BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Lazzarus mengemukakan bahwa terdapat tiga kelompok sumber stres, yaitu: 1.1
Fenomena catalismic, yaitu kejadian yang tiba-tiba, khas, dan kejadian
yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam, perang, banjir,
dan sebagainya. 1.2
Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti
pada fenomena catalismic meskipun berhubungan dengan orang yang
lebih sedikit seperti respon seseorang terhadap penyakit atau kematian. 1.3
Daily hassles, yaitu masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan
sehari-hari yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-masalah lingkungan seperti kesesakan atau kebisingan karena polusi Prabowo,
Hendro. 1998.
2. Penghargaan Penilaian
Stres merupakan persepsi yang dinilai seseorang dari suatu situasi atau peristiwa yang sama dapat dinilai positif, netral atau negatif oleh orang yang
berbeda. Penilaian ini bersifat subjektif pada setiap orang. Oleh karena itu, seseorang dapat merasa lebih stres dari pada yang lainnya walaupun mengalami
kejadian yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan tingkat perkembangan antara anak-anak dengan orang dewasa tidak memiliki perbedaan yang bermakna dalam hal pembentukan persepsi
manusia. Teori appraisal dari Lazarus telah diaplikasikan dalam penelitian terhadap anak. Salah satu penelitian yang dimaksud adalah penelitian oleh
Johnson dan Bradlyn dalam Wolchik Sandler, 1997 yang ditujukan untuk meneliti appraisal positif dan negatif terhadap suatu peristiwa serta untuk
mengetahui besar kecilnya pengaruh peristiwa tersebut terhadap seorang anak. Menurut Lazzarus 1991 dalam melakukan penilaian tersebut terdapat dua
tahap yang harus dilalui :
2.1 Primary appraisal
Primary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral,
atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkinan adanya harm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian
mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari
peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan akan kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi
Lazarus dalam Taylor, 1991. Pentingnya primary appraisal digambarkan dalam suatu studi klasik mengenai stres oleh Speisman, Lazzarus, Mordkoff,
dan Davidson dalam Taylor, 1991. Studi ini menunjukkan bahwa stres
bergantung pada bagaimana seseorang menilai suatu peristiwa.
Primary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Goal relevance; yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan yang dimiliki seseorang, yaitu bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan
personalnya. b. Goal congruence or incongruenc; yaitu penilaian yang mengacu pada
apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut
menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal incongruence, dan sebaliknya
jika hal tersebut memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence. c. Type of ego involvement; yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai
macam aspek dari identitas ego atau komitmen seseorang.
2.2 Secondary appraisal
Secondary appraisal merupakan penilaian mengenai kemampuan individu melakukan coping, beserta sumber daya yang dimilikinya, dan
apakah individu cukup mampu menghadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu: a. Blame and credit: penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas
situasi menekan yang terjadi atas diri individu. b. Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat
mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Future expectancy: penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadi lebih baik
atau buruk. Pengalaman subjektif akan stres merupakan keseimbangan antara primary
dan secondary appraisal. Ketika harm dan threat yang ada cukup besar, sedangkan kemampuan untuk melakukan coping tidak memadai, stres yang
besar akan dirasakan oleh individu. Sebaliknya, ketika kemampuan coping besar, stres dapat diminimalkan.
3. Evaluative Form
3.1 Irrelevant, Benign-Positive, dan Stressfull Pada Primary Appraisal
Terdapat tiga jenis primary appraisal, yaitu irrelevant, benign-positive dan stressful. Ketika seseorang berinteraksi dengan perubahan lingkungan
tanpa adanya implikasi untuk mencapai kesejahteraan seseorang, maka hal ini
termasuk kedalam bentuk irrelevant.
Contoh langsung penerapan irrelevant ini adalah ketika seekor anjing sedang tidur dan tiba-tiba terdengar keributan. Hal ini memicu anjing tersebut
secara otomatis dengan menggerakkan telinga untuk mencari sumber keributan tersebut. Bagaimanapun, respon ini akan menghilang ketika anjing
tersebut menemukan bahwa keributan tersebut tidak terjadi lagi. Hal ini juga diterapkan pada manusia untuk membedakan antara yang relevan dengan
yang irrelevant, dengan syarat bahwa manusia akan memfokuskan
tindakannya saja pada sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Benign-positif appraisal terjadi apabila hasil interaksinya dipersepsikan secara positif. Itulah sebabnya apabila benign-positif appraisal diterapkan
maka akan menambah kesejahteraan yang dikarakteristikan sebagai perasaan yang menyenangkan seperti riang, gembira, cinta dan kasih sayang,
kebahagiaan, penuh kedamaian ataupun hal-hal menggembirakan lainnya.
Stressful, termasuk didalamnya harmloss, threat dan challenge. Contoh dari harmloss ini seperti cedera atau kesakitan, pengakuan dari orang-orang
yang mengalami harga diri rendah, dan kehilangan orang yang dicintai. Harm dikarakteristikan sebagai emosi negatif seperti rasa cemas, takut dan marah.
Jenis kedua dari stressful berikutnya adalah threat. Threat merupakan proses kehilangan yang tidak dapat ditangani, tetapi dapat diantisipasi. Jenis ketiga
stressful berikutnya adalah challenge. Secara umum, challenge ini lebih banyak digunakan oleh individu sebagai usaha untuk melakukan koping.
Perbedaan utamanya adalah bahwa challenge appraisal berfokus pada kesanggupan yang berkaitan dengan keuntungan dan perkembangan dalam
berinteraksi sehingga challenge dikarakteristikan dengan emosi yang
menyenangkan, misalnya keinginan, dan hal yang menggembirakan. 3.2
Irrelevant, Benign-Positive, dan Stressfull Pada Secondary Appraisal
Secondary appraisal lebih dari sebuah latihan pemikiran belaka yang meninggalkan kesan pada semua masalah pemikiran yang kemungkinan
dapat diselesaikan. Ini merupakan suatu evaluasi yang kompleks yang mengambil makna dari setiap pilihan koping yang tersedia, yang
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan pilihan koping yang diberikan akan menyelesaikan masalah ataupun pilihan koping yang lain dapat diterapkan dalam mengatur strategi
yang efektif. Pilihan koping dari secondary dan primary appraisal saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk tingkat stres dan tingkat
kemampuan serta kualitas reaksi emosional pada setiap individu yang
berbeda.
Challenge appraisal dapat terjadi ketika seseorang mengendalikan perasaan yang berlebih dalam mengontrol masalah yang berhubungan antara
manusia dengan lingkungan. Challenge tidak akan terjadi jika apa yang harus dilakukan tidak disebut sebagai usaha yang tetap. Tantangan akan menjadi
menyenangkan apabila rintangan dapat terlewati.
4. Reappraisal
Reappraisal dapat diartikan sebagai perubahan appraisal dari masalah sebelumnya dari lingkungan yang mungkin memberi tekanan pada seseorang dan
atau informasi dari reaksi seseorang. Sebagai contoh, ketika kemarahan mempengaruhi orang lain, kemarahan ini juga dinyatakan atau direaksikan
sebagai bentuk faktor pembuat masalah. misalnya, reaksi itu mungkin dihasilkan dari rasa bersalah atau rasa malu yang menghasilkan suatu perasaan yang benar
atau bahkan ketakutan. Dalam menengahi dua interaksi yang kompleks antara manusia dengan lingkungan membutuhkan proses kognitif appraisal. Sebagai
timbal balik reappraisal ini, threat dapat dinilai sebagai sesuatu yang tidak dapat dijamin atau diubah. Suatu benign-positif mungkin dapat diganti ke salah satu dari
Universitas Sumatera Utara
bentuk threat menciptakan sebuah rangkaian dari perubahan emosi dan penilaian. Reappraisal merupakan bentuk penilaian sederhana yang diikuti dengan penilaian
dini dalam waktu yang bersamaan. Intinya reappraisal dengan appraisal tidak berbeda.
Maka dapat diidentifikasi terdapat tiga jenis kognitif appraisal yaitu primary appraisal, secondary appraisal, dan reappraisal. Primary appraisal terdiri dari
irrelevant, benign-positive, dan stressfull. Stressfull appraisal terbagi atas tiga jenis; harmloss, threat, dan challenge. Harm loss merupakan dampak dari
masalah seseorang yang masih dapat ditahan.
5. Konsep Stres