Jenis perlindungan hukum di bidang teknis tenaga kerja

35 pengusaha yang bertanggung jawab atas lingkungan perusahaannya, kemudian tenaga kerja itu akan memperoleh upah dan atau jaminan hidup lainnya yang wajar. 55 Menurut DR. Payaman Simanjuntak dalam bukunya “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia”, memberikan pengertian bahwa “Tenaga kerja atau manpower adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga”. 56 Dengan adanya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tidak membedakan antara pekerjaburuh halus white collar dengan pekerja buruh kasar blue collar. Perbedaan pekerja buruh dalam Undang-undang ini hanya didasarkan pada jenis kelamin pekerjaburuh perempuan dan laki-laki dan usia pekerjaburuh anak. Perbedaan ini dilakukanbukan dalam rangka diskiriminatif tetapi untuk melindungi pekerjaburuh yang lemah daya tahan tubuhnya dan juga untuk menjaga norma- norma kesusilaan. 57

2.2.2 Jenis perlindungan hukum di bidang teknis tenaga kerja

Perlindungan teknis, bertalian erat dengan perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja. Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerjaburuh agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan. 55 G.Kartasapoetra, R .G Kartasapoetra, A.G Kartasapoetra op.cit h.17 56 Sendjun H. Manullang, op, cit h. 3 57 Maimun, op,cit, h. 13 36 Berbeda dengan perlindungan kerja lain yang umumnya ditentukan untuk kepentingan pekerjaburuh, keselamatan kerja ini tidak hanya memberikan perlindungan kepada pekerjaburuh, tetapi kepada pengusaha dan pemerintah.  Bagi pekerjaburuh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga pekerjaburuh dapat memusatkan perhatian pda pekerjaannya semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja.  Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam perusahaannya akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan sosial.  Bagi pemerintah dan masyarakat, dengan adanya dan ditaatinya peraturan keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai dengan meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas. 58 Untuk melindungi keselamatan pekerja buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja atau perusahaan. Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 unsur yaitu : 58 Zaeni Asyhadie loc.cit, h.103 37 1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial. 2. Adanya sumber bahaya. 3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun hanya sewaktu-waktu. 59 Dalam pasal 86 ayat 1 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap pekerja buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : - Keselamatan dan kesehatan kerja - Moral dan kesusilaan dan - Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai- nilai agama. Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya landasan tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Objek keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, di dalam air maupun di udara. Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. Penanggung jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di tempat kerja ialah pengusaha atau pimpinan atau pengurus tempat kerja. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di tempat kerja dilakukan secara bersama 59 Lalu Husni, loc, cit. h. 138 38 oleh pimpinan atau pengurus perusahaan dan seluruh pekerjaburuh. Pengawasan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dilakukan oleh pejabatpetugas yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, yaitu: 1. Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, sebagai pengawas teknis berkeahlian khusus dari Depnaker. 2. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, sebagai ahli teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker. Sedangkan mengenai pihak-pihak dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 sebagai berikut: A. Kewajiban Pengusaha a. Terhadap pekerjaburuh yang baru masuk, pengusaha wajib menunjukkan dan menjelaskan hal-hal: - Tentang kondisi dan bahaya yang dapat timbul dilingkungan kerja. - Semua alat pengaman dan pelindung yang digunakan. - Cara dan sikap yang aman dalam melakukan pekerjaan. - Memeriksakan kesehatan, baik fisik maupun mental pekerja yang bersangkutan. b. Terhadap pekerjaburuh yang telah atau sedang dipekerjakan: - Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan kerja, penanggulangan kebakaran, pemberian P2K3 dan peningkatan usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 pada umumnya. - Memeriksa kesehatan pekerja secara berkala. 39 - Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan untuk tempat kerja yang bersangkutan bagi seluruuh pekerjaburuh. - Memasang gambar dan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 serta bahan pembinaan lainnya di tempat kerja sesuai petunjuk pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. - Melaporkan setiap peristiwa kecelakaan kerja termasuk peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja yang terjadi di tempat kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja. - Membayar biaya pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 ke Kantor Pembendaharaan Negara setempat setelah mendapat penetapan besarnya biaya oleh Kantor Wilayah Departement Tenaga Kerja setempat. - Menaati semua persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, baik yang diatur dalam undang-undang maupun yang ditetapkan oleh pegawai pengawas. B. Kewajiban dan Hak PekerjaBuruh - Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. - Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan. - Memenuhi dan menaati persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang berlaku di tempat kerja yang bersangkutan. 40 C. Hak pekerjaburuh : - Meminta kepada pemimpin atau pengurus perusahaan agar dilaksanakan semua syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang diwajibkan di perusahaan yang bersangkutan. - Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan, apabila syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 serta alat pelindung diri yang diwajibkan tidak dipenuhi, kecuali dalam toleransi khusus yang ditetapkan lain oleh pegawai pengawas. 60

2.2.3 Penyelenggaraan perlindungan hukum di bidang teknis tenaga kerja