Definisi operasional METODE PENELITIAN

36 eyelid refleks -, kemudian dicatat data mengenai total dosis induksi propofol, tekanan darah dan laju jantung. 17. Anestesi kemudian dilakukan sesuai rencana. 18. Setelah operasi, pasien diamati di ruang pemulihan hingga sadar penuh. 3.8. Identifikasi Variabel 3.8.1 Variabel bebas : 1. Ketamin 0,3 mgkgBB IV 2. Midazolam 0,03 mgkgBB IV

3.8.2 Variabel tergantung

1. Dosis total induksi propofol

3.9 Definisi operasional

Ketamin merupakan antagonis nonkompetitif pada sisi fensiklidin PCP dari reseptor NMDA yang bekerja dengan cara menghambat terbukanya kanal ion kalsium, sehingga menghambat pelepasan glutamat di pre-sinaps. Midazolam adalah obat golongan benzodiazepin yang bekerja pada asam γ aminobutirat GABA yang merupakan neurotransmiter utama disusunan saraf pusat dengan meningkatkan afinitas neurotransmiter inhibisi sehingga menjadi resisten untuk dirangsang. Universitas Sumatera Utara 37 Propofol adalah modulator selektif dari reseptor gamma amino butiric acid A GABA A yang mana GABA adalah neurotransmiter penghambat utama dalam susunan saraf pusat. Eye lid refleks diperiksa pada kedua mata dengan cara menyentuh bulu mata. Dikatakan negatif jika tidak timbulnya kontraksi dari kelopak mata atau tidak berkedip. Mulai diperiksa sejak pasien tidak ada respon verbal. Dosis total induksi propofol adalah jumlah dosis propofol yang diberikan setelah pemberian Ketamin atau Midazolam. Dosis pemberian Ketamin dan midazolam berdasarkan pada berat badan sebenarnya actual body weight. Actual body weight diukur diruang serah terima pasien IBP menggunakan timbangan berat badan dengan posisi pasien berdiri yang sudah memakai pakaian operasi. Standar pengukuran pengurangan dosis total induksi adalah 2 mgkgBB IV. Pembulatan dosis pemberian Ketamin dan Midazolam o X,01 – X,24 = X mg o X,25 = X,25 mg o X,26 – X,74 = X,50 mg o X,75 = X,75 mg o X,76 – X,99 = X + 1 mg Tekanan darah adalah hasil kali curah jantung dan tahanan vaskular sistemik. Nilai normalnya untuk sistolik 90 – 120 mmHg dan diastolik 60 – 90 mmHg. Diukur dengan monitor standar non invasif. Universitas Sumatera Utara 38 Laju jantung adalah jumlah denyut kontraksi jantung selama satu siklus lengkap per menit. Normalnya sekitar 60 – 90 kali permenit, dinilai dengan menggunakan monitor standar non invasif. Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah arteri selama kontraksi jantung. Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah arteri setelah kontraksi selama bilik jantung terisi. Tekanan arteri rerata MAP adalah rata – rata tekanan didalam pembuluh darah arteri selama satu siklus lengkap dari satu denyut jantung. Nilai diperoleh dengan penambahan tekanan darah sistolik dengan dua kali tekanan darah diastolik kemudian dibagi tiga. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipotensi adalah penurunan tekanan darah arteri,sistolik 90 mmHg ataupun penurunan tekanan arteri rerata lebih dari 20 dari tekanan arteri rerata awal. Koinduksi adalah pemberian dosis kecil obat sedasi atau anestesi lain sebelum induksi anestesi yang bertujuan untuk mengurangi dosis obat induksi dengan efek samping yang minimal. Autokoinduksi atau priming adalah pemberian dosis kecil obat induksi, 20 dari total dosis induksi, 2 – 4 menit sebelum pemberian sisa dari dosis total induksi. Universitas Sumatera Utara 39 Consecutive sampling adalah semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Komplikasi pulih sadar adalah terjadinya disorientasi, gelisah dan agitasi saat pulih sadar. 3.10 Masalah etika penelitian Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Pasien ataupun keluarga pasien sebelumnya diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat serta resiko dari hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian diminta mengisi formulir kesediaan menjadi subjek penelitian informed consent. Sebelum anestesi dan proses penelitian dimulai dipersiapkan alat kegawatdaruratan oronasopharyngeal airway, ambu bag, oksigen, laryngoscope, endotracheal tube ukuran pasien, suction set, monitor pulse oximetry, tekanan darah, EKG, laju jantung, obat emergensi efedrine, adrenalin, sulfas atropin, lidokain, aminophilin, deksamethason. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan yang sudah lazim dilakukan pada pasien dan dikerjakan sesuai standar. Bila nantinya terjadi kegawatdaruratan selama proses tindakan, baik yang berhubungan langsung akibat Universitas Sumatera Utara 40 tindakan ataupun suatu proses dari perjalanan penyakitnya, maka langsung dilakukan penanganan sesuai dengan SOP Standard Operating Prosedures di RSUP HAM Medan.

3.11 Manajemen dan analisa data

Dokumen yang terkait

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

PERBANDINGAN DOSIS INDUKSI KETAMIN 1 MG KgBB DAN 2 MG KgBB TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 41

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 21

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 3

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 1 13

Perbandingan Efek Koinduksi Ketamin 0,3 MG/KGBB IV Dengan Midazolam 0,03 MG/KGBB IV Terhadap Pengurangan Dosis Induksi Propofol

0 0 15