Metode Doolittle Dipersingkat Abbreviated Doolittle Method

Statistik uji dalam pengujian tersebut adalah : = dengan keputusan di tolak jika di mana , , − . Adapun nilai koefisien determinasinya dapat dicari dengan perumusan : 2 = Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang signifikan terhadap model. Hipotesis dari pengujian ini adalah: : = 0 1 : ≠ 0, dengan = 1, 2, 3, … , Statistik uji yang digunakan secara parsial adalah : = . dengan keputusan di tolak jika di mana , , − .

2.6 Metode Doolittle Dipersingkat Abbreviated Doolittle Method

Masalah pendugaan dalam regresi berganda adalah menyangkut penyelesaian persamaan normal yang merupakan gugus persamaan simultan dalam parameter model yang akan diduga. Dalam pembahasan tentang model regresi berganda, terutama mengenai pendugaan parameter model, maka untuk memperoleh jawaban bagi gugus persamaan normal perlu mengetahui bagaimana cara membalik suatu matriks setangkup ′ menjadi matriks kebalikan ′ −1 . Untuk gugus persamaan normal yang banyak sehingga membentuk matriks berukuran besar, maka proses pembalikan matriks menjadi tidak mudah, untuk itu diperlukan suatu metode pengerjaannya dapat dilakukan secara teratur. Salah satu metode yang memenuhi syarat adalah metode Doolittle dipersingkat Abbreveited Doolittle Method. Universitas Sumatera Utara Metode ini dilaporkan pertama kali oleh M. H. Doolittle, seoran ahli yang bekerja di kantor penelitian Geodesi, pada tanggal 9 November 1878. Sejak metode ini dilaporkan oleh Doolittle melalui papernya pada tanggal 9 November 1878, maka telah banyak digunakan untuk membantu memecahkan persamaan normal dalam regresi ganda. Metode ini bersifat umum, sehingga dapat dipakai untuk menyelesaikan k buah persamaan normal k dapat menggambil nilai berapa saja, jadi bisa digunakan untuk memecahkan katakanlah 10, 25, 100, dan seterusnya. Dengan menggunakan fasilitas komputasi yang sederhana, seperti kalkulator, peneliti telah dapat menggunakan metode ini untuk menyelesaikan gugus persamaan normal dalam regresi ganda. Keuntungan dari penggunaan metode ini tidak hanya dalam pembalikan matriks setangkup, tetapi juga dapat menghitung berbagai jumlah kuadrat untuk pengujian hipotesis tentang parameter model yang diidentifikasi. Secara jelas dapat dikemukakan bahwa metode Doolittle dapat digunakan untuk memperoleh jawaban berikut: 1. Koefisien penduga parameter model koefisien regresi b. 2. Jumlah kuadrat yang berkaitan dengan koefisien regresi. 3. Ragam dugaan regresi di antara pasangan koefisien regresi. 4. Peragam dugaan di antara pasangan koefisien regresi. 5. Elemen-elemen dari invers matriks ′ untuk pembalikan matriks setangkup. Adapun tahapan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis linier berganda dengan metode Doolittle Dipersingkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan awal Persiapan awal ini disebut juga forward solution yaitu untuk mendapatkan besaran-besaran yang diperlukan berdasarkan pengolahan baris-baris matriks ’ dan ′ serta matriks identitas I seperti teladan untuk model regresi linier berganda yang melibatkan 6 peubah bebas 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 yang akan menjelaskan peubah tidak bebas dengan model pengamatan : = + 1 1 + 2 2 + 3 3 + 4 4 + 5 5 + 6 6 + ℯ Sehingga diperoleh tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara 24 Tabel 2.3 Ilustrasi Penggunaan Metode Doolittle Dipersingkat Untuk Matriks Setangkup � � �� yang Berkaitan dengan Persamaan Normal Regresi ′ Baris 1 2 3 4 5 6 ′ I 00 01 02 03 04 05 06 1 1 11 12 13 14 15 16 1 1 1 2 22 23 24 25 26 2 1 2 3 33 34 35 36 3 1 3 4 44 45 46 4 1 4 5 55 56 5 1 5 6 66 6 1 6 7 = 0 00 01 02 03 04 05 06 � 1 7 8 = 5 00 1 01 02 03 04 05 06 � 00 ′ 8 9 = 1 − 01 6 11 12 13 14 15 16 1 � 10 ′ 1 9 10 = 7 11 1 12 13 14 15 16 1 � 10 ′ 11 ′ 10 11 = 2 − 02 6 − 12 8 22 23 24 25 26 2 � 20 ′ 21 ′ 1 11 12 = 9 22 1 23 24 25 26 2 � 20 ′ 21 ′ 22 ′ 12 13 = 3 − 03 6 − 13 8 − 23 10 33 34 35 36 3 � 30 ′ 31 ′ 32 ′ 1 13 Universitas Sumatera Utara 25 14 = 11 33 1 34 35 36 3 � 30 ′ 31 ′ 32 ′ 33 ′ 14 15 = 4 − 04 6 14 8 − 24 10 − 34 12 44 45 46 4 � 40 ′ 41 ′ 42 ′ 43 ′ 1 15 16 = 13 44 1 45 46 4 � 40 ′ 41 ′ 42 ′ 43 ′ 44 ′ 16 17 = 5 − 05 6 15 8 − 25 10 − 35 12 − 45 14 55 56 5 � 50 ′ 51 ′ 52 ′ 53 ′ 54 ′ 1 17 18 = 15 55 1 56 5 � 50 ′ 51 ′ 52 ′ 53 ′ 54 ′ 55 ′ 18 19 = 6 − 06 6 16 8 − 26 10 − 36 12 − 46 14 − 56 16 66 6 � 60 ′ 61 ′ 62 ′ 63 ′ 64 ′ 65 ′ 19 20 = 1 66 1 6 � 60 ′ 61 ′ 62 ′ 63 ′ 64 ′ 65 ′ 66 ′ 20 Universitas Sumatera Utara 2. Penentuan Koefisien Regresi Penyelesaian langkah maju forward solution dari metode Doolittle dipersingkat Tabel 2.3 menghasilkan persamaan : 1 + 01 1 + 02 2 + 03 3 + 04 4 + 05 5 + 06 6 = � 1 1 + 12 2 + 13 3 + 14 4 + 15 5 + 16 6 = 1 � 1 2 + 23 3 + 24 4 + 25 5 + 26 6 = 2 � 1 3 + 34 4 + 35 5 + 36 6 = 3 � 2.14 1 4 + 45 5 + 46 6 = 4 � 1 5 + 56 6 = 5 � 1 6 = 6 � Sehingga solusi kebalikannya backward solution untuk mendapatkan koefisien regresi adalah: 6 = 6 � 5 = 5 � − 56 6 4 = 4 � − 45 5 − 46 6 3 = 3 � − 34 4 − 35 5 − 36 6 2.15 2 = 2 � − 23 3 − 24 4 − 25 5 − 26 6 1 = 1 � − 12 2 − 13 3 − 14 4 − 15 5 − 16 6 = � − 01 1 − 02 2 − 03 3 − 04 4 − 05 5 − 06 6 Dengan demikian, model dugaan yang diperoleh untuk model pengamatan diatas adalah model dugaan : = + 1 1 + 2 2 + 3 3 + 4 4 + 5 5 + 6 6 2.16 3. Penentuan matriks Kebalikan ′ −1 Jika matriks = ′ −1 , maka perhitungan unsur matriks ini dapat diperoleh melalui hubungan: = ′ ′ 6 =0 2.17 Universitas Sumatera Utara Misalnya: 32 = 03 ′ 02 ′ + 13 ′ 12 ′ + 23 ′ 22 ′ + 33 ′ 32 ′ + 43 ′ 42 ′ + 53 ′ 52 ′ + 63 ′ 62 ′ . Kecuali unsur matriks baris terakhir yang dapat dibaca langsung dari tabel, yaitu 40 = 40 ′ , 41 = 41 ′ dan seterus 4. Tabel Sidik Ragam Perhatikan bahwa: � � = 1 =1 2 2.18 atau yang selama ini dikenal dengan istilah Faktor Koreksi FK. Dengan menggunakan Tabel Sidik Ragam yang biasa dikenal, maka Jumlah Kuadrat Regresi dapat dihitung berdasarkan Jumlah Kuadrat sumber keragaman ke 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 pada Tabel 2.3, sedangkan Jumlah Kuadrat Total dapat dihitung berdasarkan jumlah kuadrat total pada Tabel 2.3 dikurangi FK. 5. Dugaan Ragam Koefisien Regresi Untuk menentukan dugaan ragam setiap koefisien regresi digunakan hubungan 2 = 2 2.19 dengan peragam , = 2 2.20 6. Penarikan Kesimpulan Universitas Sumatera Utara BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Data 3.1.1 Kemiskinan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pendidikan dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

6 94 68

Pengaruh Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

2 54 91

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto , Investasi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Pendapatan Daerah Di Provinsi Sumatera Utara

1 46 146

Analisis Pengaruh Pengeluaran dan Jumlah Penduduk terhadap Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Aceh

2 45 104

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

A. Landasan Teori 1. Kemiskinan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2016

0 0 17

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Kemiskinan - Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pendidikan dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pendidikan dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

0 0 9