Karakteristik Sintaksis Konstruksi Verba Beruntun Bahasa Sikka

Data 3-4. terdiri atas verba beruntun g Era tutur ‘berdiri berbicara’ V1: gEra’ berdiri dan V2: tutur ‘berbicara’ ; data 3-5, verba beruntunnya plender soka ‘belajar menari’ V1: plender ‘belajar’ dan V2; soka ‘menari’; verba bentuntun bano plari ‘pergi berlari’ terdapat pada data 3-6, V1: bano ‘pergi’ dan V2: plari ‘berlari’. Ketiga data 3-4 – 3-5 dikatakan tipe independen karena masing-masing verba dapat berdiri sendiri apabila dipakai sebagai klausa berverba tunggal. Hal itu dapat dibuktikan dengan klausa berikut. 3.4.2 Konstruksi Verba Beruntun Bahasa Sikka Tipe Ko-dependen Konstruksi verba beruntun bahasa Sikka tipe ko-dependen dapat diketahui berdasarkan data berikut ini. 3-13 Matius tung inan obat e’i dokter Nama antar ibu obat prep dokter ‘Matius mengantarkan Ibu berobat ke dokter’. 3-7 Robert gEra nora Floren Nama berdiri prep nama ‘Robert berdiri dengan Floren’. 3-8 Robert tutur nora Floren. Nama bicara prep nama ‘Robert berbicara dengan Floren’. 3-9 Ani plender e s Ekola Nama belajar prep sekolah ‘Ani belajar di sekolah’. 3-10 Ani soka e’i s Ekola Nama tari prep sekolah ‘Ani menari di sekolah’. 3-11 Petrus bano e’i sekolah. Nama pergi prep sekolah ‘Petrus pergi ke sekolah’ 3-12 Petrus plari e’i sekolah. Nama lari prep sekolah ‘Petrus berlari ke sekolah’ 3-14. Au d Ena a’u Ela e’i ai 2 T buat 1 T jatuh prep pohon ‘Kamu membuat saya jatuh dari pohon’. KVB dalam data 3-13 adalah tung ‘mengantar’ V1 dan obat ‘berobat’ V2 . Di antara kedua verba itu disela oleh kata benda inan ‘ibu’. Verba beruntun pada data 3-14 adalah dena membuat’V1 dan ela ‘jatuh’ V2. Kedua verba tersebut disela oleh kata ganti a’u ‘saya’. KVB pada data 3-14 adalah pano ‘pergi’ V1 dan pake ‘naik’ V2. Kedua verba tersebut disela oleh kata benda sekolah ‘sekolah’. Ketiga konstruksi verba beruntun 3-13 – 3- 15 dikatakan tipe ko-dependen karena kedua verbanya berkaitan satu sama lain, tidak dapat berdiri sendiri, dan argumen Objek dari verba pertama sama dengan argumen Subjek dari verba kedua.

3.5 Makna Semantis KVB BB

Kroeger 2004:227 mengungkapkan bahwa verba-verba dalam KVB biasanya bersama- sama mengungkapkan peristiwa tunggal, akan tertapi karena verba-verba tersebut bersama-sama berkontribusi pada makna klausa sehingga makna yang dihasilkan lebih kompleks daripada makna setiap verba secara mandiri. Keberagaman makna yang dibentuk memiliki hubungan makna yang berbeda seperti: makna instrumen, makna kecaraan, arah, dan makna keaspekan. Van Staden dan Ger Reesink Senft, ed., 2008:22-27 menyatakan bahwa makna KVB ditentukan dari sekelompok kecil verba yang maknanya dapat diidentifikasikan secara umum dan konstruksi secara keseluruhan dikategorikan sesuai dengan kelompok verba tersebut. Dengan mengikuti cara ini maka makna KVB BSdapat dikelompokkan seperti berikut:

3.5.1 KVB BS Bermakna Gerakan

Verba gerakan seperti: mai ‘datang’, balong ‘berjalan’, belung ‘meninggalkan’ cukup banyak ditemukan sebagai V1 dalam KVB BS yang diikuti oleh tindakan lain yang dilakukan oleh aktor yang sama yang diungkapkan oleh V2. Konstruksi ini menunjukkan bahwa Agen berpindah ke arah tertentu untuk menunjukkan atau melakukan peristiwa yang diungkapkan oleh 3-15 A’u pano sekolah pake sepeda. 1 T pergi sekolah pakai sepeda ‘Saya pergi sekolah naik sepeda’. V2 sebagai tujuan. Secara lintas bahasa, KVB gerakan ini sangat umum seperti yang dicatat oleh Durie 1997:310: “Every serializing languages I have encountered includes a category of motion serialisation, where a verb of motion is combined with some other verb in such a way that the motion verb comes first and the moving argument is the Agent of the second verb ”. Data KVB BB yang mengandung makna gerakan dapat dicermati pada data berikut: 3-16 Wue mai tota A’u kakak datang cari saya ‘Kakak datang mencari saya’ 3-17 Ina mai neti mu’u ibu datang bawa pisang ‘Ibu datang membawa pisang Data 3-16 – 3-17, V1 mai ‘datang’ intransitif adalah verba gerakan. Mai, menunjukkan bahwa Agen berpindah ke arah pembicara untuk menunjukkan atau melakukan tindakan yang diungkapkan oleh V2, tota sebagai tujuan. V2, tota ‘mencari’ transitif membutuhkan Agen yaitu orang yang mencari dan Pasien atau sesuatu yang dicari. Pada klausa 3-16, wue sebagai agen dari tindakan gerakan mai, dan sekaligus agen bagi tindakan gerakan mai dengan tujuan melakukan tota. Pada data 3-17 agen dari tindakan mai ‘datang’ adalah ina ‘ibu’ yang sekaligus merupakan Agen dari tindakan neti ‘bawa’. V2 neti membutuhkan dua argumen yaitu Agen dan Pasien, Agen dari tindakan neti adalah ina sedangkan Pasiennya adalah mu’u ‘pisang’. Agen berpindah ke arah pembicara untuk melakukan tindakan yang diungkapkan oleh V2 neti sebagai tujuan, atau Agen melakukan tindakan tota dan neti dengan cara mai ‘datang’. Data 3-16 – 3-17, menunjukkan bahwa verba gerakan sebagai V1 dari KVB BB memiliki hubungan makna tujuan atau kecaraan. KVB BS dengan V1 verba gerakan sangat produktif

3.5.2 KVB BS dengan Makna arah

Baird dalam Senft, ed., 2008:68 mengungkapkan bahwa kata-kata yang menunjukkan arah dan ruang, seperti seawards ‘arah laut’, inland ‘arah darat’, above ‘di atas’, dan below ‘di