26 memenuhi syarat kesehatan sebagai air yang layak diminum maksimlal 1 mgl dan
sisa khlor pada titik jarak terjauh minimal 0,2 mgl.
Tabel 3. Pengaruh Khlor Bebas pada Beberapa Tingkat Konsentrasi
Konsentrasi Khlor ppm
Dampak bagi Kesehatan
3,5 Mengganggu indra pembau
15 Iritasi pada mata
30 Menimbulkan batuk
60 Membahayakan
Sumber : R. Mursyid, 1991 dalam Elma, Rony, dan Chairul, 2015: 36 Senyawa khlor yang sering digunakan sebagai disenfektan adalah hypoklorit
dari kalsium dan natrium, kloramin, khlor dioksida, dan senyawa kompleks dari khlor. Senyawa khlor dalam air akan bereaksi dengan senyawa organik maupun
anorganik tertentu membentuk senyawa bau. Beberapa bagian khlor akan tersisa yang disebut dengan sisa khlor Asmadi, dkk, 2011: 95-96
5. Cara Kerja Khlorin dalam Membunuh Kuman
Khlorin didalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian dinetralisasi oleh sifat basa dari air sehingga akan terurai menjadi ion hidrogen
dan ion hipoklorit. Khlorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit HOC1 dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit OC1’.
Klorin dapat bekerja efektif sebagai disenfektan jika berada dalam air dengan pH
27 sekitar 7. Apabila nilai pH air lebih dari 8,5 maka 90 dari asam hipoklorit
tersebut akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, manfaat desinfektan yang dimiliki klorin menjadi lemah atau berkurang Arif
Sumantri 2010: 47. Menurut Asmadi, dkk, 2011: 94 senyawa khlor dapat mematikan
mikroorganisme dalam air. Penambahan khlorin dalam air akan memurnikan air dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun
demikian proses tersebut banyak akan berlangsung bila khlorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat
bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh khlorin. Proses khlorinasi terjadi dengan penambahan khlor pada air yang
mengandung senyawa nitrogen yang akan membentuk senyawa kloramine disebut khlor terikat. Pembentukan khlor terikat ini tergantung pada pH, pada pH normal
khlor terikat NCl
3
tidak akan terbentuk kecuali jika break point klorination telah terlampaui. Pada air yang bebas senyawa organik akan terbentuk khlor bebas yaitu
asam hipoklorus HOCl dan ion hipoklorit OCl yang berfungsi dalam proses disenfeksi. Kondisi optimum untuk proses disenfeksi adalah jika hanya terdapat
HOCl, adanya OCl akan kurang menguntungkan. Kondisi optimum ini akan tercapai pada pH 5 Asmadi, dkk, 2011: 96.
Urutan tahap klorinasi menurut Hartomo dan Widiatmoko 1994: 31: 1 Penguraian khlor oleh reduktor belum nampak ada residu khlor.
2 Terbentuk kompleks organik.
28 3 Terjadi reaksi dengan ammonia senyawa bernitrogen, membentuk
kloroamina. 4 Penguraian khloroamina khloroorganik.
5 Terbentuk khlor bebas dan kompleks kloorganik sesudah breakpoint titik terendah penurunan residu karena reaksi tahap 4.
Proses klorinasi yang mengandung bahan-bahan organik dengan konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen organik yang mudah
menguap, volatile halogenated organics, bisa disingkat dengan VHO. Senyawa- senyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan dalam bentuk trihalomethane
THM. Proses klorinasi baik dengan gas klorin, natrium hipoklorit NaClO, maupun dengan klor dioksida ClO
2
ditemukan adanya senyawa THM. Sebelum mengalami proses klorinasi, kendungan bahan organik air tersebut telah
dihilangkan dan hasil analisis sebelumnya menunjukkan ketiadaan THM. Kadar THM maksimum yang terdeteksi adalah 41,8 ugL. Beberapa jenis desinfektan
alternatif yang menghasilkan THM dalam konsentrasi yang sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali yaitu klorin bebas, klorin dioksida, kloramin dan
ozon Arif Sumantri, 2010: 49-51.
6. Coliform