Irrelevant, Benign-Positive, dan Stressfull Pada Primary Appraisal

c. Future expectancy: penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadi lebih baik atau buruk. Pengalaman subjektif akan stres merupakan keseimbangan antara primary dan secondary appraisal. Ketika harm dan threat yang ada cukup besar, sedangkan kemampuan untuk melakukan coping tidak memadai, stres yang besar akan dirasakan oleh individu. Sebaliknya, ketika kemampuan coping besar, stres dapat diminimalkan.

3. Evaluative Form

3.1 Irrelevant, Benign-Positive, dan Stressfull Pada Primary Appraisal

Terdapat tiga jenis primary appraisal, yaitu irrelevant, benign-positive dan stressful. Ketika seseorang berinteraksi dengan perubahan lingkungan tanpa adanya implikasi untuk mencapai kesejahteraan seseorang, maka hal ini termasuk kedalam bentuk irrelevant. Contoh langsung penerapan irrelevant ini adalah ketika seekor anjing sedang tidur dan tiba-tiba terdengar keributan. Hal ini memicu anjing tersebut secara otomatis dengan menggerakkan telinga untuk mencari sumber keributan tersebut. Bagaimanapun, respon ini akan menghilang ketika anjing tersebut menemukan bahwa keributan tersebut tidak terjadi lagi. Hal ini juga diterapkan pada manusia untuk membedakan antara yang relevan dengan yang irrelevant, dengan syarat bahwa manusia akan memfokuskan tindakannya saja pada sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara Benign-positif appraisal terjadi apabila hasil interaksinya dipersepsikan secara positif. Itulah sebabnya apabila benign-positif appraisal diterapkan maka akan menambah kesejahteraan yang dikarakteristikan sebagai perasaan yang menyenangkan seperti riang, gembira, cinta dan kasih sayang, kebahagiaan, penuh kedamaian ataupun hal-hal menggembirakan lainnya. Stressful, termasuk didalamnya harmloss, threat dan challenge. Contoh dari harmloss ini seperti cedera atau kesakitan, pengakuan dari orang-orang yang mengalami harga diri rendah, dan kehilangan orang yang dicintai. Harm dikarakteristikan sebagai emosi negatif seperti rasa cemas, takut dan marah. Jenis kedua dari stressful berikutnya adalah threat. Threat merupakan proses kehilangan yang tidak dapat ditangani, tetapi dapat diantisipasi. Jenis ketiga stressful berikutnya adalah challenge. Secara umum, challenge ini lebih banyak digunakan oleh individu sebagai usaha untuk melakukan koping. Perbedaan utamanya adalah bahwa challenge appraisal berfokus pada kesanggupan yang berkaitan dengan keuntungan dan perkembangan dalam berinteraksi sehingga challenge dikarakteristikan dengan emosi yang menyenangkan, misalnya keinginan, dan hal yang menggembirakan. 3.2 Irrelevant, Benign-Positive, dan Stressfull Pada Secondary Appraisal Secondary appraisal lebih dari sebuah latihan pemikiran belaka yang meninggalkan kesan pada semua masalah pemikiran yang kemungkinan dapat diselesaikan. Ini merupakan suatu evaluasi yang kompleks yang mengambil makna dari setiap pilihan koping yang tersedia, yang Universitas Sumatera Utara kemungkinan pilihan koping yang diberikan akan menyelesaikan masalah ataupun pilihan koping yang lain dapat diterapkan dalam mengatur strategi yang efektif. Pilihan koping dari secondary dan primary appraisal saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk tingkat stres dan tingkat kemampuan serta kualitas reaksi emosional pada setiap individu yang berbeda. Challenge appraisal dapat terjadi ketika seseorang mengendalikan perasaan yang berlebih dalam mengontrol masalah yang berhubungan antara manusia dengan lingkungan. Challenge tidak akan terjadi jika apa yang harus dilakukan tidak disebut sebagai usaha yang tetap. Tantangan akan menjadi menyenangkan apabila rintangan dapat terlewati.

4. Reappraisal