1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam karya tulis ini teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah
metode library research
penelitian kepustakaan, yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku, situs internet, media massa,
dan kamus yang berkaitan dengan judul skripsi ini yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa
masalah-masalah yang dihadapi.
19
1.8.5 Teknik Analisa Bahan Hukum
Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan
memaparkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder apa adanya.
20
Bahan hukum primer dan sekunder yang terkumpul selanjutnya diberikan penilaian evaluasi yang disebut juga sebagai teknik evaluasi, kemudian
dilakukan interpretasi dan selanjutnya diajukan argumentasi. Teknik lainnya yang penulis gunakan adalah teknik Analisis, yaitu
pemaparan secara mendetail dari keterangan-keterangan yang didapat pada tahap sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga
keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan secara logis.
21
19
Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia UIPress, Jakarta, H. 21.
20
Ronny Hanitijo Soemitro, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet.II, Ghalia Indonesia, Jakarta, H.93.
21
Ibid.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN
BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN
2.1 Perlindungan Konsumen
2.1.1 Pengertian Konsumen
Sebagai suatu konsep, “konsumen” telah diperkenalkan beberapa puluh tahun lalu di berbagai negara dan sampai saat ini sudah puluhan negara memiliki
undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan kepada konsumen termasuk penyediaan sarana peradilannya. Sejalan dengan
perkembangan itu beberapa negara telah pula menetapkan hak-hak konsumen yang digunakan digunakan sebagai landasan pengaturan perlindungan konsumen
Internasional, yaitu International Organization of Cunsumer Union IOCU. Di Indonesia telah pula berdiri berbagai organisasi konsumen seperti Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia YLKI di Jakarta, dan organisasi konsumen lain di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan sebagainya.
1
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer Inggris- Amerika, atau consumentkonsument Belanda. Pengertian dari consumer atau
consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harfiah arti kata consumer adalah lawan dari produsen setiap orang yang menggunakan barang.
Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen
1
Nurmadjito, makalah Kesiapan Perangkat Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan Konsumen dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas, dalam buku Hukum
Perlindungan Konsumen, 2000, Mandar Maju, Bandung, H. 12.