Analisa Pengujian Kelompok Penelitian

46 menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna laju jantung kedua kelompok subjek penelitian p0,05.

4.2 Analisa Pengujian Kelompok Penelitian

Tabel 4.2.1. Tabel Perbedaan Rerata penggunaan dosis Propofol pada kelompok yang mendapatkan obat Ketamin dan Midazolam Obat Anestesi N Dosis Propofol Nilai p t-test Mean Std. Deviation Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 82,70 14,451 0,015 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 92,67 14,581 Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata dosis Propofol yang diberikan lebih rendah pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dibandingkan dengan yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV. Berdasarkan uji statistik dengan t-test didapatkan nilai p 0,05 yang menjelaskan bahwa adanya perbedaan dosis Propofol yang bermakna diantara kelompok yang menggunakan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV. Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 4.2.2. Tabel Perbedaan Dosis Propofol per Berat Badan pada kelompok yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan Midazolam 0,03 mgkgBB IV Kelompok Ketamin Rerata Rerata Dosis Propofol Berat Badan Nilai p t-test antar kelompok Berat Badan 60,11 1,38 mgkgBB IV Dosis Propofol 82,70 Kelompok Midazolam 0,0001 Berat Badan 57,33 1,63 mgkgBB IV Dosis Propofol 92,67 Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata dosis Propofol per kilogram berat badan yang diberikan lebih rendah pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 1,38 mgkgBB IV dibandingkan dengan yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 1,63 mgkgBB IV. Berdasarkan uji statistik dengan t-test didapatkan nilai p0,05 yang menjelaskan bahwa adanya perbedaan dosis Propofol per kilogram berat badan yang bermakna dengan menggunakan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dibandingkan dengan menggunakan koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV. Hasil pengamatan terhadap kondisi hemodinamik dari kelompok penelitian yang mendapatkan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 4.2.3. Tabel Perbedaan Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik, MAP dan Laju Jantung sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok yang mendapatkan obat Koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV. No Kelompok Ketamin 0,3 mgkgBB IV N Mean Std. Deviation Nilai p t-test Rerata Penurunan 1 Sistolik sebelum koinduksi 27 126,07 9,055 1,00 Sistolik setelah koinduksi 27 126,07 8,687 2 Sistolik setelah koinduksi 27 126,07 8,687 0,0001 12 Sistolik setelah induksi 27 110,41 8,149 3 Diastolik sebelum koinduksi 27 77,07 7,473 0,199 1 Diastolik setelah koinduksi 27 76,26 7,926 4 Diastolik setelah koinduksi 27 76,26 7,926 0,0001 10 Diastolik setelah induksi 27 68,67 6,972 5 MAP Sebelum koinduksi 27 93,22 7,516 0,381 1 MAP Setelah koinduksi 27 92,67 7,184 6 MAP setelah koinduksi 27 92,67 7,184 0,0001 11 MAP setelah induksi 27 82,59 6,851 7 Laju Jantung sebelum koinduksi 27 81,41 13,599 0,699 Laju Jantung setelah koinduksi 27 81,07 12,089 8 Laju Jantung setelah koinduksi 27 81,07 12,089 0,001 5 Laju Jantung setelah induksi 27 76,96 10,747 Berdasarkan tabel di atas, subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik sebelum koinduksi dan sistolik setelah koinduksi tidak menunjukkan adanya perubahan dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Namun Universitas Sumatera Utara 49 nilai rerata tekanan darah sistolik setelah induksi lebih rendah 12 dari setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel di atas menjelaskan bahwa subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah diastolik setelah koinduksi mengalami penurunan sebesar 1 dibandingkan dengan sebelum koinduksi dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Namun nilai rerata tekanan darah diastolik setelah induksi mengalami penurunan sebesar 10 dari setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Dari tabel di atas dapat dilihat subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata MAP setelah koinduksi hanya mengalami penurunan sebesar 1 dibandingkan dengan sebelum koinduksi dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Namun nilai rerata MAP setelah induksi mengalami penurunan sebesar 11 dari setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. . Tabel di atas menunjukkan subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata laju jantung sebelum koinduksi dan setelah koinduksi relatif tidak mengalami perubahan dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Namun nilai rerata laju jantung setelah induksi mengalami penurunan sebesar 5 dari setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Universitas Sumatera Utara 50 Dari seluruh parameter hemodinamik pada kelompok yang mendapatkan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV penurunan terbesar terjadi pada rerata tekanan darah sistolik setelah induksi yaitu sebesar 12 . Pada penelitian ini terbukti bahwa pemberian koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap hemodinamik. Namun setelah induksi dengan propofol secara titirasi dijumpai penurunan tekanan hemodinamik secara bermakna dibandingkan dengan sebelum koinduksi. Penurunan tekanan darah sistolik yaitu rata-rata sebesar 12 dan tekanan darah diastolik yaitu rata-rata sebesar 10 . Pemberian koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap MAP dan laju jantung. Namun setelah induksi dengan propofol dijumpai penurunan secara bermakna nilai MAP dan laju jantung dibandingkan dengan kondisi sebelum koinduksi yaitu penurunan MAP rata-rata sebesar 11 dan penurunan laju jantung yaitu rata-rata sebesar 5. Selanjutnya hasil pengamatan terhadap kondisi hemodinamik dari kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV yang diberikan induksi Propofol dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.2.4. Tabel Perbedaan Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik, MAP dan Laju Jantung sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok yang mendapatkan obat Koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV. No Kelompok Midazolam 0,03 mgkgBB IV N Mean Std. Deviation Nilai p t-test Rerata Penurunan 1 Sistolik sebelum koinduksi 27 125,89 6,512 0,022 2 Sistolik setelah koinduksi 27 123,81 6,239 2 Sistolik setelah koinduksi 27 123,81 6,239 0,001 12 Sistolik setelah induksi 27 108,67 4,891 3 Diastolik sebelum koinduksi 27 78,78 4,964 0,019 2 Diastolik setelah koinduksi 27 77,30 6,126 4 Diastolik setelah koinduksi 27 77,30 6,126 0,001 11 Diastolik setelah induksi 27 69,15 5,397 5 MAP sebelum koinduksi 27 94,19 4,641 0,011 2 MAP setelah koinduksi 27 92,48 5,625 6 MAP setelah koinduksi 27 92,48 5,625 0,0001 11 MAP setelah induksi 27 81,96 4,519 7 Laju Jantung sebelum koinduksi 27 81,81 10,370 0,049 2 Laju Jantung setelah koinduksi 27 80,07 8,875 8 Laju Jantung setelah koinduksi 27 80,07 8,875 0,013 3 Laju Jantung setelah induksi 27 77,59 9,544 Berdasarkan tabel di atas subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik setelah koinduksi mengalami penurunan sebesar 2 dibandingkan dengan sebelum koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Nilai Universitas Sumatera Utara 52 rerata tekanan darah sistolik setelah induksi mengalami penurunan sebesar 12 dari setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Pengamatan terhadap tekanan darah diastolik terhadap subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah diastolik setelah koinduksi mengalami penurunan sebesar 2 dibandingkan sebelum koinduksi secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Demikian juga nilai rerata tekanan darah diastolik setelah induksi mengalami penurunan sebesar 11 dibandingkan setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Dari tabel di atas dapat dilihat subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata MAP setelah koinduksi mengalami penurunan sebesar 2 dibandingkan sebelum koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Hal yang sama nilai rerata MAP setelah induksi mengalami penurunan sebesar 11 dibandingkan setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Pengamatan terhadap laju jantung subjek penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV menunjukkan bahwa nilai rerata laju jantung setelah koinduksi mengalami penurunan sebesar 2 dari sebelum koinduksi yang secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Nilai rerata laju jantung setelah induksi mengalami penurunan sebesar 3 dibandingkan dengan setelah koinduksi dan secara statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Universitas Sumatera Utara 53 Dari seluruh parameter hemodinamik pada kelompok yang mendapatkan koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV penurunan terbesar terjadi pada rerata tekanan darah sistolik setelah induksi yaitu sebesar 12 . Walaupun terjadi penurunan hemodinamik yang secara statistik bermakna setelah induksi baik yang menggunakan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV maupun Midazolam 0,03 mgkgBB IV, namun pada seluruh sampel penelitian tidak dijumpai efek hipotensi yang ditandai dengan penurunan hemodinamik 20 dari nilai awal. Tabel 4.2.5. Tabel Perbedaan Rerata Perubahan Hemodinamik pada kelompok yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan Midazolam 0,03 mgkgBB IV Perubahan Hemodinamik Kelompok Penelitian N Mean Std. Deviation Nilai p t-test Penurunan sistolik setelah koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 0 ,0000 4,31455 0,088 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 2,0741 4,43696 Penurunan sistolik setelah induksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 15,6667 6,72538 0,761 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 15,1481 5,71573 Penurunan diastolik setelah koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 0,8148 3,21100 0,439 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 1,4815 3,06808 Penurunan diastolik setelah induksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 7,5926 4,90886 0,671 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 8,1481 4,63850 Penurunan MAP setelah koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 0,5556 3,23839 0,197 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 1,7037 3,22031 Penurunan MAP setelah induksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 10,0741 5,35599 0,375 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 10,5185 4,17290 Universitas Sumatera Utara 54 Penurunan laju jantung setelah koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 0,3333 4,43760 0,246 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 1,7407 4,38172 Penurunan laju jantung setelah induksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV 27 4,1111 5,78016 0,265 Midazolam 0,03 mgkgBB IV 27 2,4815 4,81480 Gambar 4.2.1. Grafik Perubahan Hemodinamik dari Kelompok obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 Diastolik awal Diastolik sebelum koinduksi Diastolik setelah koinduksi Diastolik setelah induksi Ketamin Midazolam 95 100 105 110 115 120 125 130 Sistolik awal Sistolik sebelum koinduksi Sistolik setelah koinduksi Sistolik setelah induksi Ketamin Midazolam Universitas Sumatera Utara 55 Berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa penurunan sistolik sebelum dan sesudah koinduksi lebih tinggi pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV. Namun secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan sistolik sesudah koinduksi dan setelah induksi relatif sama antara kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. 75 80 85 90 95 100 MAP awal MAP Sebelum koinduksi MAP setelah koinduksi MAP setelah induksi Ketamin Midazolam 72 74 76 78 80 82 84 Laju Jantung awal Laju Jantung sebelum koinduksi Laju Jantung setelah koinduksi Laju Jantung setelah induksi Ketamin Midazolam Universitas Sumatera Utara 56 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan diastolik sebelum dan sesudah koinduksi lebih tinggi pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV. Namun secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan diastolik sesudah koinduksi dan setelah induksi relatif hampir sama antara kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan nilai MAP sebelum dan sesudah koinduksi lebih tinggi pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV. Namun secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan nilai MAP sesudah koinduksi dan setelah induksi relatif sama antara kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dan secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Universitas Sumatera Utara 57 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan laju jantung sebelum dan sesudah koinduksi lebih tinggi pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV. Namun secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel di atas menunjukkan bahwa penurunan Laju jantung antara sesudah koinduksi dan setelah induksi lebih tinggi pada kelompok penelitian yang mendapatkan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV dibandingkan dengan kelompok penelitian yang mendapatkan obat Midazolam 0,03 mgkgBB IV. Namun secara statistik dengan t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa walaupun secara umum terjadi penurunan hemodinamik yang lebih besar pada kelompok yang mendapatkan koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV dibanding dengan kelompok yang mendapatkan koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV namun secara statistik tidak ada perubahan hemodinamik yang bermakna antara kedua kelompok penelitian yang menggunakan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV maupun koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV. Tabel 4.2.6. Tabel Komplikasi pulih sadar pada pemberian Ketamin dan Midazolam Komplikasi pulih sadar Ketamin 0,3 mgkgBB IV Midazolam 0,03 mgkgBB IV n n Tidak ada 27 100 27 100 Ada Universitas Sumatera Utara 58 Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian tidak ada yang mengalami komplikasi pulih sadar baik yang diberikan obat koinduksi Ketamin 0,3 mgkgBB IV maupun koinduksi Midazolam 0,03 mgkgBB IV.

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

PERBANDINGAN DOSIS INDUKSI KETAMIN 1 MG KgBB DAN 2 MG KgBB TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 21

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 3

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 1 13

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 0 15