tahun. 2.2.4 Riwayat Reproduksi Wanita yang nulipara lebih beresiko menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang sudah memiliki keturunan, tetapi faktor resiko penting lainnya adalah usia wanita saat pertama kali hamil. Resiko kanker payudara pada wanita yang memiliki anak pertama setelah ia berusia lebih dari 30 tahun memiliki resiko dua kali lipat dibandingkan dengan memiliki anak pertama pada usia 20 tahun dan memiliki anak pertama dengan usia lebih dari 35 tahun tampak lebih beresiko menderita kanker payudara dibandingkan wanita nulipara. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Menyusui

Roesli 2010 mengatakan bahwa menyusui dapat mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi, alergi, dan autoimunitas pada bayi. Dengan menyusui bayi selama 3 bulan atau lebih dapat memberikan perlindungan yang baik terhadap kanker payudara.

2.2.6 Kontrasepsi Oral

Kanker payudara yang didiagnosis pada wanita yang pernah manggunakan kontrasepsi oral kombinasi kurang progresif dibandingkan pada kanker yang didiagnosis pada wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral. Pada sebuah penelitian ditemukan adanya sedikit peningkatan resiko didiagnosis kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral dibandingkan dengan non pengguna.

2.2.7 Terapi Sulih Hormon

Penelitian yang menunjukan adanya peningkatan resiko kanker payudara pada klien terapi sulih hormon dalam jangka waktu yang lama. Collaboratif Group on Hormonal Factors in Breast Cancer melakukan analisis ulan terhadap sebagian besar bukti epidemiologis di seluruh dunia mangenai hubungan antara resiko kanker payudara dengan terapi sulih hormon. Mereka menemukan bahwa insiden kumulatif kanker payudara pada wanita yang berusia antara 50 sampai 70 tahun, dan yang tidak pernah menjalani terapi sulih hormon sekitar 45 per 1000 wanita. Wanita yang mulai menjalani terapi sulih hormon Universitas Sumatera Utara pada usia 50 tahun dan menggunakannya selama 5 tahun, diperkirakan bahwa wanita yang didiagnosis kanker payudara memiliki resiko 2 kali lipat, dan apabila penggunaan selama 10 tahun maka penambahan jumlah ini akan meningkat sebanyak 6 kali lipat dan pada penggunaan 15 tahun akan meningkatkan sebanyak 12 kali lipat.

2.2.8 Pemajanan terhadap Radiasi

Korban kasus bom nuklir di Jepang yang selamat menunjukan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara pada korban tersebut yang terpajan radiasi nuklir. Banyak uji lain pada wanita yang mendapat radiasi ionisasi dosis tinggi untuk alasan medis juga menunjukkan adanya peningkatan resiko.

2.2.9 Keadaan Geografis

Insiden dan mortalitas kanker payudara bervariasi antara yang satu dengan yang lainnya. Contohnya pada keluarga dari jepang Negara dengan insiden rendah migrasi ke Amerika Negara dengan insiden tinggi, hasil uji menunjukan bahwa wanita generasi kedua pada keluarga dari Jepang memiliki insidensi yang sama dengan insiden pada negara dimana tempat ia tinggal Andews, 2009.

2.3 Stadium Pada Kanker Payudara

American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma membagi stadium karsinoma menjadi : Stadium 0 Ductal Carsinoma In Situ DCIS dan Lobular Carsinoma In Situ LCIS Universitas Sumatera Utara Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif Stadium IIA Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan kelenjar getah bening negatif Stadium IIB Karsinoma invasif dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif, atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm dan kelenjar getah bening negatif Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening terfiksasi atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi Stadium IIIB karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang manginvasi kulit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening Stadium IV karsinoma yang metastasis ke tempat yang jauh Robins. 2007. Universitas Sumatera Utara

2.4 Jenis Jenis Kanker Payudara

Jenis jenis kanker payudara yang umum terjadi antara lain:

2.4.1 Lobular Karsinoma Insitu

Kata insitu merupakan kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker mulai muncul. Pada LCIS Lobular Carsinoma Insitu pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada didalam kelenjar susu lobules.

2.4.2 Ductal Karsinoma Insitu

Merupakan kanker payudara non invasif yang paling umum terjadi. DCIS Ductal Carsinoma Insitu sering sekali terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcifications tumpukan kalsium dalam jumlah kecil. Dengan deteksi dini, rata-rata tingkat bertahan hidup penderita DCIS Ductal Carsinoma Insitu mencapai hasil hampir 100 , dengan catatan kanker tidak menyebar dari lobules mammae ke jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh.

2.4.3 Infiltrating Lobular Karsinoma

Infiltrating Lobular Jarsinoma juga dikenal sebagai invasive lobular carsinoma. Infiltrating lobular carsinoma mulai terjadi di dalam kelenjar susu lobules mammae, tetapi sering metastasis ke bagian tubuh yang lain.

2.4.4 Infiltrating Ductal Karsinoma

Infiltrating Ductal Karsinoma juga dikenal sebagai invasive ductal carsinoma. Infiltrating ductal carsinoma terjadi di dalam Universitas Sumatera Utara saluran susu payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan terjadi dibagian tubuh yang lain Dewi. 2009.

2.5 Pengobatan Kanker Payudara

2.5.1 Operasi

Secara umum semakin kecil tumor maka semakin dianjurkan untuk operasi, berikut adalah tipe tipe operasi:

a. Lumpectomy

Lumpektomi disebut juga sebagai partial mastectomysegmental mastectomy, mengangkat tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Untuk ductal carsinoma insitu dan kanker yang invasif, biasanya terapi radiasi pada area yang terkena tumor diberikan.

b. Axillary Limph Node

Mengangkat titik titik kelenjar getah bening ketiak, kemudian sel kankernya diteliti oleh ahli patologi.

c. Sentinel Lymp Node Biopsy

Sentinel Lymp Node Biopsy merupakan suatu prosedur dimana ahli bedah akan mencari dan kemudian mengangkat kelenjar getah bening utama pada ketiak yang langsung berhubungan dengan payudara. Ahli patologi kemudian akan meneliti sel sel kankernya. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Adjuvant Terapi

Adjuvan Terapi adalah pengobatan yang diberikan sebagai tambahan pengobatan setelah operasi.

a. Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan X-Ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Tujuannya adalah untuk mematikan sel kanker yang mungkin masih ada atau tertinggal di area tumor yang sudah dioperasi, mengecilkan ukuran tumor sebelum dioperasi. b. Kemoterapi Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan dengan menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker. Sistemik kemoterapi adalah obat kemoterapi yang dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah membunuh sel kanker yang ada di tubuh.

c. Hormon Terapi