1.2 Rumusan Masalah
Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang dibahas.Hal inilah yang diungkapkan dalam
pembahasannya.Akar permasalahannya merupakan hal yang sangat penting karena di dalamnya diajukan konsep yang dibahas dalam penelitian dan menjadi alur dalam penulisan.
Berdasarkan argumentasi di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini memfokuskan kepada:
1. Apa latar belakang berdirinya IPTR di Kota Medan?
2. Bagaimana perkembangan IPTR di Kota Medan sejak tahun 1953 - 2000?
3. Apa peranan IPTR di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui latar belakang berdirinya IPTR di Kota Medan.
2. Mengetahui perkembangan IPTR di Kota Medan sejak tahun 1953-2000.
3. Menjelaskan peranan IPTR di Kota Medan.
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini nantinya adalah : 1.
Bagi displin Ilmu Sejarah, memberikan sumbangan pemikiran dan dapat berguna bagi penelitian tentang masyarakat Aceh dimasa yang akan datang.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat merenungkan
kembali makna pentingnya persatuan sehingga dapat menjadi bangsa yang bersatu.
Universitas Sumatera Utara
3. Dapat menjadi acuan bagi para penulis yang lain manakala penelitian ini dirasa
perlu penyempurnaan ataupun sebagai referensi.
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam kajian ini, selainmelakukan penelitian lapangan, peneliti juga menggunakan beberapa literatur kepustakaan berupa buku-buku dan laporan sebagai bentuk studi kepustakaan
yang dilakukan selama penelitian. Buku pertama yang berjudul 40 Tahun Kiprah Masyarakat Aceh di Sumatera
Utara2008. Buku ini merupakan kumpulan sejarah organisasi-organisasi paguyuban masyarakat Aceh di kota Medan. Secara khusus buku ini membahas tentang awal mula
dibentuknya IPTR. IPTR merupakan organisasi yang dibentuk untuk membantu masyarakat Aceh yang ingin melanjutkan pendidikannya di kota Medan. Didalam buku ini juga diceritakan
bagaimana peran IPTR sebagai cikal bakal terbentuknya Aceh Sepakat.
11
Buku kedua karangan Misri A.Muchsin yang berjudul Potret Aceh Dalam Bingkai Sejarah 2007 menceritakan bagaimana Sejarah Aceh dalam dua zaman yaitu pada masa era
Kesultanan dan pada masa setelah Kemerdekaan.Buku ini menceritakan bagaimana awal mula terjadinya konflik Aceh baik dalam era kolonial maupun setelah proklamasi.Konflik yang
terjadi di Aceh banyak disebabkan oleh kekecewaan para pemimpin-pemimpin Aceh yang Buku ini menjadi
sumber utama bagi penulis dalam penelitian Ikatan Pemuda Pelajar Tanah Rencongdi Kota Medan.Walaupun buku ini kurang menjelaskan secara mendetail bagaimana terbentuknya
IPTR, tetapi cukup berguna sebagai landasan pemikiran untuk meneliti peran IPTR di Kota Medan.
11
Aceh Sepakat., op.cit., hlm. 20-24.
Universitas Sumatera Utara
merasa dikhianati oleh pemimpin republik yang berada dipusat.Kekecewaan para pemimpin Aceh ini mengakibatkan meletusnya peristiwa DITII Darul IslamTentara Islam Indonesia
pada tahun 1952. Masyarakat Aceh yang berada di perantauan mengambil peran dalam konflik ini sebagai mediator antara pemerintah pusat dengan para pemimpin DITII melalui organisasi
IPTR yang berada di kota Medan. IPTR mengadakan Kongres Pemuda Pelajar Mahasiswa Masyarakat Aceh se Indonesia KPPMA di Medan dan berlangsung sukses pada tahun
1956.Kongres ini yang nantinya menghasilkan Ikrar Lam Teh antara pihak pemerintah dan pihak NII.
12
Buku ketiga Skripsi Sarjana S1 karya Lucki Armanda berjudul “Organisasi Aceh Sepakat di Kota Medan Tahun 1968-1990 2007, membantu penulis untuk menjelaskan
lahirnya organisasi Aceh sepakat yang erat kaitannya dengan Ikatan Pemuda Pelajar Tanah Rencong IPTR. Banyak tokoh IPTR yang bergabung kedalam Aceh Sepakat. Di dalam
tulisannya Lucki Armanda juga menjelaskan tentang bagaimana awal mula terbentuknya Organisasi Aceh Sepakat serta kegiatannya di Kota Medan. Berbeda dengan penelitian yang
penulis lakukan, yaitu penulis lebih melihat tentang awal mula, perkembangan, peranan, hingga kondisi IPTR sampai dengan tahun 2000. Dari berbagai bentuk organisasi kesukuan yang ada
di kota Medan, maka dua diantaranya adalah organisasi kesukuan dari Etnis Aceh yang bernama IPTR dan Aceh Sepakat. Kedua Organisasi ini hanya ada di Sumatera Utara dan
berpusat di Kota Medan.
13
Buku keempat karangan Usman Pelly, Urbanisasi dan Adaptasi : Peran Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing 1998, buku ini secara khusus membahas interaksi dan adaptasi
12
Misri A. Muchsin, Potret Aceh Dalam Sejarah, Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007, hlm. 90.
13
Lucki Armanda.,op.cit., hlm 3.
Universitas Sumatera Utara
kelompok-kelompok suku di Medan terutama etnis Minangkabau dan Mandailing. Walaupun kajiannya khusus membahas dua kelompok suku tersebut, Usman Pelly juga mengambarkan
bagaimana interaksi etnis-etnis lain di kota Medan, salah satunya etnis Aceh. Usman Pelly memaparkan bahwa Medan adalah tempat berbagai macam etnis yang tidak mengalami
integrasi budaya, hal ini mengakibatkan kelompok-kelompok etnis saling menguatkan diri dengan asosiasi-asosiasi sukarela etnis yang sesuai dengan kelompok daerah asalnya.Akibatnya
banyak berdiri asosiasi-asosiasi berlatarkan etnis maupun kedaerahan seperti IPTR.Dalam buku ini Usman Pelly juga mengungkapkan tentang peranan asosiasi orang Aceh yang memainkan
peran cukup strategis dan produktif.Asosiasi-asosiasi panguyuban masyarakat Aceh banyak melakukan aksi sosial seperti mendirikan bangunan Masjid, Sekolah dan Rumah Sakit.
14
Buku ini sangat membantu penulis untuk memahami bagaimana posisi dan interaksi masyarakat
Aceh yang bermukim di Kota Medan.
Keempat tulisan ini menjadi dasar bagi penulis yang digunakan sebagai pendukung untuk penulisan ilmiah ini karena dalam isinya dibahas masalah bagaimana masyarakat etnis
Aceh menyesuaikan diri dengan masyarakat lain yang ada di kota Medan sehingga dapat terus melangsungkan kegiatan sosial ekonomi dilingkungan perkotaan.
1.5 Metode Penelitian