28
b Pembentukkan dewan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan didorong dengan sedemikian rupa, terutama pada perusahaan-perusahaan
yang banyak menggunakan tenaga kerja serta kegiatan-kegiatan yang menimbulkan bahaya.
c Kerjasama diantara instansi pemerintahan dalam pelaksanaan pengawasan agar dapat lebih ditingkatkan, yang dalam hal ini melingkupi mutu dan
jumlah pengawas kesehatan dan keselamatan kerja. d Norma-norma kesehatan dan keselamatan kerja, baik norma umum
maupun norma teknis akan lebih disempurnakan, dimana norma-norma umum menyangkut antara lain : waktu kerja, istirahat kerja, kerja lembur,
pendayagunaan tenaga kerja wanita dan tenaga kerja usia muda, sedangkan norma-norma teknis menyangkut penggunaan alat-alat mesin dan bukan
mesin serta bahan baku dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatkan kerja.
47
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari adanya perlindungan hukum adalah untuk menciptakan suasana hubungan hukum antar subjek hukum secara
harmonis, seimbang, damai dan adil.
2.1.3 Jenis dan bentuk perlindungan hukum
Menurut Philipus M Hadjon, perlindungan hukum bagi rakyat meliputi dua hal, yakni : pertama, perlindungan hukum preventif, yakni bentuk
perlindungan hukum dimana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat
47
Ibid ,h.129
29
bentuk yang definitif. Kedua, perlindungan hukum represif, yakni bentuk perlindungan hukum yang lebih ditujukan dalam penyelesaian sengketa. Secara
konseptual, perlindungan hukum yang diberikan bagi rakyat Indonesia merupakan implementasi atas prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan
martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila.
48
Berkaitan dengan jenis perlindungan hukum yang diberikan terhadap tenaga kerja yakni, menurut Soepomo dalam buku Asikin,
perlindungan tenaga kerja dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
penghasilan yang cukup, temasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
2. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak
untuk berorganisasi. Menurut World Bank yaitu : “social protection includes all actions intended to review assist individuals, households and
society hearts various risks facing life” Perlindungan sosial mencakup semua tindakan yang dimaksudkan untuk membantu individu, rumah
tangga dan masyarakat dalam menghadapi resiko kehidupan.
49
3. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja.
50
48
Status Hukum Art In The Sciene of Law, Perlindungan Hukum, 2014, URL:http:statushukum.comperlindungan-hukum. Html diakses pada tanggal 21 oktober 2015
49
World Bank, 2000, World Bank, Social Risk Management : A New Conceptual Framework for Social Protection, World Bank, Washington, D.C., h.5
50
Abdul Khakim II, op,cit, h. 106
30
Adapun bentuk perlindungan hukum menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan meliputi :
a. Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja b. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerjaburuh untuk berunding dengan
pengusaha, dan mogok kerja. c. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Perlindungan khusus bagi pekerjaburuh perempuan, anak dan penyandang cacat.
e. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan dan jaminan sosial tenaga kerja f. Perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.
51
Telah diuraikan di atas, bahwa salah satu objek dari perlindungan tenaga kerja adalah Perlindungan khusus yang diberikan terhadap perempuan, anak dan
penyandang cacat berdasarkan UU Ketenagakerjaan. Berikut akan di uraikan perlindungan khusus yang diberikan yaitu sebagai berikut :
a. Perlindungaan pekerjaburuh perempuan 1. Pengusaha dilarang mempekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan
07.00 terhadap pekerjaburuh perempuan yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya, apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00
51
Ibid.
31
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 wajib:
- Memberikan makanan dan minuman bergizi. - Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
Perlindungan terhadap pekerjaburuh perempuan tersebut diatas, dirumuskan dalam Pasal 71 ayat 1 sampai dengan ayat 4 UU Ketenagakerjaan.
a. Perlindungan anak 1. Pengusaha dilarang mempekerjakan anak Pasal 68 dapat dikecualikan
bagi anak berumur antara tiga belas tahun sampai dengan lima belas tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. 2. Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus
memenuhi persyaratan: - Izin tertulis dari orang tua atau wali .
- Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali. - Waktu bekerja maksimum tiga jam sehari.
- Dilakukan pada siang hari dan tidak menggangu waktu sekolah. - Keselamatan dan kesehatan kerja.
- Adanya hubungan kerja yang jelas. - Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama pekerjaburuh dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja pekerjaburuh
dewasa.
32
4. Anak dianggap bekerja bilamana berada di tempat kerja, kecuali dapat dibuktian sebaliknya.
5. Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan- pekerjaan yang terburuk, meliputi segala pekerjaan yakni dalam bentuk :
- Perbudakan dan sejenisnya - Yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak untuk
pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian. - Yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan anak untuk produksi
dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
- Dan yang membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral anak. Mengenai pengaturan perlindungan terhadap anak, telah di atur dalam
Pasal 68 sampai dengan Pasal 74. a. Perlindungan penyandang cacat
1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan.
Perlindungan tersebut seperti penyediaan aksesibilitas, pemberian alat kerja dan alat pelindungan diri. Sesuai dengan ketentuan Pasal 67 ayat 1
UU Ketenagakerjaan.
52
52
Abdul Khakim, op, cit. h. 111
33
2.2 Perlindungan Hukum Bidang Teknis Tenaga Kerja