Distribusi Air ke Pelanggan

36 fecal . Bakteri golongan coli non fekal tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42 C, sedangkan golongan coli fecal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42 C. Standar Nasional Indonesia SNI mensyaratkan tidak adanya Coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency USEPA lebih longgar persyaratan uji Coliform mengingat Coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan presenceabsence test untuk Coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5 boleh mengandung Coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung Coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Namun berdasarkan Permenkes No. 492MenkesPerIV2010 untuk air minum kandungan Coliform 0 per 100 ml air.

10. Distribusi Air ke Pelanggan

Sistem distribusi air bersih adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan bila diperlukan, dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah reservoir distribusi, digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari 37 suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi kontinuitas pelayanan, serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Air yang sudah jernih dan aman akan dalirkan melalui pipa- pipa ke rumah konsumen. Proses distribusi ini perlu diperhatikan adanya waktu- waktu dalam sehari dimana pemakaian air memuncak dan menurun. Cuaca yang panas atau dingin akan mempengaruhi fluktuasi Arif Sumantri, 2010: 51 Faktor yang ditambahkan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Menurut Kamala, 1999: l97 suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem yaitu: 1 Continuous system, dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya. 2 Intermitten system, dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air 38 dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter pemadam kebakaran akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini.

B. Kerangka Berpikir

Kualitas air minum di Indonesia memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Permenkes No. 736MenkesPerVI2010 mengenai baku mutu sisa khlor pada air jaringan perpipaan serta Pemenkes No.492MenkesPerIV2010 yang merupakan persyaratan air minum jika dilihat dari kandungan bakteriologinya, karena itu dilakukan pengujian Coliform dan Escherichia coli pada sampel air hasil pengolahan PDAM Bantul Instalasi Kamijoro yang dikonsumsi masyarakat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu jarak perpipaan distribusi air, sisa khlor, jumlah Coliform, dan E.coli.