1.6 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian mengenai Kedudukan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen dalam
Undang-Undang Perlindungan
Konsumen sebagaimana telah disinggung di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapaat
memberi manfaat sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang lebih baik kepada seluruh masyarakat di Indonesia bahwa untuk masalah sengketa
konsumen yang terjadi maka putusan yang dihasilkan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dapat memberikan kepastian hukum bagi konsumen.
1.6.2 Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi hukum, pemerintah, Departemen Perindustrian dan Perdagangan
serta para pelaku usaha dan seluruh masyarakat Indonesia selaku konsumen dari suatu produk barang dan atau jasa sehingga putusan dari Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen BPSK dapat mewujudkan harapan semua pihak, khususnya bagi pengguna produk barang dan atau jasa konsumen.
1.7 Landasan Teoritis
1.7.1 Teori Kepastian Hukum
Fungsi hukum adalah mengatur hubungan antara Negara atau masyarakat dengan warganya dan hubungan antara sesama warga masyarakat tersebut, agar
kehidupan dalam masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar. Hal ini
mengakibatkan bahwa tugas hukum adalah untuk mencapai kepastian hukum demi adanya ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Kepastian hukum
mengaharuskan diciptakannya peraturan umum atau kaidah hukum yang berlaku umum, agar tecipta suasana yang aman dan tentram dalam masyarakat, maka
kaidah termaksud harus di tegakkan serta di laksanakan dengan tegas. Untuk kepentingan itu, maka kaidah hukum tersebut di ketahui sebelumnya dengan pasti.
Kepastian hukum tidak perlu berarti bahwa untuk seluruh wilayah negara dalam segala hal hanya ada satu macam peraturan.
Kepastian hukum adalah kepastian oleh karena hukum dan kepastian dalam hukum itu sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa kepastian hukum harus
terwujud dalam peraturan atau regel belaka, akan tetapi mungkin juga terwujud dalam keputusan pejabat yang berwenang. Sebab dalam keadaan nyata, hukum
semata-mata berupa keputusan, sedangkan dalam keadaan berlakunya, hukum semata-mata merupakan peraturan.
8
1.7.2 Penafsiran Analogi
Penafsiran hukum adalah mencari dan menetapkan pengertian atas dalil- daalil yang tercantum dalam undang-undang sesuai dengan yang di kehendaki
serta yang dimaksud oleh pembuat undang-undang. Penafsiran analogis artinya memberi tafsiran pada sesuatu peraturan hukum dengan memberi ibarat kiyas
pada kata-kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya. Selain itu pula, penafsiran analogi selain memberi tafsiran pada suatu
peraturan hukum yang berlaku, penafsiran analogi juga dapat berarti penafsiran
8
Soerjono Soekanto, 1983, Penegakan Hukum, Bina Cipta, Jakarta, H. 74.
yang dilakukan dengan memberikan suatu kiasan atau ibarat pada kata-kata sesuai dengan asas hukumnya.
9
1.7.3 Asas Perlindungan Konsumen Dalam UUPK